Teori Sikap Landasan Teori .1. Peran Penyuluh Pertanian

Penyuluh bertugas menyampaikan hasil temuan lembaga penelitian kepada petani.Sebaliknya, petani berkewajiban melaporkan pelaksanaan penerapan hasil temuan lembaga penelitian yang dianjurkan tersebut sebagai penghubung, selanjutnya penyuluh menyampaikan hasil penerapan teknologi yang dilakukan oleh petani kepada lembaga penelitian yang terkait sebagai bahan referensi lebih lanjut. Menurut Suhardiyono 1992, para penyuluh memiliki peran antara lain sebagai organisator dan dinamisator serta pelatih teknisi. Sebagai organisator dan dinamisator, para penyuluh lapangan harus mengajak petani untuk membentuk suatu kelompok-kelompok tani dan mengembangkan menjadi suatu lembaga ekonomi dan sosial yang memiliki peran dalam mengembangkan masyarakat sekitarnya. Sebagai teknisi, seorang penyuluh harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis yang baik karena pada suatu saat akan diminta petani memberikan saran maupun demonstrasi kegiatan usahatani yang bersifat teknis. Tanpa adanya pengetahuan dan keterampilan teknis yang baik maka akan sulit untuk memberikan pelayanan jasa konsultan yang diminta petani.

2.2.2. Teori Sikap

Perkembangan kelompok tani dipengraruhi oleh sikap anggota kelompok tani terhadap peran penyuluh pertanian.Sikap yang dimiliki seseorang memberikan corak pada perilaku atau tindakan orang yang bersangkutan Walgito, 2006. Krech dan Crutchfield dalam Walgito 2006, mengatakan bahwa perilaku seseorang akan diwarnai atau dilatarbelakangi oleh sikap yang ada pada orang yang bersangkutan. Para ahli psikologi sosial memberikan pengertian tentang sikap yang sedikit berbeda-beda namun pada dasarnya semuanya bertujuan untuk Universitas Sumatera Utara mengetahui prilaku seseorang.Walgito 2006 mendefinisikan sikap adalah suatu organisasi yang mengandung pendapat, pengetahuan, perasaan, keyakinan tentang sesuatu yang sifatnya relatif konstan pada perasaan tertentu dan memberikan dasar untuk berperilaku. Menurut E. B. Harlock Istiwidayanti dan Soejarwo, 1991 , perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri Iskandar Wiryokusumo, 2011. Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu.Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa objek. Sikap diarahkan kepada benda- benda, orang, peristiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain- lain Soetarno 1994.Morgan dalam Dhambea, 2010 merumuskan bahwa sikap sebagai tendensi untuk memberikan reaksi yang positif menguntungkan atau reaksi yang negatif tidak menguntungkan terhadap orang-orang, obyek atau situasi tertentu.Dalam hal ini, Sarlito 2009 menjelaskan bahwa dalam sikap positif, kecenderungan tindakan Universitas Sumatera Utara adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.Sedangkan dalam sikap negatif, kecenderungan tindakan adalah untuk menjauhi, menghindari, membenci, atau tidak menyukai obyek tertentu.Sikap juga didefinisikan sebagai reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek Soekidjo Notoatmojo, 1997. Pendapat di atas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Marvin dan Jack dalam Uno, 2012 bahwa sikap seperti halnya motivasi, bukanlah tingkah laku tetapi mendorong timbulnya tingkah laku.Lebih lanjut Marvin dan Jack menjelaskan ada 4 kategori umum tingkah laku yang mungkin disebabkan oleh sikap, yaitu pendekatan positif positive approach, pendekatan negatif negative approach, penghindaran positif positive avoidance, dan penghindaran negative negative avoidance.Pendekatan positif terjadi bila seseorang menyenangi obyek sikap yang bersangkutan, sedangkan pendekatan negatif terjadi bila seseorang tidak menyenangi obyek tersebut dan bertindak negatif terhadapnya.Misalnya, masa bodoh, merusak, mengabaikan, menyerang, dan sebagainya.Sedangkan penghindaran negatif terjadi bila seseorang menjauhi obyek dengan rasa benci, takut, atau menolaknya mentah-mentah. Penghindaran positif bila seseorang menjauhi suatu obyek atau situasi tertentu dengan cara yang baik-baik

2.3 Kerangka Pemikiran