Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kapasitas Teknis

Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui bahwa rata- rata kemampuan kelompok tani sampel dalam pengendalian dan pelaporan kegiatan kelompok tani telah mencapai 34. Rata- rata peran penyuluh sebagai pembimbing dalam pengendalian dan pelaporan kegiatan kelompok tani mencapai 84.Peran penyuluh pertanian dapat dikatakan baik namun belum maksimal, hal ini mengindikasikan adanya hambatan- hambatan yang menyebabkan peran penyuluh pertanian di Kecamatan Barusjahe belum maksimal.Berdasarkan pernyataan beberapa penyuluh, kurangya tenaga dan butuhnya waktu yang cukup lama dalam mengevaluasi aspek- aspek diatas menjadi kendala tersendiri bagi penyuluh, namun bila dibutuhkan, penyuluuh menyatakan bersedia membimbing kelompok tani.

6.1.2 Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kapasitas Teknis

Kelompok Tani. Peningkatan kapasitas teknis dalam pelaksanaan usaha tani serta memfasilitasi oprasional kelompok haruslah diupayakan penyuluh bagi petani- petani yang tergabung dalam kelompok tani.Karena memiliki kemampuan teknis yang baik merupakan salah satu tujuan pemberdayaan kelompok tani. Fungsi dari peningkatan kapasaitas teknis adalah sebagai upaya peningkatan produktifitas usaha tani anggota kelompok .Sebagai teknisi, penyuluh petanian di Kecamatan Barusjahe telah melakukan penyuluhan bagi kelompok tani dalam 1 tahun terakhir, contohnya adalah : a. Cara penggunaan jamur Mikroderma dalam menghindari penyakit layu daun pada tanaman cabe. b. Penerapan penanaman padi sistem legowo Universitas Sumatera Utara c. Penanaman bibit kopi organik. d. Penanaman kentang. e. Cara membuka rekening dan peminjaman uang pada Bank. Untuk melihat bagaimana peran penyuluh dalam pelaksanaan kegiatan kelompok tani, disajikan dalam bentuk Tabel sebagai berikut : No Variabel Skor Interpretasi 1 Pelaksanaan sosialiasi kegiatan 71 Tinggi 2 Melaksanakan proses pembelajaran 69 Tinggi 3 Pelaksanaan kegiatan usaha tani 69 Tinggi 4 Pemantauan kesinambungan produktivitas 59 Sedang 5 Penerapan teknologi yang direkomendasikan 79 Tinggi 6 Pemupukan dan penguatan modal usaha 65 Sedang 7 Pelaksanaan pemanfaatan sumberdaya 59 Sedang 8 Pelaksanaan pelestarian lingkungan 59 Sedang 9 Mengembangkan keterampilan dan keahlian anggota dan pengurus kelompok tani 69 Tinggi 10 Pengembangan kerjasama dengan mitra 55 Sedang 11 Pengembangan fasilitas sarana kerja 63 Sedang 12 Pengembangan kemampuan teknis kelompok tani 62 Sedang Rata- rata Sedang Sumber : Lampiran 5 Diolah, 2016 Sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani merepakan kegiatan- kegiatan yang direkomendasikan pemerintah.Contoh kegiatan yang dilakukan kelompok tani atas rekomendasi pemerintah dalam satu tahun terakhir adalah UPSUS jagung, penanaman kopi organik dan pengolahan pupuk organik. Dalam kegiatan tersebut, penyuluh berperan penuh dalam mensosialisasikannya, hal ini dilakukan dengan mengedarkan surat undangan kepada seluruh kelompok maupun komunikasi langsung kepada pengurus dan anggota kelompok tani. Dengan harapan informasi tersebut dapat diketahui oleh seluruh anggota kelompok Tabel 19.Penyuluh Sebagai Teknisi dan Penghubung dalam Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Tani Universitas Sumatera Utara tani.Selain itu, penyuluh juga berperan aktif dalam melaksanakan proses belajar ,proses pelaksanaan kegiatan maupaun rekomendasi teknologi. Hal ini ditunjukan oleh kehadiran penyuluh sebagai teknisi dalam proses pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan di lapangan. Dengan terlaksananya kegiatan- kegiatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyuluh pertanian Kecamatan Barusjahe telah berusaha sebaik mungkin dalam upaya meningkatkan kemampuan teknis kelompok tani dalam berusaha tani.Kesimpulan tersebut juga diperkuat dengan hasil interpretasi sekor peran penyuluh pertanian yakni “tinggi” dalam mengembangkan keterampilan dan keahlian anggota dan pengurus kelompok tani. Rekomendasi teknologi yang terlaksana pada tahun 2015 adalah pembuatan pupuk organik menggunakan mesin giling dengan bahan utama kotoran ternak. Dalam kegiatan tersebut, penyuluh berperan sebagai penghubung antara kelompok tani dan Dinas Pertanian, dimana pihak Dinas Pertanian yang memberikan penyuluhan tentang cara penggunaan dan perawatan mesin giling tersebut kepada kelompok tani. Untuk aspek lainnya, peran penyuluh pertanian dikategorikan “sedang” .Hal ini disebabkan prioritas utama penyuluh pertanian di Kecamatan Barusjahe adalah mensuskseskan kegiatan- kegiatan dan rekomendasi dari pemerintah.Penyuluh berperan pasif dengan memberi bantuan pada aspek seperti Pemupukan dan penguatan modal usaha, pelaksanaan pemanfaatan sumberdaya, pelaksanaan pelestarian lingkungan, pengembangan kerjasama dengan mitra, serta pengembangan fasilitas sarana kerja hanya bila diminta oleh kelompok tani. Universitas Sumatera Utara Untuk melihat seberapa besar kemampuan yang telah dimiliki kelompok tani, dan bagaimana persentase peran penyuluh pertanian sebagai teknisi dan penghubung bagi kelompok tani dalam pelaksanaan kegiatan kelompok tani, disajikan pada tabel berikut : No Kelompok Tani Skor Kemampuan Skor Peran Penyuluhan PPL Pengurus Poktan 1 Pengurus Poktan 2 Rata- rata 1 Lengat Karang Pulo 25 97 75 69 80 2 Maju Bersama 24 97 78 78 84 3 Simulih Karabeun 23 97 69 83 83 4 Sabah Paya 21 97 75 69 80 5 Merga Silima 26 97 78 75 83 6 Arabika Mulana 27 82 72 77 7 Guaninta 19 83 78 78 80 8 Arih Ersada 23 67 75 71 9 Juma Simbelang 19 69 83 76 Rata- rata 25 87 76 75 79 Sumber : Diolah dari Lampiran 7 Berdasarkan Tabel 20, dapat diketahui bahwa rata- rata pencapaian kelompok tani dalam pelaksanaan kegiatan telah mencapai 25, hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan kegiatannya masih kurang. Rata- rata peran penyuluh pertanian sebagai teknisi maupun sebagai penghubung dalam usaha mengembangkan kemampuan kelompok tani melaksanakan kegiatannya adalah sebesar 79.Angka tersebut mengindikasikan bahwa peran penyuluh pertanian sudah baik, namun belum maksimal.Secara keseluruhan, hasil pengamatan dan analisis terhadap peran penyuluh pertanian dalam pengembangan kapasitas managerial maupun teknis kelompok tani di Kecamatan Barusjahe dinilai “sedang”.Sebagian besar peran penyuluh dalam aspek pengembangan kelompok tani belum terlaksana dengan maksimal. Namun menurut pernyataan Tabel 20.Persentase Pencapaian Kelompok Tani dan Peran PPL dalam Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Tani. Universitas Sumatera Utara penyuluh, pengembangan kelompok tani merupakan hal yang penting, namun penyuluh memiliki keterbatasan tenaga dan waktu untuk membina seluruh kelompok tani yang ada..Dengan dibinanya 2 sampai 3 saja kelompok tani yang mau menjadi mitra penyuluh, diharapkan kelompok tani lainnya termotivasi dan berupaya meningkatkan kemampuan mereka bukan hanya untuk mengaharapkan bantuan dari pemerintah.Langkah ini telah dilakukan dan terbukti berhasil pada Desa Bulan Jahe.Bapak Sukses Sitepu selaku penyuluh di desa tersebut menyatakan bahwa yang paling menentukan perkembangan kelas kelompok tani adalah sumber daya manusia yang menjalankan kelompok itu sendiri. Penyuluh sebagai pihak diluar kelompok hanya mampu memberikan masukan dan ide- ide untuk perkembangan kelompok, selanjutnya adalah keputusan kelompoklah yang menentukan akan dilaksanakan atau tidak. Pada tahun 2010 Bapak Sukses Sitepu dan Sekertaris Desa Bulan Jahe membantu pembentukan kelompok tani Lengat Karang Pulo. Menurut penuturan Bapak Sitepu, kelompok tani tersebut memiliki SDM yang sadar akan pentingnya kelompok tani dan selalu melaksanakan arahan- arahan penyuluh, bahkan kelompok tani Lengat Karang Pulo secara rutin setiap bulannya mengadakan iuran untuk mengisi kas kelompok. Sebagian besar dana kas tersebut dipergunakan bagi anggotanya yang membutuhkan modal untuk berusaha tani. Keberhasilan kelompok ini mensejahterakan anggotanya memotivasi petani lain untuk membentuk kelompok tani sehinnga pada tahun 2013, tercatat terdapat 5 kelompok tani yang berhasil mencapai kelas Lanjutan. Kurangnya motivasi dan belum dirasakannya manfaat kelompok tani bagi anggotanya mengakibatkan perkembangan kelas kelompok tani di desa lain pada Kecamatan Barusjahe terhambat. Universitas Sumatera Utara Bapak Pasaribu selaku Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Barusjahe menyatakan bahwa kinerja para penyuluh pertanian sudah cukup baik dalam upaya meningkatkan kelas kelompok tani, karena perkembangan kelompok tani adalah salah satu tanggung jawab penyuluh pertanian. Namun SDM di dalam kelompok tani itu sendirilah yang seharusnya berperan besar dalam mengembangkan kelompoknya.Untuk melihat perbandinganpersentase pencapaian kelompok tani dalam upaya pengembangan berdasarkan Aspek Penilaian Kemampuan Kelompok Tani yang dilaksanakan oleh Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Barusjahe pada tahun 2013, dengan persentase peran penyuluh pertanian yang dianalisis pada penelitian ini, disajikan pada tabel berikut ini : No Aspek Penilaian Kemampuan Kelompok Tani Sampel Pencapaian Rata- Rata Peran Penyuluh Pertanian Lengat Karang Pulo Maju Bersama Simulih Karabeun Sabah Paya Merga Silima Arabika Mulana Guaninta Arih Ersada Juma Simbelang 1 Merencanakan Kegiatan 46,00 41,00 45,00 26,00 47,00 23,00 36,50 25,50 17,00 34,11 78,20 2 Mengorganisasikan Kegiatan 31,00 25,00 22,00 20,00 29,00 32,00 31,00 11,00 18,00 24,33 73,00 3 Kemampuan Melaksanakan Kegiatan 39,75 24,00 23,00 20,75 26,25 27,00 19,25 22,75 18,75 24,61 77,40 4 Kemampuan Melakukan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan 79,33 8,67 37,33 26,00 32,00 26,67 38,00 38,00 24,00 34,44 82,41 Rata- rata 49,02 24,67 31,83 23,19 33,56 27,17 31,19 24,31 19,44 29,38 77,75 Sumber :Lampiran 7 Diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 21, dapat diketahui bahwa penyuluh di Kecamatan Barusjahe telah melaksanakan perannya sebanyak 77,75 dari seluruh aspek pengembangan kelompok tani. Namun rata- rata kelompok tani, hanya mampu memenuhi 29,38 dari seluruh aspek pengembangan yang harus dipenuhi kelompok tani. Dapat Tabel 21. Persentase Pencapaian Kelompok Tani dan Peran PPL dalam Pengembangan Kapasitas Teknis dan Menegerial Kelompok Tani. Universitas Sumatera Utara dilihat, aspek pengorganisasian kegiatan merupakan aspek dengan pencapaian paling kecil yakni hanya 24,33 . Hal ini disebabkan karena pengurus maupun penyuluh Kecamatan Barusjahe belum mampu menumbuhkembangkan kehadiran anggota dalam pertemuan musyawarah, menumbuhkembangkan kehadiran anggota dalam kegiatan kelompok dan menumbuhkembangkan ketaatan peraturan pada anggota kelompok.Sebagian besar pengurus kelompok tani menyatakan bahwa anggotanya hanya mau berkumpul dalam kegiatan yang bersifat bantuan dari pemerintah, contohnya pembagian bibit jagung, cabai,kopi organik dan lembu pada tahun 2015. Sedangkan untuk melakukan rapat musyawarah dan kelas belajar, anggota kelompok tani masih sangat sulit dikumpulkan. Dari Tabel 21 juga dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh kelompok tani yang menjadi sampel pada penelitian ini belum mampu memenuhi sebagian besar aspek yang harus dimiliki kelompok tani untuk bisa berkembang dan meningkatkan kelas kelompok taninya. Berdasarkan Tabel 21, dapat disimpulkan pula bahwa semakin besar persentase peran yang dilakukan penyuluh, semakin besar pula persentase pencapaian kemampuan kelompok tani. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil uji korelasi Lampiran 14 yang menggunakan persamaan Korelasi Pearson Sugiono, 2008 dimana Y adalah persentase skor kemampuan dan X adalah persentase rata- rata peran penyuluh, sehingga dihasilkan nilai r = 0,471, yang menunjukkan adanya hubungan liner yang positif dengan tingkat hubungan “cukup kuat”, mengindikasikan peran penyuluh pertanian cukup kuat untuk meningkatkan kelas kelompok tani. Hubungan korelasi paling rendah terdapat pada aspek pengorganisasian kegiatan, yang memiliki nilai r = 0,147, hal ini disebabkan peran Universitas Sumatera Utara penyuluh tidak terlalu mempengaruhi keputusan- keputusan internal kelompok tani. Dimana kepustusan seperti pemilihan pengurus, peraturan kelompok, serta aturan tertulis disepakati melalui musyawarah maupun rapat kelompok.Penyuluh hanya berperan bila dibutuhkan kelompok tani dalam pengorganisasian kegiatan.Dari kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa bila penyuluh pertanian di Kecamatan Barusjahe mampu menigkatkan perannya, kelompok tani binaannya berpeluang meningkat kelas kemampuannya. Data hasil analisis menggunakan alat statistik nonparametik dengan metode skoring, peneliti menginterpretasikan peran penyuluh pertanian dalam pengembangan kapasitas managerial dan teknis kelompok tani adalah “sedang” dengan total skor rata- rata 114,53. Banyaknya tugas dan kurangnya tenaga penyuluh untuk membimbing seluruh kelompok tani yang ada di Kecamatan Barusjahe mengakibatkan peran penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompok tani belum maksimal.

5.2 Sikap Anggota Kelompok Tani Terhadap Peran Penyuluh Pertanian