Hambatan Yang Dihadapi Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani

5.3 Hambatan Yang Dihadapi Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani

Dalam upaya pengembangan kelas kelompok tani di Kecamatan Barusjahe, penyuluh pertanian setempat memiliki beberapa hambatan dalam menjalankan perannya, hambatan- hambaratan tersebut menyebabkan perkembangan kelompok tani menjadi terhambat. Berikut adalah hambatan- hambatan penyuluh pertanian Kecamatan Barusjahe dalam menjalankan perannya untuk mengembangkan kelompok tani : 1. Kesadaran pengurus dan anggota kelompok tani masih rendah untuk mengembangkan kelompok taninya. 2. Anggota kelompok tani sulit untuk dikumpulkan karena masih banyak anggota kelompok tani yang belum merasakan manfaat dari kelompok tani. 3. Kelompok tani yang terbentuk berdasarkan domisi mengakibatkan kesulitan dalam merencanakan dan melaksanakan program penyuluh untuk kelompok tani yang memiliki komoditi dan areal lahan yang tidak pada satu hamparan. 4. Jumlah tenaga penyuluh yang kurang untuk membimbing seluruh kelompok tani yang ada di Kecamatan Barusjahe. 5. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan penyuluhan masih belum memadai. Sarana dan prasarana yang dimiliki kantor dan perlengkapannya, kendaraan, alat bantuperaga penyuluhan belum sesuai dengan jumlah dan jenis yang dibutuhkan. 6. Belum terlaksananya kembali penilaian kemampuan kelompok tani dari Dinas Pertanian, dimana pada saat ini suadah ada bebrapa kelompok tani yang dinilai penyuluh sudah dapat berada pada kelas “ Lanjutan.” Universitas Sumatera Utara Gambaran hambatan- hambatan yang dihadapi penyuluh pertanian di Kecamatan Barusjahe ini merupakan hasil dari wawancara langsung dengan para penyuluh pertanian. Hambatan terbesar menurut penyuluh adalah sulitnya mengumpulkan anggota kelompok tani untuk sama- sama melaksanakan kelas belajar. Kurangnya kesadaran dan masih banyaknya anggota yang merasa belum mendapatkan manfaat berkelompok tani menjadi tantangan bagi penyuluh pertanian Kecamatan Barusjahe dalam upaya pengembangan kelompok tani. Universitas Sumatera Utara 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Peran penyuluh pertanian dalam pengembagan kapasitas managerial dan teknis kelompok tani adalah “sedang”, yang dilnilai berdasarkan aspek perencanaan kegiatan, pengorganisasian kegiatan, pelaksanaan dan pengembangan kapasitas teknis, serta pengendalian dan pelaporan kegiatan kelompok tani. 2. Sikap anggota kelompok tani “positif” terhadap peran penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompok tani. 3. Hambatan- hambatan penyuluh pertanian dalam upaya pengembangan kelompok tani: a Kesadaran pengurus dan anggota kelompok tani b Minat berkelompok c Kelompok tani terbentuk berdasarkan domisili d Jumlah tenaga penyuluh. e Sarana dan prasarana pendukung kegiatan penyuluhan. f Pelaksanaan penilaian kemampuan kelompok tani.

6.2 Saran Kepada Penyuluh

1. Penyuluh diharapkan memperkenalkan kelompok tani yang telah berhasil mencapai tingkat madya atau utama untuk membantu mengubah pola pikir kelompok tani di Kecamatan Barusjahe agar termotivasi untuk meningkatkan kemampuan kelompok taninya. Universitas Sumatera Utara