Belanja Tidak Langsung Belanja Daerah

Menurut Renyowijoyo 2010 : 175, belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Perlindungan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dimaksudkan untuk diwujudkan dalam bentuk pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Belanja daerah harus mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolok ukur kinerja, dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan perundang-undangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, belanja dikelompokkan menjadi: a. Belanja tidak langsung b. Belanja langsung

2.1.4.1 Belanja Tidak Langsung

Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Belanja Pegawai  Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah PNSD.  Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon PNSD  Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai Universitas Sumatera Utara  Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala DaerahWakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD  Penganggaran tambahan penghasilan PNSD  Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah  Tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD yang bersumber dari APBN b. Belanja Bunga Bagi daerah yang belum memenuhi kewajiban pembayaran bunga pinjaman, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang supaya dianggarkan pembayarannya dalam APBD. c. Belanja Subsidi Pemerintah daerah dapat menganggarkan belanja subsidi kepada perusahaanlembaga tertentu yang menyelenggarakan pelayanan publik, antara lain dalam bentuk penugasan pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Umum Public Service Obligation. Belanja Subsidi tersebut hanya diberikan kepada perusahaanlembaga tertentu agar harga jual dari hasil produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas. Perusahaanlembaga tertentu yang diberi subsidi tersebut menghasilkan produk yang merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Universitas Sumatera Utara d. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD mempedomani peraturan kepala daerah yang telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah dan bantuan sosial. e. Belanja Bagi Hasil Pajak  Penganggaran Dana Bagi Hasil Pajak Daerah yang bersumber dari pendapatan pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupatenkota harus mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.  Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, pemerintah kabupatenkota menganggarkan belanja Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah kepada pemerintah desa paling sedikit 10 sepuluh per seratus dari pajak daerah dan retribusi daerah kabupatenkota.  Pendapatan Bagi Hasil Pajak Daerah dari pemerintah provinsi untuk pemerintah kabupatenkota dan pendapatan Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dari pemerintah kabupatenkota untuk pemerintah desa dalam APBD harus diuraikan ke dalam daftar nama pemerintah kabupatenkota. f. Belanja Bantuan Keuangan  Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupatenkota dapat menganggarkan bantuan keuangan kepada pemerintah daerah lainnya yang didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal, Universitas Sumatera Utara membantu pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang tidak tersedia alokasi dananya danatau menerima manfaat dari pemberian bantuan keuangan tersebut.  Bantuan keuangan kepada partai politik dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan  Belanja bantuan keuangan tersebut harus diuraikan daftar nama pemerintah daerahdesa selaku penerima bantuan keuangan. g. Belanja Tidak Terduga Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan Realisasi Tahun Anggaran dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam, dan bencana sosial, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.

2.1.4.2 Belanja Langsung

Dokumen yang terkait

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Flypaper Effect Pada Unconditional Grant Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 45 80

Fenomena Fly Paper Effect Pada Dana Perimbangan Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

0 28 126

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Flypaper Effect Pada Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Alokasi Umum (Dau) Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

0 41 89

Flaypaper Effect pada Dana Alokasu umum (DAU),dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Daerah di Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 42 76

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 15

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

1 2 12