Jenis Novel Novel Sebagai Media Dakwah

33

BAB III DESKRIPSI NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA

TERE-LIYE

A. Sinopsis Novel Bidadari-Bidadari Surga

Sebuah keluarga dari pedalaman Sumtera, terselip dibalik rimbunnya hutan sumatera dengan keadaan yang tak teralu menguntungkan, lembah lahambay menjadi tempat dimulainya cerita ini. Mamak Lainuri dan anak tertuanya, Laisa atau kak Laisa yang dipanggil adik-adiknya, bekerja keras tidak hanya untuk bekal hidup tetapi juga untuk sekolah, sekolah keempat adik-adiknya. Tak seperti penduduk desa lainnya yang tidak tamat sekolah dasar. Ke empat adiknya Dalimunte, wibisana, ikanuri dan yashinta begitu beruntung memiliki kakak sebaik, setangguh, sekuat kak Laisa. Peran Laisa untuk keempat adiknya sangatlah berarti, ketika mamak Lainuri yang seorang janda yang ditinggal mati sang suami karena diterkam harimau di gunung kewalahan membiayai hidup dan sekolah anak-anaknya, Laisa gadis gimbal dan gempal ini rela meninggalkan sekolahnya demi kelangsungan hidup dan biaya sekolah adik-adiknya walaupun pada awalnya Mamak menolak kinginan Laisa, tetapi aisa tetap memaksa biarlah Laisa yang mengalah. Laisa sejak umur 12 tahun membantu Mamak bekerja di ladang di tengah panas terik matahari yang membuat kulitnya semakin menghitam. Laisa adalah anak dari mantan suami mamak yang pergi meninggalkannya, walau begitu kasih sayang mamak terhadapnya sama seperti anak Mamak lainnya, begitupun Laisa menyangi mamak seperti ibu kandungannya sendiri dan menyayangi adik-adiknya seperti sadara kandung. Laisa tidak hanya membantu Mamak mencari uang tetapi juga mengomeli, menyemangat, dan menginspirasi adik-adiknya. Tak pernah lelah Laisa untuk selalu mengajarkan adik-adiknya arti kerja keras, sepulang sekolah adik-adiknya wajib membantu mamak dan laisa untuk bekerja diladang, malam harinya tak lupa untuk mengaji kemudian belajar. Laisalah yang mengontrol kegiatan adik-adiknya. Itu semua dilakukan agar ke empat adiknya tidak menjadi pribadi yang manja dan sukses di masa depan. Dalimunte yang sukses menjadi Ilmuan besar, namanya begitu terkenal tak jarang orang menganalnya. Lembah lahambay memiliki sungai dengan cadas setinggi 5 meter menjadikan anugerah tersebut tak bisa dimafaatkan oleh masyarakat. Mereka pernah membuat kincir besar untuk mengangkat air sungai tersebut namun sayang hasilnya gagal. Dalimunte, satu-satu warga lahambay yang berhasil duduk di bangku kelas enam SD diam-diam membuat kincir-kincir, saat asyik dengan ‘proyek’nya tersebut, kak laisa yang sedang berjalan pulang melewati sungai bersama adik terkecilnya Yashinta tak sengaja melihatnya. Sontak sang kaka langsung memarahi dalimunte, ia seharunya sekolah malah sekarang berada di sungai pikir laisa dalimunte sedang bermain-main. Yashinta hanya terdiam walau tak tega melihat dalimunte di marah-marahi kak laisa. Yashinta dan kak laisa baru saja pulang dari dalam hutan untuk melihat anak berang-berang yang sangat lucu, yashinta jatuh cinta pertama pada alam hingga saat dewasa ia sukses menjadi ahli konservasi. Kincir-kincir lah yang akhirnya menjadi pemacu semangat Dalimunte untuk menjadi sukses. Saat Dalimunte mempresentasikan proyeknya tersebut banyak warga yang menolak tetapi kak Liasa yang akhirnya tahu apa yang dilakukan Dalimunte saat di sungai, ia membela Dalimunte “jika gagal semua akan sia-sia, tapi jika berhasil desa ini tak perlu lagi menggantungkan hidup pada air hujan demi ladang mereka”. Dalimunte merasa kakaknya bak malaikat yang menolong Dalimunte. Pengorbanan Laisa yang tanpa pamrih dan cinta yang sangat tulus kepada adik-adiknya memang luar biasa hingga nyawa pun dikorbankan, pengorbanan laisa yang datang bersama Dalimunte masuk kedalam hutan atau tepatnya sarang harimau Karena kedua adiknya Wibisana dan Ikanuri berniat kabur dari rumah menuju kota, sebelumnya Ikanuri telah menyakiti hati laisa dengan mengatakan bahwa ia bukan kakaknya Laisa hitam dan jelek sedangka ia putih. Tetapi laisa telah memaafkannya. Saat detik-detik terakhir keduanya akan menjadi santapan harimau laisa datang bersama dalimunte “puyang jangan makan mereka” puyang pergi” laiasa menghadang harimau tersebut dan menyuruh dalimunte membawa ikanuri dan wibisana untuk lari. Rupanya Tuhan tidak mengijinkan harimau tersebut untuk membunuh laisa. Laisa yang sebenarnya juga ketakutan tetapi tetap menghadang harimau tersebut. Entah karena kekuatan apa Harimau tersebut akhirnya pergi.

Dokumen yang terkait

EKRANISASI NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE DAN FILM “BIDADARI-BIDADARI SURGA”: KAJIAN HUMANIORA

7 57 106

NOVEL BIDADARI BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN)

7 150 223

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Aspek Sosial Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 12

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Aspek Sosial Dalam Novel Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 14

KOHESI GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL “BIDADARI-BIDADARI SURGA” KARYA TERE LIYE.

0 1 14

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE: Tinjauan Struktural, Nilai Pendidikan, dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Surakarta.

1 1 15

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 138

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA DARWIS TERE LIYE - Raden Intan Repository

0 0 110

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE DAN KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA

0 1 130

KECEMASAN DAN KONFLIK TOKOH LAISA DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE : KAJIAN PSIKOANALISIS SOSIAL KAREN HORNEY - Repository UNRAM

0 1 30