Gabungan Hasil Karakterisasi XRD Pada Sampel BaNi

Gambar 4.21 Hasil Karakterisasi XRD Bahan BaNixAl 6-x Fe 6 O 19 Hasil identifikasi fasa menunjukkan bahwa sampel BaNi x Al 6-x Fe 6 O 19 x= 1 atau BaNiAl 5 FeO 19 memiliki struktur kristal dengan satu fasa yaitu fasa barium Heksaferit. Kemudian sampel x=2; 3 terdiri dari multifasa fasa lebih dari satu. Artinya bahwa hasil rekayasa struktur dari bahan barium Heksaferit setelah dilakukan modifikasi dengan subtitusi nikel Ni ke dalam struktur alumunium Al telah berhasil dilakukan dengan kandungan nikel Ni tidak lebih dari satu atom nikel Ni maksimum yang bisa disubstitusikan ke dalam atom alumunium Al sama dengan satu.

4.4.2 Gabungan Hasil Karakterisasi VSM Pada Sampel BaNi

x Al 6-x Fe 6 O 19 Pada Gambar 4.22 ditunjukkan pola magnetisasi dari material ferrromagnetic hysterisis loop. Dimana pola tersebut terjadi dikarenakan proses magnetisasi dan demagnetisasi pada material magnet. Grafik tersebut menunjukkan pola medan magnet eksternal H terhadap magnetisasi M. Hysteresis loop terdiri dari Magnetization saturation Ms, remanence Mr, dan coercivity Hc. Magnetization saturation Ms adalah keadaan dimana material tidak dapat menyerap medan magnet yang lebih kuat sehingga peningkatan gaya magnetisasi tidak akan mengubah secara signifikan magnetic flux density. Remanence Mr, pada sampel memperlihatkan magnetisasi berada di sebelah kiri dalam magnet permanen setelah medan magnet eksternal dihilangkan. Coercivity juga disebut coercive force material yang sama dengan gaya demagnetisasi yang dibutuhkan pada pengurangan induksi sisa terhadap nilai nol dalam medan magnet setelah magnetisasi ke saturasi. Gambar 4.22. Kurva histerisis material ferromagnetik Gelombang elektromagnetik EM yang datang terdiri dari komponen- komponen medan magnet dan medan listrik. Gelombang EM dapat berinteraksi dengan bahan yang bersifat magnetik. Artinya gelombang EM juga dapat diabsorpsi oleh bahan absorber yang bersifat magnetik. Sedangkan bahan absorber gelombang EM dipengaruhi oleh adanya impedance matching antara bahan dengan gelombang EM melalui mekanisme frekuensi resonansi, yaitu resonansi spin magnetik antara gelombang elektromagnetik dengan spin magnetik dari bahan. Disamping itu impedance juga sangat dipengaruhi oleh besarnya permitivitas ε r dan permeabilitas µ r bahan. Dengan demikian, diperlukan bahan magnetik yang mana spin magnetiknya mudah bergerak dan terjaga agar resonansi dengan gelombang elektromagnetik dapat dipertahankan dengan baik. Artinya apabila bahan tersebut berasal dari hard magnetic yang memiliki medan anisotropi besar harus diperkecil. Sedangkan apabila bahan tersebut bersifat soft magnetic yang memiliki medan anisotropi sangat kecil harus ditingkatkan seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4.23.