Gabungan Hasil Karakterisasi VNA Pada Sampel BaNi

Interaksi antara bahan dengan gelombang elektromagnetik secara skematik ditunjukkan pada Gambar 4.25 Telah banyak diketahui bahwa parameter dielektrik dan magnetik meliputi vektor medan listrik E, medan magnet H, medan induksi B, diplacement D, polarisasi P, dan magnetisasi M. Interaksi medan listrik dalam bahan mengikuti pola yang mirip dengan interaksi magnetik dalam bahan. Dalam hal penyerapan energi gelombang EM, keseluruhan interaksi dapat diwakili oleh impedansi dari material Z in yang bersifat dielektrik dan induktif. Gambar 4.25 Skematik Proses Absorpsi Gelombang Elektomagnetik Berdasarkan teori reflection loss radiasi elektromagnetik RL dB dalam gelombang normal pada permukaan material lapis tunggal dengan sebuah penghantar sempurna dapat didefinisikan sebagai: dimana Z adalah karakteristik impedansi ruang hampa Z = µ ε 12 ∼ 377 Ω Z in adalah imput impedansi adalah metal-backed lapisan penyerapan gelombang mikro. Z in = { µ r ε r tanh [j2 πc √µ r ε r fd]} 12 Z in adalah normalisasi input impedansi yang sama dengan rasio Z in terhadap Z 0, µ , ε adalah permeabilitas dan permitivitas kompleks dari media komposit, c adalah kecepatan cahaya pada ruang hampa, f adalah frekuensi dan d adalah ketebalan penyerap. Kondisi impedansi yang matcing jika Z = Z in yang merepresentasikan sifat penyerapan sempurna. Bandwidth penyerapan 10 dB berarti frekuensi bandwidth dapat mencapai 60 dari reflection loss, jika bandwidth penyerapan adalah 20dB berarti frekuensi bandwidth dapat mencapai 90 reflection loss. Pada Gambar 4.26 memperlihatkan hasil pengukuran reflection loss sebagai fungsi frekuensi dari 8 – 12 GHz. Reflection loss ini menunjukkan adanya mekanisme resonansi spin magnetik antara gelombang elektromagnetik dengan bahan sehingga pada akhirnya dapat terjadi absorpsi gelombang elektromagnetik EM. Gambar 4.26 Kurva RL Gelombang EM Pada sampel BaNi x Al 6-x Fe 6 O 19 Pada Gambar 4.26 ditunjukkan bahwa absorpsi gelombang EM pada sampel meningkat setelah sampai subsitutsi nikel x = 1, namun setelah x 1 absorpsi gelombang EM tampak semakin menurun. Jadi komposisi optimum dari sistem BaNi x Al 6-x Fe 6 O 19 yang absorpsi gelombang dapat digunakan sebagai bahan absorpsi gelombang EM pada frekuensi 11,24 GHz adalah BaNiAl 5 Fe 6 O 19 x = 1.

4.4.4 Hasil Komposisi Optimal BaNiAl

5 Fe 6 O 19 Berdasarkan hasil analisis baik fasa dengan XRD, sifat magnet dengan VSM, dan sifat absopsi gelombang elektromagnetik dengan VNA menunjukkan bahwa komposisi terbaik dari variasi konsentrasi Ni dan Al adalah sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 . Gambar 4.27 Identifikasi Fasa Pola Difraksi Sinar-X Sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 Hasil analisa XRD menunjukkan bahwa sampel memiliki fasa tunggal dengan sktuktur Heksagonal dengan space group P63mmc dengan parameter kisi adalah a = 0,58836 nm dan c = 2,30376 nm pada temperatur ruangan. Terdapat dua unit formula dalam satu unit cell. Adanya fasa amorf artinya bahwa karena sampel partikelnya berukuran nano, sehingga semakin nano maka fasa yang tebentuk akan semakin amorf. Hasil analisisa XRD ini didukung dan dikonfirmasi terkait dengan keberadaan atom Al dan Ni di dalam sampel dengan melakukan karakterisasi morfologi dan elementer menggunakan scanning electron microscopy SEM dan energy dispersive spectroscopy EDS. Pada Gambar 4.28 ditunjukkan hasil pengamatan struktur mikro pada sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 . Gambar 4.28 Foto Hasil Pengamatan Morfologi Partikel Sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19