Gabungan Hasil Karakterisasi VSM Pada Sampel BaNi

Remanence Mr, pada sampel memperlihatkan magnetisasi berada di sebelah kiri dalam magnet permanen setelah medan magnet eksternal dihilangkan. Coercivity juga disebut coercive force material yang sama dengan gaya demagnetisasi yang dibutuhkan pada pengurangan induksi sisa terhadap nilai nol dalam medan magnet setelah magnetisasi ke saturasi. Gambar 4.22. Kurva histerisis material ferromagnetik Gelombang elektromagnetik EM yang datang terdiri dari komponen- komponen medan magnet dan medan listrik. Gelombang EM dapat berinteraksi dengan bahan yang bersifat magnetik. Artinya gelombang EM juga dapat diabsorpsi oleh bahan absorber yang bersifat magnetik. Sedangkan bahan absorber gelombang EM dipengaruhi oleh adanya impedance matching antara bahan dengan gelombang EM melalui mekanisme frekuensi resonansi, yaitu resonansi spin magnetik antara gelombang elektromagnetik dengan spin magnetik dari bahan. Disamping itu impedance juga sangat dipengaruhi oleh besarnya permitivitas ε r dan permeabilitas µ r bahan. Dengan demikian, diperlukan bahan magnetik yang mana spin magnetiknya mudah bergerak dan terjaga agar resonansi dengan gelombang elektromagnetik dapat dipertahankan dengan baik. Artinya apabila bahan tersebut berasal dari hard magnetic yang memiliki medan anisotropi besar harus diperkecil. Sedangkan apabila bahan tersebut bersifat soft magnetic yang memiliki medan anisotropi sangat kecil harus ditingkatkan seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4.23. Gambar 4.23 Ilustrasi sifat magnetik hasil rekayasa struktur dari bahan BaNiAlFeO 19 Gambar 4.24. Kurva histerisis sampel BaNi x Al 6-x Fe 6 O 19 Pada Gambar 4.24 diperlihatkan perbedaan hysterisis loop antara material magnetik lunak soft magnetic material dan material magnetik keras hard magnetic material. Sifat material magnetik lunak yang diharapkan terjadi adalah terjadinya penurunan nilai koersivitas Hc dan peningkatan saturasi magnetisasi Ms.

4.4.3 Gabungan Hasil Karakterisasi VNA Pada Sampel BaNi

x Al 6-x Fe 6 O 19 Gelombang elektromagnetik yang datang terdiri dari komponen-komponen medan magnet dan medan listrik yang berinteraksi dengan bahan yang bersifat magnetik. Interaksi antara bahan dengan gelombang elektromagnetik secara skematik ditunjukkan pada Gambar 4.25 Telah banyak diketahui bahwa parameter dielektrik dan magnetik meliputi vektor medan listrik E, medan magnet H, medan induksi B, diplacement D, polarisasi P, dan magnetisasi M. Interaksi medan listrik dalam bahan mengikuti pola yang mirip dengan interaksi magnetik dalam bahan. Dalam hal penyerapan energi gelombang EM, keseluruhan interaksi dapat diwakili oleh impedansi dari material Z in yang bersifat dielektrik dan induktif. Gambar 4.25 Skematik Proses Absorpsi Gelombang Elektomagnetik Berdasarkan teori reflection loss radiasi elektromagnetik RL dB dalam gelombang normal pada permukaan material lapis tunggal dengan sebuah penghantar sempurna dapat didefinisikan sebagai: dimana Z adalah karakteristik impedansi ruang hampa Z = µ ε 12 ∼ 377 Ω Z in adalah imput impedansi adalah metal-backed lapisan penyerapan gelombang mikro. Z in = { µ r ε r tanh [j2 πc √µ r ε r fd]} 12 Z in adalah normalisasi input impedansi yang sama dengan rasio Z in terhadap Z 0, µ , ε adalah permeabilitas dan permitivitas kompleks dari media komposit, c adalah kecepatan cahaya pada ruang hampa, f adalah frekuensi dan d adalah ketebalan penyerap. Kondisi impedansi yang matcing jika Z = Z in yang merepresentasikan