Barium Heksaferit Pengembangan Bahan Magnetik Berbasis BaNixAl6-xFe6O19 Untuk Bahan Absorber Gelombang Elektromagnetik

Sifat magnetik dari MFe 12 O 19 meliputi magnetisasi saturasi Ms yaitu magnetisasi jenuh dimana medan yang diberikan tidak akan mempengaruhi penambahan nilai magnetisasinya, Remanen Mr yaitu magnetisasi total dari bahan setelah medan dihilangkan dan koersivitas Hc yaitu energi yang diperlukan untuk mengorientasikan spin magnetik ke arah tertentu. Medan koersivitas menentukan suatu magnet apakah magnet tersebut hard magnetic atau soft magnetic. Ketiga sifat ini ditentukan dari loop histerisis. Kurva histerisis pada uji sebuah sampel merupakan bentuk disipasi energi yang terjadi selama proses pembentukan kurva B-H. Gambar.2.2 Kurva Histerisis Tri, 2014 Heksaferit sangat menjanjikan untuk pengembangan material anti radar. Material Barium M-Heksaferit BaFe 12 O 19 mempunyai polarisasi magnet saturasi tinggi 78 emug, yang terdiri dari kristal uniaxial anisotropi yang kuat, temperatur Curie tinggi 450°C dan medan koersivitas yang besar 6700 Oe, terkait dengan sangat baik dalam stabilitas kimia dan ketahanannya terhadap korosi Findah, Zainuri, 2012. Magnet pemanen BaFe 12 O 19 sering digunakan dalam aplikasi sebagai perekam magnetik dan absorber material. Subtitusi ion Fe dengan divalen kation seperti Co, Mn dan Ti banyak dilakukan untuk meningkatkan sifat magnetiknya. Subtitusi tersebut dapat mempengaruhi perubahan struktur dan sifat magnetik BaFe 12 O 19 widiyanto, 2010. Kombinasi sifat intrinsik antara sifat magnetik dan sifat listrik dari ferit seperti itu menempatkan material magnet ferit sebagai penyanggah gelombang-gelombang mikro termasuk gelombang dengan frekuensi yang digunakan dalam RADAR. Material tersebut masuk ke dalam kelas ferrimagnetik dimana ion Fe menempati kisi yang berbeda. Ferrimagnetik ini memiliki saturasi magnetik total dan koersivitas magnetik yang paling tinggi diantara kelas ferit lainnya priyono, 2010.

2.4. Alumina Al

2 O 3 Alumina adalah penyangga yang paling banyak digunakan karena harganya yang tidak mahal, stabil secara struktur dan dapat dipreparasi dengan ukuran pori dan distribusi pori yang bervariasi. Disamping itu, alumina mempunyai sifat yang relatif stabil pada suhu tinggi, mudah dibentuk, memiliki titik leleh yang tinggi, struktur porinya yang besar dan relatif kuat secara fisik. Pada penelitian ini alumina digunakan untuk menghambat pertumbuhan grain dalam domain magnetik. Katalis dapat menurunkan energi aktivasi reaksi dan meningkatkan laju reaksi melalui peningkatan konstanta laju Indah, dkk, 2012. Alumina pada penggunaan sebagai penyangga adalah alum ina transisi γ- Al 2 O 3 adalah material yang paling banyak digunakan karena memiliki luas area yang besar dan stabil pada interval temperatur pada sebagian besar reaksi katalitik Ayuko, 2011. Penggunaan alumina sebagai penyangga dapat meningkatkan kinerja kitalis yang dimaksudkan untuk meningkatkan luas permukaan inti aktif dan untuk menambah fungsi katalis itu sendiri Dora, 2010.

2.5. Nikel Oksida NiO

Nikel merupakan logam yang mempunyai sifat asam lewis sehingga logam ini cocok digunakan sebagai katalis asam seperti alkilasi friedel-craft Akda, 2012. Kombinasi Fe 2 O 3 dan NiO akan memiliki fase yang jenisnya tergantung pada konsentrasi NiO sebagai aditif. Fase-fase yang terjadi pada keramik kombinasi Fe 2 O 3 dan NiO hasil pembakaran dapat berbeda-beda sesuai konsentrasi NiO yang ditambahkan. Tiga fase yang mungkin terbentuk adalah, pertama, Fe 2 O 3 sebagai matriks dan NiFe 2 O 4 sebagai fase kedua. Kedua, NiO sebagai matriks dan NiFe 2 O 4 sebagai fase kedua dan ketiga, NiFe 2 O 4 sebagai matriks utama tanpa fase kedua atau dengan sedikit fase kedua Fe 2 O 3 atau NiO Suhendi,dkk, 2015. Pada penelitian ini nikel digunakan untuk menaikkan momen dipol magnetik dalam bahan sehingga sifat magnetnya akan meningkat.

2.6. Sifat-Sifat Magnet

Sifat-sifat yang terdapat dalam benda magnetic antara lain adalah : • Induksi Remanen Br Induksi magnetik yang tertinggal dalam sirkuit magnetik besi lunak menghilangkan pengaruh bidang magnetik. Ketika arus dialirkan pada sebuah kumparan yang melilit besi lunak maka terjadi orientasi pada partikel- partikel yang ada dalam besi. Orientasi ini mengubah mengarahkan pada kutub utara dan selatan. • Gaya Koersif Hc Medan daya yang diperlukan untuk menghilangkan induksi remanen setelah melalui proses induksi elektromagnetik. Pada besi lunak atau soft magnetic alloys besarnya gaya koersif yang diperlukan lebih kecil daripada magnet permanen. • Gaya Gerak M agnetis Θ Gaya gerak magnetis ialah jumlah dari semua arus dalam beberapa penghantar yang dilingkupi oleh medan magnet atau oleh garis fluks magnet. • Fluks M agnetik Φ Fluks magnetik total ialah jumlah dari semua garis fluks magnetik, ini berarti bahwa fluks sama besar disebelah dalam dalam dan di sebelah luar kumparan. • Reluktansi Magnet Rm Relukstansi magnet tergantung dari panjang jejak fluks magnetik, bidang penampang lintang A yang ditembus fluks magnetik dan sifat magnet bahan, tempat medan magnet. • Suseptibilitas dan Permeabilitas Magnetik