Hasil Komposisi Optimal BaNiAl

Gambar 4.27 Identifikasi Fasa Pola Difraksi Sinar-X Sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 Hasil analisa XRD menunjukkan bahwa sampel memiliki fasa tunggal dengan sktuktur Heksagonal dengan space group P63mmc dengan parameter kisi adalah a = 0,58836 nm dan c = 2,30376 nm pada temperatur ruangan. Terdapat dua unit formula dalam satu unit cell. Adanya fasa amorf artinya bahwa karena sampel partikelnya berukuran nano, sehingga semakin nano maka fasa yang tebentuk akan semakin amorf. Hasil analisisa XRD ini didukung dan dikonfirmasi terkait dengan keberadaan atom Al dan Ni di dalam sampel dengan melakukan karakterisasi morfologi dan elementer menggunakan scanning electron microscopy SEM dan energy dispersive spectroscopy EDS. Pada Gambar 4.28 ditunjukkan hasil pengamatan struktur mikro pada sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 . Gambar 4.28 Foto Hasil Pengamatan Morfologi Partikel Sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 Berdasarkan hasil pengamatan morfologi partikel menunjukkan bahwa sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 terlihat homogen dan merata diseluruh permukaan sampel yang artinya bahwa sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 memiliki fasa tunggal dengan komposisi seperti disajikan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Komposisi Sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 No. Elemen Kimia Berat Atom 1. Carbon C 9.47 18.73 2. Oksigen O 41.76 62.01 3. Natrium Na 0.34 0.35 4. Magnesium Mg 0.55 0.54 5. Alumunium Al 5.72 5.04 6. Silikon Si 0.26 0.22 7. Titanium Ti 2.95 1.46 8. Besi Fe 14.01 5.96 9. Nikel Ni 5.91 2.39 10. Barium Ba 19.01 3.29 Unsur-unsur yang terkandung di dalam sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 memiliki kesesuaian secara stokiometri dengan hasil preparasi sampel. Jadi berarti bahwa sampel fasanya telah terbentuk dengan baik yaitu fasa tunggal dengan komposisi yang telah sesuai dengan preparasi. Sehingga distribusi partikelnya merata dan tidak adanya vakansi. Pada hasil SEM terlihat bahwa pada sampel seperti terdapat pori karena yang dilakukan untuk uji SEM ini adalah dalam bentuk serbuk. Karena vakansi itu dapat dilihat dari sampel yang berbentuk padat pejal atau bulk. Pada sampel menunjukkan bahwa bahan pengotor dalam homogenetis juga akan menghasilkan pertumbuhan butir tidak normal. Hasil sifat magnetiknya juga telah sesuai harapan dari fasa hard magnetic menjadi soft magnetic yang terkendali seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.29. Gambar 4.29 Kurva Histerisis Sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 Sedangkan hasil pengujian aborpsi gelombang elektromagnetiknya sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 ditunjukkan pada Gambar 4.30. Gambar 4.30 Hasil Uji Absorpsi Gelombang Elektromagnetik Sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 Frekuensi puncak absorpsi tertinggi pada 11,24 GHz, sebesar ~ 36 dB. Pada frekuensi puncak tertinggi dikalkulasi besarnya absorpsi gelombang EM mencapai 95 dengan ketebalan bidang absorp 2 mm. Dengan demikian sampel BaNiAl 5 Fe 6 O 19 dapat menjadi kandindat sampel absorber gelombang elektromagnetik. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan XRD X-Ray Diffraction menunjukan telah berhasil di substitusi dengan Ni dan Al ke dalam Barium Heksaferit yang mempunyai fasa tunggal dengan struktur hexagonal sampai dengan variasi x=1. Ketika variasinya ditingkatkan pada x= 2; 3 fasanya sudah tidak lagi single fase diakibatkan sudah adanya senyawa BaO dan NiFe 2 O 4 yang bercampur. Begitu juga dengan hasil SEM strukturnya sudah seragam pada saaat x=1. Kurva histerisis hasil VSM Vibrating Sampel Magnetometer menunjukan pendopingan telah berhasil memperkecil medan koersivitas Hc sehingga mempermudah absorbsi gelombang elektromagnetik. Berdasarkan sifat magnetiknya konsentrasi doping x=1 tergolong pada jenis magnet lunak soft magnetic. 2. Absorpsi gelombang EM pada sampel meningkat setelah sampai subsitusi nikel x = 1, namun setelah x 1 absorpsi gelombang EM tampak semakin menurun. Jadi komposisi optimum dari sistem BaNi x Al 6-x Fe 6 O 19 yang absorpsi gelombang dapat digunakan sebagai bahan absorpsi gelombang EM adalah BaNiAl 5 Fe 6 O 19 x= 1.

5.2. SARAN

Penelitian yang telah dilakukan memiliki beberapa kekurangan, untuk itu dibutuhkan saran untuk lebih baik yaitu : 1. Perlu dilakukan variasi agar diketahui suhu optimum penyerapan gelombang elektromagnetiknya. 2. Parameter- parameter seperti waktu sintering, lama waktu milling sampel, ketebalan sampel yang dibuat untuk uji absorpsi gelombang elektromagnetik lebih diperhatikan dan memperlebar range frekuensi pengujian absorpsi gelombang elektromagnetik.