Bahan Soft Magnetic Bahan Hard Magnetic

magnet. Besarnya momen magnetik induksi sangat kecil, dan dalam arah yang berlawanan dengan medan yang diterapkan. Dengan demikian, permeabilitas μr relatif kurang dari kesatuan namun hanya sangat sedikit dan kerentanan magnet negatif yang besarnya bahan diamagnetik adalah di urutan 10 -5 . Ketika ditempatkan di antara kutub dari eletromagnet yang kuat, bahan diamagnetik tertarik ke daerah lemah. Diamagnetisme ditemukan di semua bahan, tetapi karena begitu lemah, dapat diamati hanya ketika jenis magnet sama sekali tidak ada William D. C, 2011. a Soft Magnetic b Hard Magnetic Gambar 2.7 Skematik Kurva Magnetisasi Untuk Bahan Soft dan Hard Magnetic Material lunak pada gambar a dan material magnetik keras pada gambar b. H adalah medan magnetik yang diperlukan untuk menginduksi medan berkekuatan B dalam material. Setelah medan H ditiadakan, dalam specimen tersisa magnetisme residual Br, yang disebut residual remanen, dan diperlukan medan magnet Hc yang disebut gaya koersif, yang harus diterapkan dalam arah berlawanan untuk meniadakannya. Magnet lunak mudah dimagnetisasi serta mudah pula mengalami demagnetisasi, seperti tampak pada Gambar 2.7 Nilai H yang rendah sudah memadai untuk menginduksi medan B yang kuat dalam logam, dan diperlukan medan Hc yang kecil untuk menghilangkannya E.Afza, 2011. BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Material magnet oksida BaO6Fe 2 O 3 merupakan jenis keramik yang banyak dijumpai disamping material magnet lain, seperti SrO.6Fe 2 O 3 dan PbO.6Fe 2 O 3 . Pengembangan material BaFe 12 O 19 M-type feritte hexagonal sebagai bahan magnetik sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang aplikasi, karena memiliki karakteristik : temperatur Curie yang relatif tinggi, nilai koersifitas, saturasi magnetik dan anisotropi magnetik tinggi serta stabilitas kimia yang sangat baik dan murah serta mudah didapat. Salah satu aplikasi material magnet permanen barium heksaferit yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagai alat penyerap gelombang mikro RAM. Hal ini karena sifat listrik dan magnetik dari material ferrimagnetik ini sangat mendukung dalam aplikasi tersebut, yaitu memiliki permeabilitas dan resistivitas yang tinggi Silviana, 2013. Radar Radar Detection And Ranging adalah suatu system pendeteksi obyek yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk identifikasi jarak range, arah direction atau kecepatan speed baik obyek bergerak maupun diam seperti pesawat terbang, kapal kendaraan, keadaan cuaca, dan lain-lain. Sistem radar terdiri dari transmitter dan receiver yang letaknya pada lokasi yang sama atau dapat terpisah. Transmitter akan mengimisikan radio wave pada frekuensi dan daya tertentu. Ketika energi dari emisi gelombang radio mengenai obyek akan dipantulkan ke semua arah scattered. Sebagian dipantulkan kembali reflected back ke receiver dan mempunyai sedikit perubahan panjang gelombang wavelength bahkan frekuensi apabila target bergerak. Energi sinyal yang kembali biasanya sangat lemah sehingga perlu diperkuat menggunakan teknik elektronika direceiver dan dikonfigurasi antenna Rustamaji, Elan, 2012. Di bidang pertahanan, penyerapan gelombang mikro ini digunakan untuk pelapisan atau coating pada pesawat tempur stealth aircraft, kapal perang atau kapal selam war ship, dan untuk baju tentara terutama bagian garda depan I Putu, dkk 2012. Pesawat radar sejauh ini telah diduga mempunyai dampak terhadap manusia yang berada pada sekitar instalasi radar. Dampak tersebut adalah kempuan radar mengagitasi molekul air yang ada dalam tubuh manusia. Kalau intensitas radiasi elektromagnetiknya cukup kuat, maka molekul-moleku air terionisasi, dampak yang ditimbulkan mirip dengan dampak yang ditimbulkan oleh radiasi nuklir Wisnu, 2000. Untuk mengatasi dampak perkembangan teknologi informasi tersebut diperlukan suatu material yang mampu mengabsorpsi radiasi gelombang elektromagnetik guna memperkecil atau mengurangi bahaya yang ditimbulkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik tersebut. Material magnetik barium heksaferit memiliki keunggulan antara lain nilai koersivitas Hc dan saturasi magnet Ms tinggi, suhu transisi Tc = suhu curie tinggi serta sifat kimia yang stabil dan tahan korosi Sebayang, Muljadi, 2011. Pasir merupakan bahan alam yang tersedia sangat melimpah di Indonesia. Pasir biasa dimanfaatkan untuk bahan bangunan sebagai campuran semen dalam pembuatan tembok sebagai pelapis batu bata. Pasir besi pada umumnya mempunyai komposisi utama besi oksida Fe 2 O 3 dan Fe 2 O 3 Sholihah, 2010. Pada penelitian yang dilakukan oleh wisnu Ari Adi pada tahun 2010 yang membuat barium heksaferit dengan substitusi Mn dan Ti menunjukkan bahwa pendopingan telah berhasil dilakukan dengan memperkecil Hc medan koersivitas akan tetapi magnetisasi saturasi Ms yang dihasilkan juga rendah Wisnu, 2010. Sehingga pada penelitian, saya membuat dengan sistem yang sama dengan substitusi Al 2 O 3 dan NiO. Pasir besi yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari pasir besi daerah Sukabumi. Pada tahap awal penelitian ini menggunakan metode kopresipitasi pengendapan untuk mendapatkan Fe 3 O 4. Metode kopresipitasi merupakan salah satu metode sintesis senyawa anorganik yang didasarkan pada proses pengendapan. Proses selanjutnya menggunakan