Magnet keramik yang nerupakan magnet permanen mempunyai struktur hexagonal close-packed
HCP. Dalam hal ini bahan yang sering digunakan adalah Barium Ferrite BaO.6Fe
2
O
3
, dapat juga barium digantikan bahan yang
menyerupai segolongan dengannya, yaitu seperti Strontium [Allan, 2014].
Remanensi B
r
menentukan fluks densitas yang tersisa setelah pergeseran medan magnet dan hal itu merupakan besaran dari kekuatan magnet. Koersivitas
H
CB
adalah besaran dari resistansi magnet terhadap medan demagnetisasi. Kinerja magnet biasanya ditentukan oleh energi produknya BH
max
, diartikan sebagai hasil kali dari fluks densitas B dan koersivitas H. Jika loop histeresis
untuk bahan magnetik tertentu yang telah dibuat diukur, maka energi produk dari
magnet tersebut dapat diperoleh dengan mudah [Buschow, 2004].
2.3 Sampel Penelitian
Pada penelitian ini digunakan bahan baku:
Barium heksaferit BaFe
12
O
19
, Besi Fe dan
Molibdenum Mo. Ke-tiga bahan baku tersebut akan diulas karakteristik dan fungsinya di bawah ini.
2.3.1 Barium Heksaferit
Barium ferit termasuk ke dalam kelompok ferrite, yaitu: oksida Fe dan logam lainnya. Ferrite merupakan kelompok terpenting dari material
ferimagnetik. Sifat ferimagnetik hampir sama dengan feromagnetik, hanya saja tingkat magnetisasi saturasinya lebih rendah dari feromagnetik. Material
ferimagnetik mengalami magnetisasi spontan pada temperatur kamar. Magnetisasi spontan ini akan hilang pada temperatur di atas temperatur Curie, dan sifatnya
berubah menjadi paramagnetik. Magnet keras ferit yang banyak digunakan biasanya mamiliki komposisi
dari Barium atau Stronsium dengan oksida besi yang telah dikembangkan sejak
1960 [Cullity, 1972 dan Mukhlisin, 2013]. Bahan magnet ferit memiliki sifat
mekanik dengan kekerasan dan sifat magnetik yang cukup tinggi. Magnet ferit sifat magnetiknya lebih rendah dibandingkan dengan magnet keras lainnya,
seperti: NdFeB, SmCo, dan Alnico. Barium ferit biasanya sering digunakan dalam pembuatan keramik magnet keras, dikarenakan pada Barium ferit mempunyai
Universitas Sumatera Utara
medan saturasi yang lebar, serta kestabilan kimianya yang tinggi [Cullity, 1972 dan
Mukhlisin, 2013].
Barium heksaferit BaFe
12
O
19
, memiliki struktur heksagonal, dan memiliki nilai a = b
≠ c. Nilai sudut α = = 90
o
dan = 120
o
. Setiap satu kristal Barium heksaferit BaFe
12
O
19
terdapat dua molekul barium heksaferit. Jadi setiap satu kristal Barium heksaferit BaFe
12
O
19
terdapat 2 atom Ba, 24 atom Fe, dan 38
atom O [Panjaitan, 2015].
Barium haksaferit banyak diaplikasikan pada alat elektronik, seperti: radio, video recorder, disk driver,
dan microwave. Dalam bidang militer Barium
heksaferit digunakan sebagai bahan pembuat material Radar [Ambarwati, 2014].
Keuntungan dari Barium heksaferit ialah harganya yang relatif murah, memiliki anisotropi yang cukup besar, nilai koersivitas yang tinggi 6700 Oe, temperatur
Curie 450
o
C, magnetisasi saturasi yang besar 78 emug, dan tahan korosi
[Ambarwati.2014]. Untuk menghasilkan bahan Barium heksaferit, dapat
dilakukan proses sintesis diantaranya kristalisasi dari kaca, mekano-kimia, metalurgi serbuk mechanical alloying, high ball milling, mekanik paduan sol-
gel, dan kopresipitasi [Ambarwati, 2014].
Barium heksaferit memilki saturasi magnetisasi dan koersivitas intrinsic yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan sifat anisotropik material meningkat
dan sifar absorbsinya menjadi lemah. Sifat magnetik, terutama koersivitas pada ukuran butir, dan nilai koersivitas yang rendah dibutuhkan pada pembentukan
material absorber. Barium M-Heksaferit merupakan material yang memiliki kemampuan untuk menyerap gelombang mikro, akan tetapi medan koersivitas
Hc terlalu tinggi. Tingginya nilai medan koersivitas menyebabkan sifat anisotropik material semakin meningkat sehingga sifat absorbsinya menjadi
semakin lemah. Dengan menurunkan nilai medan koersivitas bahan magnetik ini
berarti menurunkan medan anisotropi magnetokrsitalinnya [Ambarwati, 2014].
2.3.2 Besi Fe