terbalik, artinya semakin banyak jumlah aditif yang ditambahkan maka ukuran partikel semakin kecil. Hal tersebut sesuai dengan hubungan antara ukuran
partikel dan true density yang berbanding terbalik. Semakin tinggi densitas serbuk, maka semakin kecil ukuran partikel yang dihasilkan.
Dengan demikian, pengunaan metode mechanical alloying menggunakan High Energy Milling
HEM selama 15 menit cukup efektif menghasilkan ukuran butiran yang kecil submikron hingga nanometer. Kelebihan dari penggunaan
Optical Microscope ialah dapat menganalisa gumpalan partikel yang terbentuk
dari serbuk dan dapat mengukur partikel pada skala ratusan nanometer.
4.1.4 Vibrating Sample Magnetometer VSM
Sebelum proses kalsinasi, analisis sifat magnet dilakukan pada serbuk menggunakan Vibrating Sample Magnetometer VSM. Pemilihan sampel yang
dilakukan untuk analisa VSM berdasarkan nilai true density paling rendah, nilai tengah, dan nilai yang paling besar. Adapun hasil analisis sifat magnet yang
diukur menggunakan VSM diperlihatkan pada Gambar 4.6 dan Tabel 4.3.
Gambar 4.6. Kurva histeresis dari hasil analisis sifat magnet pada penambahan 1,
5, dan 9 berat FeMo terhadap BaFe
12
O
19
Dari gambar 4.6 dan tabel 4.3 diperoleh nilai saturasi σ
s
berkisar 39 – 51
4π x 10
-7
Wb.mkg, remanensi σ
r
= 16 – 24 4π x 10
-7
Wb.mkg, koersivitas jH
c
= 1100 – 1150 10
3
4π Am, dan BH
max
= 60 – 140 10
-1
4π Jm
3
. Pengaruh
-20000 -10000
10000 20000
-60 -40
-20 20
40 60
9wt FeMo 5wt FeMo
H
ext
10
3
4 Am
4 x 10
-7
Wb.mkg
1wt FeMo BaFe
12
O
19
Universitas Sumatera Utara
penambahan aditif 5berat memiliki sifat magnet yang paling baik dan termasuk material soft magnet. Penurunan sifat magnet dari serbuk yang mengandung 1 dan
9berat FeMo disebabkan oleh proses oksidasi unsur Fe pada suhu rendah yang mengakibatkan terbentuknya fasa baru yaitu hematite Fe
2
O
3
sebagai fasa pengotor. Peneliti sebelumnya [Doyan,A, 2015] telah melakukan penelitian
mengenai pengaruh substitusi ion Zn terhadap BaFe
12
O
19.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa penambahan ion Zn dapat mereduksi sifat magnet sampel sebagai akibat dari terganggunya arah momen magnet dengan munculnya ion
substisional sehingga domain magnet menjadi random.
Tabel 4.3.
Hasil analisis Vibrating Sample Magnetometer VSM pada serbuk BaFe
12
O
19
dan penambahan 1, 5, dan 9 berat FeMo terhadap BaFe
12
O
19.
Sampel σ
s
4π x 10
-7
Wb.mkg σ
r
4π x 10
-7
Wb.mkg jH
c
10
3
4 π
Am BHmax 10
-1
4 π
Jm
3
BaFe
12
O
19
59,18 45,15
1340 1300
99 BaFe
12
O
19
: 1 FeMo
39,41 16,29
1149 60
95 BaFe
12
O
19
: 5 FeMo
50,94 23,83
1106 137
91 BaFe
12
O
19
: 9 FeMo
43,25 18,95
1115 99
Nilai BH
max
didapat dari turunan kurva histerisis pada kuadran kedua kurva demagnetisasi sehingga diperoleh kurva BH yaitu perkalian B sebagai
sumbu y, H sebagai sumbu -x negatif, dan BH sebagai sumbu x positif. Kurva untuk memperlihatkan nilai BH
max
dari serbuk BaFe
12
O
19
dengan penambahan 5berat FeMo diperlihatkan pada Gambar 4.7 dan kurva untuk komposisi lainnya
dapat dilihat pada Lampiran 4.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7. Kurva demagnetisasi pada kuadran ke-dua dari serbuk BaFe
12
O
19
dengan penambahan 5berat FeMo.
4.1.5 Differential Thermal AnalysisThermogravimetry Analysis DTATGA