dan sisanya merupakan kandungan besi yang digunakan sebagai tambahan pada molibdenum  dalam  proses  peleburan,  dan  tidak  mengurangi  oksidasi.
Molibdenum merupakan salah satu unsur pentng pada beberapa superalloy, nikel, dan beberapa paduan berbasis titanium, dimana unsur tersebut merupakan larutan
penguat  padat  pada  suhu  tinggi;  meningkatkan  ketahanan  klorida;  meningkatkan ketahanan korosi dalam pengurangan larutan.
Telah ditemukan bahwa  Molibdenum dan paduannya dapat  memuai  pada suhu  tinggi  sampai  2000
o
C,  koefisien  ekspansi  yang  rendah  dikombinasi  dengan konduktivitas termal dan listrik  yang baik;  resistensi  yang tinggi  terhadap korosi
oleh kaca cair, garam dan logam; dan ketahanan aus yang baik pada lapisan tipis. Molibdenum juga merupakan unsur paduan baja yang sangat baik dan tidak hanya
memberikan  karakteristik  yang  unik  dan  berguna  untuk  baja,  tetapi  juga  mudah utuk  ditambahkan  pada  molten-metal.  Peleburan  yang  hilang  hanya  sedikit
walaupun  Mo  ditambahkan  pada  oksidasi,  Molibdenum  atau  Mo  mengandung
scrap-baja [Wimbledon, 1988].
2.4. Sifat-Sifat Magnet Permanen
Sifat-sifat  magnet  permanen  hard  ferrite  dipengaruhi  oleh  kemurnian bahan,ukuran bulir  grain size, dan orientasi kristal. Parameter kemagnetan juga
dipengaruhi  oleh  temperatur.  Koersivitas  dan  remanensi  akan  berkurang  apabila temperaturnya  mendekati  temperatur  curie  Tc  dan  akan  kehilangan  sifat
kemagnetannya [Allan, 2014].
2.4.1 Koersivitas
Koersivitas digunakan untuk membedakan hard dan soft magnet. Semakin besar  gaya  koersivitasnya  maka  semakin  tinggi  sifat  magnetnya.  Bahan  dengan
koersivitas tinggi tidak berarti mudah hilang kemagnetnnya.untuk menghilangkan kemagnetannya  diperlukan  intensitas  magnet  H  yang  besar.  Tidak  seperti  bahan
soft magnet yang mempunyai medan magnet B sebesar
o
M [Allan, 2014], dalam
magnet  permanen.  Magnetisasi  bukan  merupakan  fungsi  linier  yang  sederhana dari rapat fluks karena nilai dari medan magnet H yang digunakan dalam magnet
permanen secara umum jauh lebih besar dari pada dalam bahan soft magnet.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Remanen atau Keterhambatan
Remanen  atau  keterhambatan  adalah  sisa  medan  magnet  B  dalam  proses magnetisasi  pada saat  medan magnet  H dihilangkan, atau remanensi  terjadi  pada
saat intensitas medan magnetik H berharga nol. Ketika arus dialirkan pada sebuah kumparan  yang  melilit  besi  lunak  maka  terjadi  orientasi  pada  partikel
–partikel yang ada di dalam besi. Orientasi itu mengarahkan pada kutub utara dan selatan.
2.4.3 Saturasi Magnetisasi
Saturasi  magnetisasi  adalah  keadaan  dimana  terjadi  kejenuhan,  nilai medan  magnet  B  akan  selalu  konstan.  walaupun  medan  eksternal  H  dinaikkan
terus. Remanensi bergantung pada saturasi magnetisasi. Untuk magnet permanen hard  magnet,  nilai  saturasi  magnetisasinya  lebih  besar  dari  pada  soft  magnet.
Kerapatan  dari  bahan  ferit  lebih  rendah  dibandingkan  logam-logam  lain  dengan ukuran  yang  sama.  Oleh  karenanya  nilai  saturasi  dari  bahan  ferit  relatif  rendah,
hal ini menguntungkan untuk dapat dihilangkan. Nilai kerapatan ferit dapat dilihat pada Table 2.1.
Tabel 2.1. Nilai kerapatan dari beberapa jenis Ferrite [Allan, 2014]. No
Ferrite Kerapatan,
ρ x10
-3
kgm
3
1 Zinc Ferrite
5,4 2
Cadmium 5,76
3 Ferrous
5,24
Hexagonal
4 Barium
5,3 5
Stronsium 5,12
6 MnZn high permeability
4,29 7
MnZn recording head 4,7
– 4,75
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Medan Anisotropi