X-Ray Diffraction XRD True Density

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Serbuk

Pada hasil sintesis serbuk BaFe 12 O 19 dengan penambahan aditif FeMo, dilakukan pengujian untuk mengetahui sifat fisis dan magnet untuk masing- masing bahan baku. Pengujian tersebut meliputi analisa X-Ray Diffraction XRD, true density, Optical Microscope OM, Differential Thermal AnalysisThermogravimetry Analysis DTATGA, dan Vibrating Sample Magnetometer VSM.

4.1.1 X-Ray Diffraction XRD

Analisa XRD dilakukan pada bahan dasar serbuk BaFe 12 O 19 yang dimilling menggunakan Planetary Ball Mill PBM dan aditif FeMo yang dimiling menggunakan High Energy Milling HEM. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fasa dan struktur kristal yang terbentuk pada sampel. Adapun hasil analisa untuk serbuk BaFe 12 O 19 ditunjukkan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Hasil analisa XRD dari serbuk BaFe 12 O 19 20 30 40 50 60 70 80 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200   Intensi ty c ps 2  deg BaFe 12 O 19 Fe 2 O 3  Universitas Sumatera Utara Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa serbuk BaFe 12 O 19 menghasilkan 81,9 fasa mayor barium heksaferit BaFe 12 O 19 dengan struktur kristal Heksagonal pada 2θ 32,5; 34,4; 57 sebagai tiga puncak tertinggi dengan parameter kisi a = b = 5,865 ; c = 23,099 dan 18,1 fasa minor hematit Fe 2 O3 dengan struktur kristal trigonal pada 2θ 35,81; 47,12 dengan parameter kisi a = b = c = 5,43 . Hasil analisis untuk serbuk FeMo ditunjukkan pada gambar 4.2. Gambar 4.2. Hasil analisa XRD dari serbuk FeMo Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa hasil XRD serbuk FeMo menghasilkan fasa FeMo 100 dengan struktur kristal Tetragonal dengan 2θ 37,6; 40,6; 43,3 dan parameter kisi a = b = 9,128 ; c = 4,813 .

4.1.2 True Density

Hasil dari pengujian true density dari Barium Heksaferit BaFe 12 O 19 yang telah dimilling selama 24 jam menggunakan Planetary Ball Mill PBM adalah 4,98 x 10 -3 kgm 3 . Sedangkan hasil pengukuran FeMo yang dimilling selama 1 jam menggunakan High Energy Milling HEM adalah 9,78 x 10 -3 kgm 3 . Pengaruh penambahan aditif FeMo terhadap nilai true density dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.3. 20 30 40 50 60 70 80 40 60 80 100 120 140 160 Intensity cps 2 deg FeMo Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Hasil pengukuran true density dengan variasi komposisi aditif FeMo terhadap serbuk BaFe 12 O 19 . FeMo berat ρ eksperimen x10 -3 kgm 3 ρ teori x10 -3 kgm 3 1 3,22 5,33 3 3,34 5,43 5 3,71 5,53 7 4,25 5,63 9 4,61 5,73 Dari tabel 4.1 dan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa serbuk barium heksaferit yang ditambahkan serbuk FeMo sebesar 1 sampai 9 berat menghasilkan nilai true density berkisar 3,22 - 4,61 x10 -3 kgm 3 . Peningkatan nilai true density ini disebabkan oleh densitas FeMo yang lebih tinggi dibandingkan dengan BaFe 12 O 19 . Secara teoritis nilai true density ρ terori dapat dihitung dengan persamaan 2.5. Hasil pengukuran true density eksperimen dan teori campuran serbuk BaFe 12 O 19 dan FeMo diperlihatkan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3. Nilai true density eksperimen dan teori dari campuran serbuk BaFe 12 O 19 dan FeMo. 2 4 6 8 10 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0  eksperimen True De nsity x10 -3 k g m 3 Additive FeMo berat  teori Universitas Sumatera Utara Dari gambar 4.3, dapat dilihat bahwa nilai true density eksperimen dan teori mengalami peningkatan seiring dengan penambahan aditif FeMo. Nilai true density yang dihasilkan menunjukkan bahwa hasil densitas secara eksperimen lebih rendah dibandingkan secara teoritis. Pada penelitian sebelumnya [Priyono,dkk, 2010] telah dilakukan sintesis pada BaFe 12 O 19 dengan penambahan aditif Al 2 O 3 dan menghasilkan nilai true density eksperimen yang lebih rendah dari pada true density teori.

4.1.3 Optical Microscope OM