“ a systematic review of an individual employee’s performance on the job which is used to evaluate the effectiveness of his or her work”.
Definisi yang dikemukakan Muchinsky semakin memberikan pengertian yang lebih jelas. Muchinsky berpendapat penilaian prestasi kerja merupakan suatu
peninjauan yang sistematis terhadap prestasi kerja karyawan dalam pekerjaan yang digunakan untuk mengevaluasi efektivitas kerja.
Aamodt 2004, memberikan pengertian yang lebih sederhana mengenai penilaian prestasi kerja. Aamodt 2004 menganalogikan penilaian prestasi kerja
dengan proses evaluasi hasil belajar siswa di sekolah. Ketika seorang siswa menerima nilai 89,6, namun guru yang bersangkutan tetap tidak memberikan nilai
A kepada siswa tersebut, maka kemungkinan besar siswa tersebut akan merasa kecewa dengan penilaian yang diberikan oleh gurunya. Demikian pula halnya
dengan penilaian prestasi kerja karyawan. Aamodt 2004 menyatakan bahwa penilaian prestasi kerja merupakan proses penilaian terhadap prestasi kerja
karyawan yang dilakukan dalam beberapa tahapan yang sistematis guna memperoleh dokumentasi dan informasi mengenai prestasi kerja karyawan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja adalah proses menilai hasil kerja seseorang sesuai dengan indikator
yang telah ditetapkan sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan oleh karyawan maupun organisasi.
b. Karakteristik Penilaian Prestasi Kerja yang Efektif
Universitas Sumatera Utara
Aamodt 2004 dalam bukunya Applied Industrial Organizational Psychology menjelaskan 5 karakteristik penilaian prestasi kerja yang efektif,
yaitu: 1.Relevansi
Penilaian prestasi kerja dikatakan memenuhi kriteria relevansi jika tiap kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian merupakan hal-hal yang
berhubungan langsung dengan pekerjaan karyawan. Relevansi dapat terpenuhi jika kriteria yang digunakan dalam penilaian prestasi kerja didapatkan dengan
mengacu pada analisa jabatan.
2.Bebas dari kontaminasi Freedom from Contamination
Penilaian prestasi kerja dikatakan bebas atau bersih dari kontaminasi jika kriteria penilaian yang digunakan ditentukan dengan melihat perilaku kerja
karyawan dan bukan mengacu pada trait atau faktor lain.
3.Diskriminabilitas
Penilaian prestasi kerja dikatakan efektif jika kriteria penilaian yang digunakan dapat dengan jelas menggambarkan perbedaan karyawan satu
dengan yang lain dalam hal prestasi kerjanya.
4.Reliabilitas
Penilaian prestasi kerja dikatakan efektif jika memiliki reliabilitas kriteria penilaian yang tinggi, artinya kriteria penilaian akan dapat memberi hasil yang
sama akuratnya walaupun diterapkan pada karyawan yang berbeda.
5.Kongruensi
Universitas Sumatera Utara
Penilaian prestasi kerja dikatakan efektif jika kriteria penilaiannya kongruen atau sejalan dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri. Jika penilaian dilakukan
dengan tujuan untuk promosi, maka kriteria penilaian yang digunakan pun harus berhubungan dengan promosi.
Karakteristik penilaian prestasi kerja yang efektif ini dalam pelaksanaannya akan berbeda-beda di setiap perusahaan sesuai dengan kebijakan pihak
perusahaan. Penggunaan kelima karakteristik ini pada umumnya dilakukan dalam beberapa tahapan penilaian prestasi kerja yang akan dijelaskan pada pembahasan
selanjutnya.
c. Tahapan dalam Penilaian Prestasi Kerja
Melakukan sebuah penilaian terhadap prestasi kerja karyawan bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan proses atau tahapan yang pada akhirnya menghasilkan
sebuah penilaian yang tepat. Menurut Aamodt 2004, tahapan yang dilalui dalam penilaian prestasi kerja adalah sebagai berikut:
1.Menentukan alasan melakukan penilaian Tahapan ini merupakan tahapan yang pertama dilakukan dalam proses
penilaian prestasi kerja, dimana dalam tahap ini perusahaan harus menentukan alasan mengadakan penilaian. Hal ini sangat penting dilakukan karena
berkaitan dengan penentuan teknik yang akan digunakan. 2.Menentukan kriteria penilaian yang tepat
Universitas Sumatera Utara
Setelah mengetahui dengan jelas alasan dan tujuan mengadakan penilaian maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan kriteria
yang tepat untuk mengukur prestasi dan melakukan penilaian. Kriteria yang digunakan dapat berupa kualitas kerja, rasa aman dalam bekerja, atau absensi.
Kriteria yang digunakan berbeda-beda di setiap perusahaan tergantung pada kebijakan perusahaan yang bersangkutan.
3.Menentukan teknik atau metode penilaian Penilaian dapat dilakukan dengan teknik atau metode yang bermacam-macam.
Tahapan ini merupakan tahap dimana perusahaan memutuskan memilih dan menggunakan teknik yang tepat untuk melakukan penilaian.
4.Menjelaskan dan mensosialisasikan sistem penilaian kepada karyawan Sistem penilaian yang akan diterapkan sebaiknya diketahui oleh setiap
karyawan. Tahapan ke empat ini merupakan tahap dimana perusahaan menjelaskan dan mensosialisasikan sistem penilaian prestasi kerja yang akan
diterapkan baik kepada karyawan maupun atasan. Umumnya dalam tahap ini akan sekaligus diadakan pelatihan bagi atasan yang akan menjadi pelaksana
dalam proses penilaian. 5.Melakukan penilaian prestasi kerja
Tahap ini merupakan tahapan dimana proses penilaian berlangsung. Penilaian yang dilakukan melibatkan proses observasi terhadap perilaku, mencatat
perilaku, dan memberikan evaluasi atau penilaian terhadap perilaku yang diamati dari masing-masing individu karyawan.
6.Mengkomunikasikan hasil penilaian
Universitas Sumatera Utara
Tahapan terakhir dalam penilaian prestasi kerja ini diisi dengan sesi formal dimana atasan mengkomunikasikan hasil penilaian kepada karyawan yang
bersangkutan. Atasan dan karyawan akan bersama-sama mendiskusikan hasil penilaian tersebut. Karyawan akan mengetahui letak kekurangan dan
kelebihannya dan mengetahui langkah apa yang akan diambil ke depan untuk semakin termotivasi dan meningkatkan prestasi.
Pelaksanaan keenam tahapan dalam penilaian prestasi kerja ini merupakan sebuah proses berkesinambungan yang pada umumnya dilakukan setiap
perusahaan guna menjalankan sebuah sistem penilaian prestasi kerja yang baik.
3. Pengertian Persepsi Mengenai Penilaian Prestasi Kerja