2.5 Kerangka Berpikir
Pembelajaran keterampilan menyusun teks cerita pendek secara tertulis merupakan bagian keterampilan menulis yang seharusnya dapat dicapai siswa
terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia tingkat SMP. Keterampilan menyusun teks cerpen bukanlah suatu pekerjaan yang mudah untuk dilakukan.
Pada umumnya siswa mengalami kesulitan untuk menentukan idea tau gagasan untuk dituangkan kedalam sebuh cerpen. Pembelajaran menyusun teks cerpen
secara tertulis perlu mendapatkan perhatian. Selain itu, permasalahn tersebut perlu diidentifikasi dari proses pembelajaran, sikap religi, sikap sosial, pengetahuan,
dan keterampilan siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam menyusun teks cerpen.
Pertama, pada saat proses pembelajaran khususnya ketika siswa sedang diberikan materi oleh guru mereka cenderung kurang memperhatikan dikarenakan
guru masih menggunakan teknik cermah, guru kurang memberikan latihan praktik menyusun teks cerpen, minimnya media yang digunakan untuk memancing daya
imajinasi siswa karena guru masih berkutat dengan buku teks. Kedua, Sikap religius siswa secara keseluruhan sudah termasuk baik,
tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang serius bahwa belum melakukan kegitan berdoa baik di awal maupun akhir pelajaran. Beberapa siswa ini belum
siap mengikuti instruksi ketua kelas untuk berdoa bersama. Ketiga, sikap sosial. Sikap sosial yang ditunjukkan siswa sudah cukup
baik. Namun masih ada siswa yang bertindak sesuka hati dan mengganggu temannya ketika pembelajaran berlangsung.
Keempat, pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menyusun teks cerpen sudah cukup baik, tetapi masih perlu mendapatkan perhatian dari guru karena
belum semua siswa menguasai materi dengan baik. Hal ini sebabkan oleh siswa yang belum sepenuhnya memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru
dengan baik. Kelima, keterampilan siswa dalam menyusun teks cerpen masih perlu
mendapatkan perhatian serta bimbingan dari guru. Selama ini guru tidak membimbing tapi hanya menyuruh siswa menyusun teks cerpen berdasarkan apa
yang ada di pikiran mereka. Hal ini berdampak pada kegiatan awal menyusun teks minat menulis yang menjadi sangat kurang, siswa kesulitan dalam mendapatkan
ide atau gagasan dalam menulis cerpen, siswa menganggap menyusun teks cerpen merupakan hal yang sangat sulit.
Pelaksaan pembelajaran keterampilan menyusun teks cerpen masih belum optimal. Guru masih memberikan teori tapi kurang dalam latihan praktik dan
masih sebatas pada teknik ceramah tanpa memberikan bimbingan dengan baik. Selain itu, belum ada variasi dalm pembelajaran. Hal ini ditandai dengan belum
digunakannya media pembelajaran guna menunjang pelaksanaan pembelajaran, khususnya pemebelajaran keterampilan menyusun teks cerpen.
Salah satu upaya peneliti dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengedepankan gagasan tentang teknik latihan dasar yaitu melalui teknik latihan
terbimbing dengan bantuan media film pendek yang bermuatan nasionalisme. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun cerita
pendek. Melalui teknik latihan terbimbing siswa akan memiliki kesempatan untuk
berlatih menyusun teks cerita pendek dibawah bimbingan guru baik secara klasikal maupun secara individu jika diperlukan, dengan begitu ketika siswa
berlatih dan menemui kesulitan mereka memiliki tempat untuk bertanya dan mendapat masukan. Selain media film pendek diharapkan agar proses
pembeljaran menulis cerpen menjadi lebih menyenangkan, efektif dan efisien. Terlebih dengan disisipkannya muatan nasionalisme di dalam pembelajaran agar
siswa mampu menyerap sikap-sikap nasionalisme dari film yang ditayangkan. Pembelajaran menyusun teks cerpen menggunakan teknik latihan
terbimbing dengan media film pendek bermuatan nasionalisme diharapkan dapat memberi pengaruh positif. Khususnya pengaruh dalam hal pembelajaran yang
mencakup proses pembelajaran, sikap religius siswa, sikap sosial siswa, pengetahuan yang dimiliki siswa, dan keterampilan menyusun teks cerita pendek
secara tertulis mampu dicapai keseluruhan siswa dengan baik. Siswa terampil dalam menyusun teks cerpen secara tertulis. Dengan demikian pembelajaran
keterampilan menyusun teks cerpen secara tertulis yang dilakukan siswa dapat meningkat yang diidentifikasi dari hasil proses pembelajaran, sikap religius, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan siswa.
2.6 Hipotesis Tindakan