2.2.1.3 Fungsi Menyusun Teks Secara Tertulis
Suparno 2008: 4 menyebutkan fungsi menyusun teks secara tertulis antara lain: 1 peningkatan kecerdasan, 2 pengembanga daya inisiatif da
kreativitas, 3 menumbuhkan keberanian, dan 4 pendorong kemauan dan kemampua mengumpulkan informasi.
Tarigan 2008: 22 juga mengungkapkan fungsi utama dari kegiatan menyusun teks adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung, namun fungsi
utama tersebut dapat dirinci menjadi: 1 memudahkan para pelajar untuk berpikir, 2 membantu berpikir kritis, 3 membantu merasakan dan menikmati hubungan-
hubungan, 4 memecahkan masalah yang dihadapi, dan 5 menyusun urutan bagi pengalaman
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi menyusun teks diantaranya dapat membantu siswa berpikir kritis, memecahkan masalah
yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi, pengembangan daya inisiatif dan
kreativitas, dan menumbuhkan keberanian.
2.2.2 Hakikat Cerita Pendek cerpen
Teori-teori dalam subbab ini mencakup pengertian cerpen, struktur cerpen, unsur- unsur pembangun cerpen, dan tahapan menyusun teks cerita pendek.
2.2.2.1 Pengertian Cerita Pendek
Secara etimologis cerita pendek pada dasarnya adalah karya fiksi atau “sesuatu yang dikontruksikan, ditemukan, dibuat-buat atau dibuat”. Hal itu berarti
bahwa cerpen tidak terlepas dari fakta. Fiksi yang merujuk pada pengertian rekaan atau konstruksi dalam cerpen terdapat pada unsur fiksinya Nuryatin, 2010: 2.
Menurut Nurgiyanto 1995: 10 cerpen sesuai dengan namanya, adalah cerita yang pendek. Akan tetapi, berapa panjang pendek itu memang tidak ada
aturannya, tak ada satu kesepakatan di antara para pengarang dan para ahli. Cerita pendek bukan ditemukan dari banyaknya halaman untuk
mewujudkan cerita tersebut atau banyak sedikitnya tokoh yang terdapat di dalam cerita itu, melainkan lebih disebabkan oleh ruang lingkup permasalahan yang
ingin disampaikan oleh bentuk karya sastra tersebut. Jadi sebuah cerita yang pendek belum tentu dapat digolongkan ke dalam jenis cerita pendek, jika ruang
lingkup dan permasalahan yang diungkapkan tidak memenuhi persyaratan yang dituntut oleh cerita pendek Suharianto 1982:39
Selanjutnya Kosasih 2012:34 menyatakan bahwa cerita pendek atau cerita pendek pada umumnya bertema sederhana, jumlah tokohnya terbatas, jalan
ceritanya sederhana dan latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas. Mihardja 2012:40 juga beranggapan bahwa cerita pendek berasal dari
anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan pararel pada tradisi penceritaan lisan. Anggapan ini dapat
dirumuskan bahwa cerpen dapat berdasar pada suatu peristiwa yang menarik karena lucu dan mengesankan sesuai dengan keinginan penceritaan yang
diciptakan penulis. Adaptasi penceritaan ini adalah kebiasaan turun-temurun penceritaan lisan atau bercerita atau dapat disebut mendongeng.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa cerita pendek adalah cerita pendek yang terlepas dari fakta, memiliki komposisi lebih
sedikit dibanding novel dari segi kependekan cerita, memusatkan pada satu tokoh, satu situasi, dan satu alur yang lebih sederhana.
2.2.2.2 Struktur Cerita Pendek