2.2.2.3.4 Latar atau Setting
Latar merupakan tempat atau waktu terjadinya cerita. Sebuah cerita tentunya ada latar yang menyertainya. Kegunaan latar atau setting dalam sebuah
cerita adalah sebagai petunjuk kapan dan dimana cerita tersebut berlangsung. Selain itu, latar juga dapat menunjukkan nilai-nilai yang ingin diungkapkan oleh
pengarang Suharianto: 22-23 Pendapat lain disampaikan oleh Staton 2007:35 yang mengatakan
bahwa latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa daalam cerita, yaitu dunia cerita sebagai tempat terjadinya peristiwa. Dalam latar inilah segala
peristiwa yang menyangkut hubungan antartokoh terjadi. Latar dalam cerpen biasanya mempunyai dua tipe, yaitu pertama, latar yang diceritakan secara detail,
ini biasanya terjadi jika cerpem fokus pada persoalan latar. Kedua, latar yang diceritakan tidak menjadi fokus utama atau masalah, biasanya latar hanya disebut
secara detail. Berdasarkan kajian pustaka tersebut, dapat disimpulkan bahwa setting
atau disebut latar menekankan arti pada waktu, tempat, dan keadaan suatu peristiwa, waktu mencakup serentetan saat yang telah lampau, sekarang dan yang
akan datang, lama rentetan saat yang tertentu, saat tertentu untuk berdoa, atau keadaan hari. Latar atau setting dalam cerita, biasanya bukan hanya sekadar
sebagai petunjuk kapan dan di mana cerita itu terjadi, melainkan juga sebagai tempat pengambilan nilai-nilai yang ingin diungkapkan pengarang melalui
ceritanya tersebut.
2.2.2.3.5 Gaya Bahasa
Pengertian gaya bahasa diungkapkan oleh Wiyanto 2005:77 yang menyatakan bahwa gaya bahasa adalah cara khas dalam menyampaikan pikiran
dan perasaan. Dengan cara yang khas itu kalimat-kalimat yang dihasilkannya menjadi hidup. Pendapat senada juga disampaikan oleh Kusmayadi 2010:27
yang menyatakan bahwa gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Artiya
seorang pengarang memliki ciri khas tersendiri dalam gaya bahasa dalam
penulisan suatu karya sastra.
Selanjutnya Keraf 2006:24 menyatakan bahwa diksi atau gaya bahasa mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu
gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau mengungkapkan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik
digunakan dalam suatu situasi. Adapun Aminuddin 2009:72 menerangkan bahwa gaya adalah cara
seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana
yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. Berdasarkan kajian pustaka tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya
bahasa merupakan kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis dalam
penulisan suatu karya sastra.
2.2.2.3.6 Sudut Pandang Point of View