membuat pembelajaran lebih jelas untuk dipahami, lebih menarik dan dapat mengatasi keterbatasan ruang, indera, dan waktu sehingga dapat meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa.
2.2.4.3 Media Film Bermuatan Nasionalisme
Film pendek merupakan primadona bagi para pembuat film indepeden. Selain dapat diraih dengan biaya yang relatif lebih murah dari film cerita panjang,
film pendek juga memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa. Meski tidak sedikit juga pembuat film yang hanya menganggapnya sebagai sebuah batu
loncatan menuju film cerita panjang. Film pendek merupakan film yang memiliki durasi di bawah 50 menit Cahyono: 2009.
Selain itu, film pendek dipilih karena dalam film pendek terkandung sebagian besar bahkan keseluruhan unsur-unsur pembangun cerpen. Dengan
menyaksikan, menonton, dan menikmati film pendek diharapkan siswa mendapatkan sebuah rangsangan atau stimulus untuk menyusun teks cerpen.
Unsur-unsur seperti tema, alur, penokohan, latar, sudah tersaji dalam film pendek. Semi 1993:153 menyatakan bahwa dengan membaca karya dan
menonton sastra diharapkan para siswa memperoleh pengertian yang baik tentang manusia dan kemanusiaan, mengenal nilai-nilai dan mendapatkan ide-ide baru.
Setidaknya siswa mendapat sebuah motivasi berupa stimulus melalui film pendek tersebut dan mampu menyajikan sebuah cerita dalam bentuk cerpen karya siswa
sendiri. Dengan demikian, siswa telah mampu memberikan respons yang positif dan kreatif dalam mengapresiasi sastra cerpen.
Sedangkan muatan nasionalisme dipilih untuk meningkatkan karakter dan semangat nasionalisme bagi siswa. Ningsih 2009 mengemukakan bahwa
nasionalisme secara teoritis adalah persatuan secara kelompok dari suatu bangsa yang mempunyai sejarah, bahasa, dan pengalaman bersama. Nasionalisme bangsa
Indonesia merupakan perwujudan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap negara Negara dan tanah air berdasarkan Pancasila.
Adapun Soemardjan dalam Herniwati 2011: 84-85 berpendapat bahwa nasionalisme merupakan kesetiakawanan warga negara kepada bangsanya.
Seseorang yang berjiwa nasionalis apabila ia mengenal dan menghormati simbol- simbol pemersatu bangsa seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Lagu
Kebangsaan Indonesia, Lambang Burung Garuda, Bahasa Indonesia, dan lainnya. Menurut Koeshardanto dan Masnuna 2013:51 Indonesia adalah negara
yang kaya akan kebudayaan, tetapi masih haus akan sikap nasionalisme terlebih oleh generas-generasi penerus bangsa. Terpuruknya moral generasi-generasi
penerus bangsa tidak lepas dari buruknya kualitas tontonan yang di suguhkan kepada masyarakat Indonesia. Sependapat dengan Masnuna, Nita 2007 juga
berpendapat di zaman sekarang jarang diadakan pemutaran film perjuangan, melainkan film asing yang mengagungkan superioritas dan kecanggihan teknologi
negara barat, serta sinetron yang berbau magis, atau kekerasan. Oleh karena itu, melalui film pendek bermuatan nasionalisme siswa bisa diajak berkomunikasi
untuk menangkap pesan-pesan moral yang tersirat dalam film tersebut. Media film pendek dalam pembelajaran dapat dikategorikan ke dalam
media audiovisual. Sadiman 1993:16 menyatakan bahwa peranan media audio-
visual dalam pembelajaran menyusun teks cerpen, yaitu 1 sebagai alat untuk memperjelas materi pembelajaran, 2 sebagai sumber belajar bagi siswa,
dimaksudkan supaya siswa mendaapat pedoman dalam mengikuti proses pembelajaran, 3 dapat memberikan pancingan dengan praktik langsung, 4
sebagai alat untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran, 5 mengatasi sikap siswa yang pasif, 6 mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan panca indra,
berarti dengan media yang cukup menunjang kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan. Dengan demikian, penggunaan media film
ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menulis naskah drama. Sadiman, dkk 2010:68-69 memaparkan lebih lanjut mengenai kelebihan
media film sebagai berikut. 1
Film merupakan suatu denominator belajar yang umum. Baik anak yang cerdas maupun lamban akan memperoleh sesutau dari film yang sama.
2 Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
3 Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali
kejadian-kejadian sejarah yang lampau. 4
Film dapat menyajikan baik teori maupun praktik dari yang bersifat umum ke khusus atau sebaliknya.
5 Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat,
animasi, dan sebagainya untuk menampilkan butir-butir tertentu. 6
Film memikat perhatian anak. 7
Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.
8 Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.
Adapun Sadiman,dkk 2010:69 juga memaparkan kekurangan film sebagai berikut ini.
1 Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu
untuk memutar film relatif lama. 2
Film tidak dapat mencapai semua tujua pembelajaran. 3
Penggunaanya perlu ruangan gelap. Dapat disimpulkan bahwa media film yang digunakan dalam pembelajaran
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah melengkapi pengalaman dasar siswa, mendorong minat siswa, film yang memuat nilai posistif
dapat mengundang pemikiran siswa. Kekurangannya adalah memerlukan waktu dan biaya yang lebih, film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan tujuan belajar
yang ingin disampaikan guru kepada siswanya. Melalui film pendek siswa bisa diajak berkomunikasi untuk menangkap pesan-pesan moral yang tersirat dalam
film tersebut
.
2.3 Pembelajaran Menyusun Teks Cerpen Secara Tertulis menggunakan
Teknik Latihan Terbimbing dengan Media Film Pendek Bermuatan Nasionalisme
Pembelajaran menyusun teks cerpen secara tertulis merupakan bagian dari kompetensi dasar menyusun teks cerpen secara tertulis. Pendekatan yang
digunakan pada kurikulum 2013 adalah pendekatan scientific. Pendekatan ini tercermin dalam langkah-langkah yang secara umum berupa kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.Kegiatan inti yang ditujukan untuk mendapatkan penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan, kegiatan
inti berupa mengamati, menanya, mengumpulkan informasieksperimen, mengasosiasikanmengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Setiap tahapan
menuntun siswa mencapai pemahaman terhadap unsur-unsur pembangun cerita pendek, sehingga diharapkan siswa dapat menyusun teks cerpen dengan baik.
Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyusun teks cerpen, untuk itu digunakanlah teknik latihan terbimbing yang diintergrasikan dengan media film
pendek bermuatan nasionalisme. Teknik latihan terbimbing digunakan untuk membimbing siswa dalam langkah penyusunan teks cerpen. Hal ini dikarenakan
untuk memeroleh keterampilan menyusun teks cerpen yang baik perlu adanya latihan dan bimbingan dari seorang guru yang berkompeten di bidangnya.
Sedangkan media film pendek bermuatan nasionalisme merupakan media pembelajaran yang berisi tentang sebuah film dengan durasi yang pendek yang
bertema nasionalisme. Film ini membantu siswa dalam membuat teks cerita