54
digabung
- =
Gambar 2.11. Operasi Pengurangan Pecahan Senilai
Dari penggabungan pecahan di atas, didapatkan 3 bagian berwarna ungu yang merupakan impitan warna biru dan merah yang hilang dan menyisakan
hasil 5 bagian yang bernilai atau bisa ditulis . Setelah di dapat hasil tersebut, kemudian dilanjutkan dengan melakukan operasi hitung yang kedua
yaitu penjumlahan. Perhatikan langka di bawah ini.
+ =
Gambar 2.12. Operasi Penjumlahan Pecahan Senilai
Dari penggabungan kedua, didapatkan hasil 9 bagian yang masing- masing bernilai atau bisa ditulis . Jadi, dapat ditulis dalam kalimat
matematika menjadi { - + } = - + } =
2.1.5. Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
2.1.5.1. Pengertian Model Kooperatif
HASIL
55
Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berbasis sosial. Menurut Slavin 2010:4 model kooperatif adalah suatu model pengajaran dimana
siswa belajar dan bekerja secara kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu antar anggota kelompok dalam memahami materi yang sedang
dipelajari. Selain itu, Slavin juga mengelompokkan pembelajaran kooperatif ke dalam beberapa tipe yaitu Students Teams Achievement Division STAD, Teams
Games Turnament TGT, Jigsaw, Teams Accelerated Instruction TAI, Cooperatif Integrated Reading and Composition CIRC.
Sedangkan menurut Arends 2008:4 model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berupaya membantu siswa mempelajari isi
akademis dan berbagai keterampilan untuk mencapai tujuan tanpa mengabaikan hubungan antar manusia.
Berdasarkan pendapat dari Slavin dan Arends di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran yang
mengelompokkan siswa secara heterogen dengan arahan dari guru untuk belajar dan bekerja sama dalam menguasai materi yang sedang dipelajari.
2.1.5.2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Sanjaya 2011:249 mengungkapkan kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
a. Kelebihan pembelajaran kooperatif
56
Kelebihan pembelajaran kooperatif sebagi suatu strategi pembelajaran yaitu: a melalui pembelajran kooperatif siswa tidak terlalu bergantung pada
guru dalam mendapatkan informasi; b pembelajaran kooperatif mampu mengembangkan ide-ide setiap siswa dan membandingkan dengan ide-ide
dari orang lain; c pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar; d pembelajaran kooperatif dapat
menigkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial; e interaksi selama pemebelajaran kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi
dan memberikan rangsangan untuk berpikir. b. Kelemahan pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan yaitu: a untuk memahami dan mengrti pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu yang
lama; b ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah siswa saling membelajarkan, tetapi tanpa adanya peer teaching yang efektif akan
mengakibatkan apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa; c keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya
mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode yang cukup panjang.
2.1.5.3. Teams Games Tournament
Slavin 2010:164 tipe Teams Game Turnament TGT merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdapat unsur
permainan akademik atau turnamen untuk mengganti tes individu. Permainan dalam tipe Teams Game Turnament TGT dapat betupa pertanyaan-pertanyaan
57
yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang
sesuai dengan angka tersebut. Prinsipnya tingkat kesulitan soal disesuaikan dengan tingkat akademis siswa. Turnamen memungkinkan siswa dari semua
tingkat kemampuan kepandaian untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. 2.1.5.3.1.
Karakteristik Teams Games Tournament TGT Slavin 2010:166 Karakteristik dari Teams Games Tournament TGT
adalah sebagai berikut.
a.
Siswa dikelompokkan dalam kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 siswa secara heterogen untuk menguasai materi yang sedang dipelajari.
b.
Siswa memainkan permainan akademik dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan sama dan ditempatkan dalam meja-meja turnamen.
c.
Dalam permainan akademik terdapat siswa yang bertugas sebagai pembaca dan penantang.
d.
Permainan dalam Teams Games Tournament TGT berupa pertanyaan- pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka, kemudian siswa
mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut.
e.
Pemberian penghargaan didasarkan pada rata-rata poin yang diperoleh dari tiap kelompok.
58
2.1.5.3.2. Langkah-langkah Teams Games Tournament TGT
langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournament TGT menurut Slavin 2010:170 sebagai berikut.
1. Penyajian kelas Dalam penyajian kelas, guru terlebih dahulu menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai kemudian guru menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan pemebelajaran langsung. Pada kegiatan ini
semua siswa harus benar-benar memperhatikan penjelasan dari guru karena akan membantu mereka dalam mengerjakan tugas di dalam kelompok dan
menyumbangkan poin untuk kelompoknya dalam permainan akademik. 2. Belajar tim
Pada langkah ini guru mengelompokkan siswa secara heterogen ke dalam beberapa kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Dalam
kelompok siswa mengerjakan LKS yang telah diberikan oleh guru untuk dikerjakan secara bersama-sama. Selain itu dalam kelompok ini juga
dipersiapkan untuk mengikuti permainan akademik, apabila ada angota kelompok yang tidak mengerti tentang tugas yang diberikan, anggota
kelompok lain harus membantunya untuk memahami tugas tersebut sampai mengerti
3. Game Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang
dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di
59
atas meja dengan 5-6 orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang
ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor yang tertera
pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.
4. Turnamen Untuk memastikan bahwa setiap siswa sudah memahami materi yang
sedang dipelajari, guru memberikan sebuah permainan akademik. Permainan akademik dimainkan pada meja-meja yang berisi oleh 5 siswa atau
disesuaikan dengan jumlah kelompok dan tiap meja diwakili oleh siswa yang mempunyai tingkat akademik yang sama serta berasal dari kelompok
berbeda. Dalam satu meja turnamen terdiri dari siswa yang mempunyai tugas tugas sebagai pembaca, penantang I, penantang ke II, dan seterusnya
disesuaikan dengan jumlah kelompok. Siswa yang bertugas sebagai pembaca mempunyai tugas untuk mengambil sebuah lambar pertanyaan dan
membaacanya secara keras agar semua siswa di dalam kelompok dapat mengetahui soalnya kemudian menjawab pertasnyaan tersebut. Penantang I
bertugas untuk menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh pembaca. Penantang II, III dan seterusnya bertugas untuk menyetujui dengan jawaban
penantang I atau menentang dengan memberi jawaban yang berbeda. Setelah semua memberikan jawabannya, pembaca membuka kunci jawaban. Kegiatan
ini dilakukan secara bergiliran sampai semua soal dibacakan dan dijawab.
60
5. Penghargaan kelompok Setelah turnamen selesai, tentukanlah rata-rata poin dan persiapkan
sertifikat untuk membri penghargaan kepada tim atau kelompok yang memperoleh rata-rata poin yang mencapai kriteria yang telah ditentukan.
Untuk melakukan hal itu, pertama-tama jumlahkan skor yang diperoleh siswa saat permainan, kemudian berilah poin sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan sesuai criteria yaitu 20, 25, 35, 45, 55, 60. Selanjutnya pindahkan tiap poin turnamen siswa tersebut ke lembar rangkuman dari timnya masing-
masing, jumlahkan poin tersebut dan bagilah sesuai dengan banyaknya jumlah anggota tim untuk mendapatkan predikat yaitu: a Tim Super dengan
rata-rata poin 50; b Tim Sangat Baik dengan rata-rata poin 45; dan c Tim Baik dengan rata-rata poin 40.
Team A
Team B Team C
Gambar 2.13 Penempatan Meja Turnamen, Slavin, Cooperative Learning, ter.
Nurulita Yusron Bandung: Nusa Media, 2010, 168. A-1
A-2 A-3 A-4
Tinggi Sedang Sedang
Meja Turnamen
1
Meja Turnamen
2
Meja Turnamen
3 Meja
Turnamen 4
B-1 B-2
B-3 B-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
C-1 C-2
C-3 C-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
61
2.1.5.3.3. Kelemahan dan Kelebihan Teams Games Tournament TGT
a.
Kelebihan dari Teams Games Tournamen TGT adalah: a dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dan juga menyenangkan dalam proses
belajar-mengajar; b melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status; c melibatkan siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung
unsur permainan dan reinforcement; d aktivitas belajar denagn permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di
samping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.
b.
Kelemahan dari Teams Games Tournament TGT adalah: a sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi
akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok. Waktu
yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu
menguasai kelas secara menyeluruh; b masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya.
Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing denagn baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu
menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
62
2.1.6. Media Pembelajaran