Metode yang digunakan dalam penerapan musik sebagai media terapi fisik motorik anak cerebral palsy di YPAC Semarang harus disesuaikan dengan
program kegiatan dan kondisi anak. Beberapa metode yang digunakan antara lain:
4.3.1 Metode Pembelajaran Kelompok atau Klasikal
Metode ini dipilih karena ada dua kemungkinan. Pertama, anak merasa malu dan takut untuk melakukan kegiatan secara sendiri, oleh karena itu butuh
teman untuk belajar bersama. Kedua, jumlah anak yang terlalu banyak hingga sulit diberikan layanan individual, mengingat waktu, tenaga dan peralatan.
Berdasarkan hasil pengamatan, pengajar menggunakan metode secara kelompok pada saat anak berlatih memainkan alat musik. Dalam proses terapi, anak dibagi
menjadi beberapa kelompok untuk memegang alat musik yang berbeda. Misal kelompok pertama memainkan tamborin, sedangkan kelompok kedua bertugas
memainkan snare drum dan kelompok ketiga bertugas memainkan bass drum. Permainan dilakukan sesuai yang diperintahkan dan pola ritme yang telah
dicontohkan oleh pengajar. Metode kelompok dimaksudkan agar terjalin kerja sama yang baik antara
anak dengan teman yang lain, selain itu dengan metode kelompok anak akan lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan terapi yang mencakup keseluruhan
program, baik terapi fisik motorik, sosial emosional maupun mental intelegensi. Metode ini digunakan sesuai dengan materi, dalam hal ini materi permainan alat
musik secara bersama. Semakin banyak kelompok, semakin banyak pula alat musik yang digunakan. Hal tersebut akan menyenangkan bagi anak, sehingga
menarik minat untuk melakukan kegiatan terapi secara berulang-ulang.
Gambar. 4.15 Anak sedang melakukan kegiatan kelompok Dok. Foto Khusna Julidar, September 2012
4.3.2 Metode Objektif-Praktis
Metode objektif-praktis adalah metode yang dilaksanakan sesuai dengan keadaan atau kondisi anak, keadaan sarana dan prasarana yang ada, keadaan
waktu pada jam sekolah atau di luar jam sekolah dan mudah dilaksanakan penyampaian dan pencapaian hasil tidak terlalu teoritis. Berdasarkan hasil
pengamatan, kegiatan terapi musik ini dilaksanakan pada jam sekolah yaitu pukul 08.00 sampai 09.00 WIB. Bentuk kegiatan yang dilakukan dengan metode ini
adalah mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan kondisi anak cerebral palsy. Terapis memberikan metode ini, pada saat
anak mulai merasa jenuh dengan materi yang diberikan. Terapis mengalihkan kegiatan yang lain yang bersifat menghilangkan kejenuhan anak. Seperti contoh:
anak mulai jenuh dengan kegiatan bermain alat musik, terapis mengalihkan kegiatan bermain alat musik dengan menyanyi lagu dengan unsur pelajaran yang
mudah diikuti oleh anak, misalnya lagu “Satu-Satu”, hafalan bulan atau hari dan lain-lain.
4.3.3 Sistematik dan Kontinuitas