secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data
display dan conclusion drawing verivication.
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data: Model Interaktif Sumber : Model Interaktif Miles dan Huberman Sugiyono 2010: 92
3.5.1 Data Reduction Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu Sugiyono 2010: 338. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
3.5.2 Data Display Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya
Sugiyono 2010: 95. Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Sugiyono
2010:95 menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data Kesimpulan
Penarikanverifikasi
3.5.3
Conclusion Drawing
Verification
Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori Sugiyono 2010: 99. Ketiga aktivitas dalam analisis data tersebut memperkuat penelitian
kualitatif yang dilakukan oleh peneliti karena sifat data dikumpulkan dalam bentuk laporan, uraian dan proses untuk mencari makna sehingga mudah
dipahami keadaannya baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain.
37
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah YPAC Semarang
YPAC Semarang adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada tanggal 19 April 1954 oleh Ibu Milono istri Residen Semarang pada saat itu atas prakarsa
Prof. Dr. dr. Soeharso. Konsep dasar pendirian YPAC karena pada waktu itu terjadi wabah poliomyelitis yang mengenai anak-anak yang mengakibatkan cacat
tubuh. Kelompok masyarakat telah menyikapi secara positif dengan kepedulian sosial yang tinggi disertai keikhlasan dalam penanganan secara terpadu dengan
membentuk suatu yayasan nirlaba yaitu YPAC di Semarang, yang merupakan salah satu cabang dari 16 cabang YPAC seluruh Indonesia.
Pada awal berdirinya YPAC menempati sebagian dari ruang anak-anak RSUP RS. dr. Kariadi dengan memberikan pelayanan fisioterapi, khusus kepada
anak-anak cacat polio. Pada waktu ruang anak-anak RSUP dibongkar, maka mulai 1 Januari 1955 yayasan menempati garasi pinjaman dari PMI di Bulu. Mengingat
semakin banyaknya anak cacat polio yang datang untuk dirawat, maka sangat diperlukan tempat yang lebih luas, sehingga pada bulan November 1955 yayasan
pindah dari PMI ke gedung di jalan dr. Cipto 310 Semarang. Setelah berulang kali pengurus yayasan menghadap Bapak Soeroso,
Menteri Sosial pada saat itu, akhirnya YPAC di Semarang pada tanggal 8 September 1962 mendapat bantuan gedung dari Yayasan Dana Bantuan Jakarta.