Latar Belakang PENGARUH KOMUNIKASI GURU DAN KONDISI RUANG KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XI JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar yang sengaja dirancang pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu tujuan pendidikan itu sendiri untuk meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. “Salah satu usaha yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang pal ing pokok” Catharina,2004:1. Slameto 2010:1 mengemukakan bahwa “berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik”. Suatu tujuan pendidikan dikatakan tercapai apabila hasil belajar siswa mengalami perkembangan dan peningkatan. Dalam pendidikan formal selalu diikuti pengukuran dan penilaian, demikian juga dalam proses kegiatan belajar mengajar, dengan mengetahui hasil belajar dapat diketahui kedudukan siswa yang pandai, sedang, dan lambat. Laporan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil ulangan dan diserahkan dalam periode tertentu yaitu dalam bentuk rapor. Dalam usaha untuk mencapai suatu hasil belajar yang optimal dari proses belajar mengajar seorang siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. “Faktor internal adalah faktor yang timbul dari diri siswa itu sendiri diantaranya keadaan fisik, intelegensi, bakat, minat, dan perhatian, keadaan emosi serta disiplin, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar diri siswa diantaranya guru, teman, orang tua, ruangan kelas, dan lain-lain ”. Slameto, 2010:68. Guru merupakan faktor eksternal sebagai penunjang pencapaian hasil belajar yang optimal. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan komunikasi guru. Seorang guru yang berkomunikasi dengan baik kepada siswa dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar siswa. Proses komunikasi yang terjadi dalam suatu kegiatan belajar mengajar KBM bersifat interaktif edukatif komunikasi timbal balik, hal itu dapat terjadi diantara guru dengan siswa atau antar siswa. Penguasaan teknik dan cara berkomunikasi guru merupakan salah satu untuk yang berperan mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar. Guru yang kurang mampu berkomunikasi dengan baik pada saat menyampaikan materi pembelajaran, maka berdampak sulitnya siswa menerima materi yang diajarkan oleh guru. Kemampuan berkomunikasi dalam kelas adalah kemampuan guru dalam menciptakan iklim komunikatif antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Komunikasi dalam bentuk diskusi dalam proses belajar mengajar berlangsung sangat efektif, baik antara guru dengan siswa maupun di antara para siswa sendiri, sebab siswa terbiasa mengemukakan pendapat secara argumentatif dan dapat mengkaji dirinya, apakah yang telah diketahuinya itu benar atau tidak. Komunikasi dalam bentuk diskusi proses belajar siswa bisa menjadi tiga tahap yaitu: persepsi, ideasi, transmisi Effendy, 2005: 102. “Ada beberapa unsur komunikasi dalam kegiatan pembelajaran yaitu: a guru dalam pembelajaran disebut komunikator sumber dalam menyampaikan pesan kepada siswa; b materi pelajaran dalam proses pembelajaran merupakan informasi yang sedang dikomunikasikan; c media pembelajaran sangat diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada siswa dalam pembelajaran; d penerima atau feedback terjadi pada komunikasi antara guru dengan siswa setelah penerima menerima pesan”. Lasswell dalam Mulyana, 2005:63-65 Selain komunikasi, faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kondisi ruangan kelas. Ruangan kelas adalah tempat belajar yang memungkinkan terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Ruangan kelas yang baik adalah ruangan kelas yang aman dan nyaman tanpa adanya gangguan dalam melakukan proses belajar mengajar. Kelas merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka, bertumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emotion Ahmad, 2008:14. Oleh karena itu kelas harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan taman belajar yang menyenangkan bagi siswa maupun guru. “Ruangan kelas yang layak digunakan dalam pembelajaran memiliki beberapa kriteria, yaitu : a tempatruang belajar harus rapi, bersih, sehat, tidak lembab; b cukup cahaya yang meneranginya; c sirkulasi udara cukup; d perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi” The Liang Gie, 2000:220, Ruangan kelas tidak hanya berfungsi sebagai tempat dan sumber belajar. Namun, lebih dari itu di dalamnya terjadi sebuah sistem sosial yang dibangun oleh guru dan siswa. Kondisi kelas yang tidak tertata dengan baik mengakibatkan siswa enggan untuk berlama-lama di dalam kelas, sehingga sistem sosial yang dijalin tidak begitu kuat karena interaksi timbal balik yang di bangun kurang mendalam. Kondisi kelas turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Dadang 2009:1 , menyatakan bahwa, “di dalam ruang kelas siswa belajar berbagai mata pelajaran, baik yang berupa hafalan, pemecahan masalah, maupun keterampilan dengan proses belajar mengajar untuk semua mata pelajaran teori dan praktek, dianggap sama dan cenderung dilakukan dengan model belajar klasikal, atau model ceramah, dimana komunikasi guru relatif lebih aktif dibandingkan dengan siswa, hal ini akan mengakibatkan tingkat keberhasilan belajar tidak optimal”. Menurut Artman 2008 dalam artikelnya menyatakan bahwa, “Kondisi ruangan kelas secara tidak langsung mempengaruhi proses belajar mengajar kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi dimana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, proses itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan pembelajaran ”. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 5 Maret 2012 di kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 9 Semarang, diketahui jika hasil belajar siswa pada proses pembelajaran mengelola sistem kearsipan masih belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari hasil midsemester siswa yang belum optimal. Berikut hasil nilai midsemester mata pelajaran mengelola sistem kearsipan pada siswa kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 9 Semarang. Tabel 1.1 Ketuntasan Nilai Midsemester Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Pada Siswa Kelas XI Jurusan Admnistrasi Perkantoran SMK Negeri 9 Semarang Kelas Jumlah Kriteria Tuntas Tidak tuntas Jumlah Jumlah XI AP 2 38 11 14,10 29 37,18 XI AP 3 40 9 11,54 29 37,18 Jumlah 78 20 25,64 58 74,36 Sumber Data Mid Semester Ganjil SMK Negeri 9 Semarang Tahun Ajaran 2012 Tabel 1.1 diatas menunjukkan 58 orang 74,34 dalam kriteria tidak tuntas dan sejumlah 20 orang 25,63. Perinciannya adalah 1 Kelas XI AP 2 sejumlah 38 siswa dengan kriteria tuntas 11 14,10 dan jumlah tidak tuntas 29 37,17, 2 Kelas XI AP 3 sejumlah 40 siswa dengan kriteria tuntas 9 11,53 dan jumlah tidak tuntas 29 37,17. Dilihat dari aspek komunikasi guru dalam berkomunikasi terhadap siswa saat mengajar, guru sudah menguasai materi pelajaran yang diajarkan, menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan mata pelajaran, mampu mengelola kelas dengan baik, hanya guru belum mendapat feedback yang baik dari siswa, sehingga diperlukan komunikasi yang baik antar guru dan siswa, agar suasana belajar dapat tercipta dengan kondusif dan menyenangkan, untuk aspek kondisi ruang kelas, di dalam ruang kearsipan tempat ruang belajar sudah baik, penerangan di dalam kelas juga sudah cukup terang untuk pembelajaran, peralatan yang digunakan sudah cukup memadai tetapi masih ada sebagian peralatan yang kurang terawat seperti pelubang kertas sudah tidak tajam lagi dan lemari filling cabinet yang sudah tidak dapat dipakai lagi sehingga siswa diarahkan untuk menyimpan surat dan kartu kendali di dalam map dan dibawa pulang siswa. Berdasarkan pemaparan diatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Komunikasi Guru dan Kondisi Ruang Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Mengelola Sistem Kearsipan Pada Siswa Kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 9 Semarang ”.

1.2. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Bidang Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas XII Mata Diklat Mengelola Sistem Kearsipan di SMK PGRI 01 S

0 25 124

PENGARUH FASILITAS BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 SALATIGA

0 5 150

Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Melalui Proses Komunikasi Guru Pada Siswa Kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Tamansiswa Kudus

5 27 104

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN SISWA KELAS XI JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 PANTAI CERMIN T.P 2016/2017.

0 3 32

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN DI SMK SWASTA NUR AZIZI TANJUNG MORAWA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 4 23

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN STRATEGI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN KELAS XI JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK TAMANSISWA KUDUS.

0 0 3

(ABSTRAK) PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENGELOLA KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XI JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK TAMANSISWA KUDUS.

0 0 2

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENGELOLA KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XI JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK TAMANSISWA KUDUS.

0 0 95

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XI JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 2 PEKALONGAN.

1 4 113

PENGARUH MOTIVASI DAN METODE MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 1 YOGYAKARTA.

0 0 147