Dalam kegiatan pembelajaran diperlukan keterampilan guru dalam berkomunikasi, menurut Joni 1984:2 dalam Soeharto 2003:25-29 mencakup lima
kemampuan pokok: 1. Kemampuan guru mengembangkan sikap positif dalam kegiatan pembelajaran.
Kemampuan ini terdiri dari : a Mengenali kelebihan dan kekurangan diri siswa dalam kegiatan pembelajaran; b Membantu siswa menumbuhkan percaya diri
dalam kegiatan pembelajaran; c membantu memperjelas pikiran dan perasaan sehingga dapat dipahami orang lain dan dapat bertukar pikiran dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan ini terdiri dari: a menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat
siswa; b menunjukkan sikap luwes dalam penyesuaian diri; c menerima siswa sebagaimana adanya; d menunjukkan sikap sensitif, responsif, dan simpatik
terhadap perasaan kesukaran siswa dalam kegiatan pembelajaran; e menunjukkan sikap ramah, penuh perhatian, dan sabar terhadap siswa.
3. Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan ini terdiri dari: a menunjukan gairah dalam
member materi atau mengajar; b merangsang minat siswa untuk belajar; c memberi kesan kepada siswa bahwa guru menguasai bahan materi yang diajarkan
dan menguasai bagaimana cara mengajar metode.
4. Kemampuan guru untuk mengelola interaksi dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan ini terdiri dari: a mengembangkan hubungan yang sehat dan serasi
dalam kegiatan pembelajaran; b memberi tuntunan agar interaksi antara siswa dan antara guru dan siswa terpelihara dengan baik dalam kegiatan pembelajaran;
c menguasai kegiatan yang tidak diinginkan atau menyimpang dalam kegiatan pembelajaran.
5. Kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran pada siswa, materi ini terdiri dari: a sistematika guru dalam memberikan materi pelajaran pada siswa;
b dapat mengatur waktu antara materi dengan waktu habisnya mata pelajaran tersebut, dan c memahami semua materi pelajaran yang disampaikan.
2.2.3 Hambatan dalam Komunikasi
Dalam komunikasi terdapat beberapa hambatan yang dapat mengurangi keutuhan pesan yang disampaikan Widjaja, 2000:100-105, hambatan itu antara
lain:
1. Kurangnya perencanaan
Pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima dengan apabila pesan yang dikirim sesuai rencana, namun apabila pesan yang disampaikan
kurang perencanaan maka akan mengurangi keutuhan pesan yang diterima sipenerima pesan.
2. Perbedaan persepsi
Persepsi adalah
berkenaan dengan
penerimaan dan
penginterprestasikan informasi. Apabila antara si pengirim dan si penerima pesan mempunyai perbedaan terhadap arti pesan yang disampaikan, maka akan terjadi
sebuah pandangan yang berbeda dari pesan tersebut.
3. Perbedaan pendapat
Harapan antara si pengirim dan si penerima pesan akan mempengaruhi proses komunikasi apabila terjadi perbedaan harapan jika pesan yang telah
dilaksanakan mempunyai arti yang tidak sesuai pada harapan si pengirim pesan. 4.
Kondisi yang kurang baik Apabila salah satu dari pengirim atau penerima pesan mengalami
kondisi yang kurang baik pusing, lemas, lemah, lesu, kurang bersemangat maka pesan yang disampaikan menjadi tidak sempurna. Komunikasi yang baik akan
terjadi jika pengirim pesan dan penerima pesan dalam keadaan yang baik.
5. Pesan yang tidak jelas
Pesan yang rancu atau tidak jelas, akan menimbulkan berbagai pertanyaan dalam proses komunikasi. Pesan yang baik seharusnya diolah terlebih
dahulu agar pesan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami oleh si penerima pesan.
6. Prasangka yang buruk
Salah satu sifat yang dimiliki manusia adalah berprasangka buruk. Prasangka buruk harus dihindari oleh diri kita terutama dalam berkomunikasi,
sebab hasil tersebut akan menimbulkan suatu fitnah dan akan menghambat proses komunikasi.
7. Perbedaan status, pengetahuan dan bahasa
Pesan akan lebih mengena jika pesan mudah dipahami dan menggunakan bahasa yang umum digunakan dalam menyampaikan pesan. Hal
ini karena adanya perbedaan status, pengetahuan, dan bahasa antara pengirim dan penerima pesan.
8. Distrosi atau kesalahan pesan
Pesan yang salah sudah barang tentu menjadi hal yang dapat menghambat kelancaran berkomunikasi. Pesan yang salah dapat terjadi karena
faktor manusia dan mungkin juga faktor dari luar.
Namun demikian ada beberapa cara untuk mengatasi hambatan tersebut, misalnya:
1. Mengecek arti atau maksud yang dikatakan
Hal ini akan membantu si penerima pesan jika pesan yang kurang jelas ditanyakan secara langsung maksud dari isi pesan tersebut, atau mengecek arti
kata-kata atau kalimat dalam pesan. 2.
Meminta penjelasan lebih lanjut Hal yang mungkin terjadi untuk mengatasi hambatan yaitu dengan
meminta penjelasan lebih lanjut kepada ahlinya atau si pengirim pesan. Dengan meminta penjelasan maka pesan akan dapat dimengerti.
3. Mengecek umpan balik atau hasil
Hal yang perlu dilakukan jika komunikasi kurang dapat dimengerti yaitu antara si pengirim pesan dan si penerima pesan segera mengecek umpan
balik atau hasil dari tindakan yang dilakukan setelah menerima pesan yang telah diberikan.
4. Mengulang pesan yang disampaikan
Pesan yang kurang jelas dapat mengakibatkan si penerima pesan akan menjadi kurang paham akan maksud dari si pengirim. Untuk menghindari hal
tersebut yaitu dengan cara mengirim kembali pesan yang telah disampaikan atau dengan mengulang pesan yang disampaikan agar pesan yang kurang jelas dapat
dimengerti maksud dan tujuannya oleh si penerima pesan.
5. Memperkuat dengan bahasa isyarat
Pesan yang disampaikan dalam bentuk lisan, penerima kadang tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh pengirim pesan. Agar pesan menjadi
sempurna dan dapat dipahami oleh penerima maka pesan harus diperkuat dengan menggunakan bahasa isyarat seperti gerakan tangan, ekspresi muka, gerakan
mata, suara, dan sikap badan.
6. Mengakrabkan antara pengirim dan penerima pesan
Hal tersebut akan membantu kedua pihak dalam berkomunikasi. Dengan adanya keakraban antara keduanya maka komunikasi akan lebih
dipahami. 7.
Membuat pesan selalu singkat dan jelas Pesan yang singkat dan jelas akan memudahkan si penerima pesan
memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh si pengirim pesan sehingga maksud dari pesan yang telah diterima dapat terelialisasi dengan baik.
Djamarah 2010:12-13 membagi komunikasi dalam dua bentuk, yaitu: 1. Komunikasi satu arah one way communication
Komunikasi sebagai aksi penempatan, dimana seorang guru atau pemimpin sebagai pemberi aksi dan siswa atau bawahan sebagai penerima aksi.
Dalam pendidikan misalnya guru aktif dan siswa pasif sehingga mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan ajar.
2. Komunikasi dua arah two way communication Komunikasi sebagai interaksi, dimana seorang guru sebagai pemberi
maupun penerima aksi, demikian pula dengan siswa. Dalam dunia pendidikan baik antara guru dengan siswa dapat bertugas sebagai pemberi atau penerima
aksi sehingga nantinya dapat terjadi sebuah dialog.
Proses komunikasi menurut Effendy 2005:11-17, terdiri atas dua tahap yaitu: 1. Komunikasi primer
Komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau simbol
sebagai media. Lambang disini adalah bahasa, isyarat, warna, gambar, dan lainnya.
2. Komunikasi sekunder Komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua
disini dapat berupa surat, telephone, radio, televisi, dan lain sebagainya.
Komunikasi yang terjadi dalam proses pembelajaran antara guru dengan siswanya selama ini menggunakan komunikasi primer, karena antara guru dengan
siswa komunikasi yang terjadi adalah komunikasi dalam situasi tatap muka dimana tanggapan komunikasi akan dapat segera diketahui dan umpan balik yang terjadi
secara langsung, sehingga komunikasi primer lebih efektif dan efisien dibandingkan proses komunikasi sekunder. Dalam proses komunikasi sekunder seperti yang telah
dijelaskan di atas terjadi dalam situasi antara komunikator dengan komunikan relatif jauh dan tidak selalu terjadi dalam proses tatap muka.
Komunikasi dalam pengajaran dilakukan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat yang bermakna. Seorang guru dengan suara yang dimilikinya
menjelaskan bahan pelajaran sehingga siswa dapat memperhatikannya. Suara yang digunakan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terasa monoton, dengan gaya dan
sikap yang bervariasi dalam menyajikan pelajaran akan menarik, menghidupkan suasana dan membuat siswa termotivasi untuk belajar.
2.2.4 Pentingnya Komunikasi Guru Dalam Proses Pembelajaran