Level dalam Struktur Organisasi PIKA,

76

A. Level dalam Struktur Organisasi PIKA,

Struktur organisasi PIKA dapat dilihat seperti pada Gambar 1, adapun struktur secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 1. DIREKTUR KEPALA KEPALA DIVISI OPERASI KEPALA DIVISI DIKLAT SEKRETARIS UMUM KEPALA PROGRAM KEPALA SUB DIVISI IMAM BONJOL KEPALA SUB BIRO PEMASARAN KA. SUB BIRO PEMBELIAN KA. SUB BIRO KEUANGAN KA. SUB BIRO PERSONALIA KA. SUBDIV PPPIK KEPALA SMTIK KA. SUBDIV BENGKEL KEPALA SUB DIVISI BSB KEPALA SUB DIVISI PPIC Gambar 1. Struktur Organisasi PIKA Semarang Seperti halnya organisasi lainnya, struktur organisasi PIKA yang digambarkan dalam sebuah organigram menggambarkan posisi jabatan, garis komando, garis koordinasi, rentang kendali dan komunikasi. Berdasarkan 77 struktur organigram yang ada, jabatan-jabatan dalam organisasi PIKA dikelompokkan menjadi lima kategori atau level, yaitu 1 direksi; 2 manajer; 3 supervisor; 4 pelaksana; dan 5 pembantu pelaksana. Termasuk dalam kelompok direksi adalah Direktur, Kepala Divisi Pendidikan dan Pelatihan, Kepala Divisi Operasi, dan Kepala Biro Umum. Sedangkan yang termasuk dalam tingkat manajer adalah jabatan di bawah Kepala Divisi atau Kepala Biro. Dalam lingkup Divisi Diklat, yang termasuk dalam level manajer adalah 1 Kepala Sub Divisi Pusat Pengembangan dan Pelatihan Industri Kayu PPPIK; 2 Kepala Program AkademiDiploma III; 3 Kepala Sub Divisi Bengkel Pendidikan; dan 4 Kepala Sekolah Menengah Teknik Industri Kayu SMTIK. Dalam lingkup Divisi Operasi, yang termasuk dalam kategori manajer adalah 1 Kepala Sub Divisi Operasi PIKA Bukit Semarang Baru; 2 Kepala Sub Divisi Production Planning and Inventory Control PPIC; dan 3 Kepala Sub Divisi Operasi Imam Bonjol. Sedangkan dalam lingkup Biro Umum yang termasuk kategori manajer adalah 1 Kepala Sub Biro Pemasaran; 2 Kepala Sub Biro Personalia; 3 Kepala Sub Biro Keuangan; dan 4 Kepala Sub Biro PembelianPurchasing. Selain itu ada satu jabatan lagi yang termasuk level manajer, yaitu Sekretaris Direktur. Direksi dan manajer adalah jabatan-jabatan strategis, dan bisa disebut sebagai penentu arah kebijakan institusi. Hal ini dapat diketahui dari pernyataan Romo Drs. Y. Joko Tarkito SJ, M.A. selaku Direktur PIKA, 78 ketika ditanyakan mengenai mengenai tanggung jawab dan kewenangan masing-masing level dalam organisasi, sebagai berikut : ”Level yang menyangkut para manajer diberi porsi banyak untuk mengambil keputusan, karena mereka akan kena imbas terhadap pelaksanaan atas keputusan itu. Direksi yang ada di atasnya hanya memberi kaidah-kaidah umumnya saja, supaya tidak banyak melenceng. Baru kalau keputusan direksi, Direktur yang sungguh- sungguh mengambil porsi banyak memutuskan tanpa mengesampingkan data-data atau konsultasi dari bawahan” WQI- 12005. Pernyataan di atas diperkuat oleh ungkapan Bapak R.N. Among Subandi, Kepala Divisi Pendidikan dan Pelatihan dengan redaksi yang sedikit berbeda, sebagai berikut: ”Kalau sudah meyangkut pada hal-hal yang besar pengaruhnya bagi institusi, biasanya diputuskan sampai ke level Direktur. Bisa saja saya sudah punya keputusan, namun biasanya tetap saya konsultasikan. Direktur mendukung atau memberikan pandangan lain. Bisa jadi, kalau Direktur menerima, keputusan semakin kuat. Tetapi bila tidak menerima, ya bagimana kita berbicara” WQI-22005. Di bawah kelompok manajer adalah kelompok supervisor. Yang termasuk dalam kategori supervisor adalah kepala bagian atau kepala sub biro, guru, dosen, instruktur, wali kelas, penanggung jawab jurusan, kepala kelompok, dan pelaksana operasi. Sesuai dengan lingkup kegiatannya, kepala bagian dapat disebut sebagai manajer lini, karena berhadapan langsung dengan para pelaksana. Di bawah kelompok supervisor terdapat kelompok dalam level pelaksana dan pembantu pelaksana, yaitu personal yang mengoperasikan atau mengerjakan secara langsung kegiatan-kegiatan produksi, dan level pelaksana ini kebanyakan berada di Divisi Operasi. 79 Sedangkan pembantu pelaksana ada di semua divisi. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah tukang kebun dan petugas kebersihan. Meskipun di dalam struktur organisasi ada jabatan-jabatan yang berada pada level yang sama, namun dilihat dari fungsi dan beban kerjanya ada sedikit perbedaan ”strata” pada masing-masing jabatan tersebut. Sebagai contoh, Kepala Sub Biro Personalia adalah jabatan dengan kategori manajer, sama dengan jabatan Kepala SMTIK. Namun dalam kenyataannya, kedua posisi tersebut mempunyai strata yang berbeda. Manajer pada lingkup Divisi Diklat lebih tinggi bila dibanding dengan manajer pada Biro Umum. Berikut pernyataan Pak P. Mayang Antasari, Kepala Sub Biro Personalia mengenai hal tersebut di atas: “Lebih tinggi Kepala Sub Divisi, meskipun levelnya sama-sama dalam kategori manajer. Tetapi kenyataan di lapangan berbeda. Ini menyangkut beban kerja yang harus dipikul oleh orang dalam jabatan tersebut” WQI-72005.

B. Jenis-Jenis Rapat Di PIKA