Teknik Pengambilan Keputusan PAPARAN DATA

95 model keputusan semacam ini tidak dikehendaki. Hal ini disebabkan adanya asumsi bahwa model semacam ini lebih sulit dipertanggungjawabkan meskipun ada kemungkinan hasilnya lebih baik. Ini dapat diartikan bahwa meskipun dari sisi kesadaran organisatoris dikehendaki sebuah model pengambilan keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah atas dasar rasionalitas, namun karena pengambil kebijakan adalah manusia, maka cara berpikir, tingkat pengetahuan, latar belakang pengalaman, dan ”apa” serta ”siapa” si pengambil keputusan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap cara pengambilan keputusan. Berikut pernyataan Romo Drs. Y. Joko Tarkito, SJ, M.A., ketika ditanyakan mengenai pengambilan keputusan menggunakan intuisi, sebagai berikut: ” Ya, itu kenyataan masih jalan. Irrasionalitas masih jalan. Pemimpin karismatik itu irrasional, bisa hampir sama. Mereka digugu bukan karena tataran argumentasi rasional yang bisa diterima secara rasional juga. Misanya saya sebagai Romo, sangat berbahaya sekali menjadi pemimpin di sini. Karena orang jadi takut atau percaya. Opo omongane digugu. Apalagi kalau ditambah watak saya yang keras, lebih berbahaya lagi. Dan itu tidak cocok untuk kepemimpinan sekarang. Jadi kepemimpinan yang kuat itu kuat dalam hal apa, mestinya kuat dalam kerja-kerja ini mestinya sambil menunjuk pada tulisan yang menggambarkan prinsip-prinsip manajemen: memenej, membimbing, mengarahkan, merencanakan WQI-12005.

D. Teknik Pengambilan Keputusan

Teknik pengambilan keputusan adalah cara pemecahan masalah atau perencanaan didasarkan pada penggunaan cara atau metode tertentu. Banyak alat atau teknik yang tersedia berkaitan dengan penerapan manajemen mutu, antara lain analisis diagram Paretto, analisis perbandingan sepasang, analisis jaringan, teknik implikasi plus-minus, teknik pohon keputusan, pemrograman 96 garis lurus linear programming, dan sebagainya. Meskipun PIKA sudah menerapkan SMM ISO 9001:2000 sejak tanggal 1 Agustus 2002, namun dalam proses pengambilan keputusan hampir tidak pernah menggunakan teknik-teknik khusus tersebut. Teknik yang banyak digunakan dalam pengambilan keputusan di PIKA adalah teknik brain storming atau curah pendapat. Teknik brain storming digunakan pada pengambilan keputusan dalam forum atau rapat, terutama keputusan-keputusan mayor yang menyangkut kebijakan organisasi. Berikut petikan pernyataan Pak Totok Susanto, Kepala Program D III ketika ditanyakan mengenai teknik apa yang dipakai oleh manajemen PIKA dalam pengambilan keputusan, sebagai berikut: ”Pada umumnya metode yang dipakai berupa brain storming, sumbang saran, di mana peserta rapat mengemukakan data, kita saring, kemudian kita ambil keputusan bersama secara kolektif. Memang pada akhirnya pimpinan tertinggi itu lebih mengetahui keadaan umum dai PIKA, memang seringkali apa yang sudah kita simpulkan melalui brain storming dipandang oleh pimpinan sebagai hal yang belum tentu lebih baik. Karena, ya, kami yang di bawah tahu detail, tetapi pimpinan paling tinggi itu tahu generalnya. Ya seringkali kami tidak melihat apa yang dilihat pimpinan, maka dalam hal semacam itu pimpinan bisa mengatakan, ini ditunda dulu” WQI-32005. Pernyataan di atas mewakili pernyataan dari beberapa informan lainnya, meskipun dengan redaksi yang sedikit berbeda. Kepala Divisi Pendidikan dan Pelatihan menyebut teknik brain storming ini dengan istilah curah pendapat WQI-22005. 97 Teknik brain storming digunakan di dalam rapat-rapat, dan manajemen PIKA menggunakan teknik ini untuk memecahkan masalah serta merencanakan kegiatan selanjutnya. Setiap peserta rapat dapat mengajukan masalah yang dihadapi serta alternatif pemecahannya. Peserta rapat yang lain selanjutnya akan menanggapi masalah tersebut, mengemukakan alternatif solusi, dan selanjutnya peserta rapat menyepakati pilihan-pilihan terbaik atas alternatif yang diusulkan, atau menggabungkan alternatif-alternatif tersebut menjadi sebuah solusi yang dianggap terbaik. Teknik brain storming digunakan untuk membantu menghasilkan beragam ide dan alternatif untuk menyelesaikan masalah. Teknik ini efektif dalam mengurangi gangguan dan campur tangan dalam dalam pengambilan keputusan yang dihasilkan oleh kritik atau reaksi penilaian atas ide satu orang atau satu kelompok oleh pihak lain. Namun demikian meskipun pihak manajemen PIKA ”mengaku ” menggunakan teknik brain storming dalam mengambil keputusan di dalam rapat, menurut hemat peneliti teknik ini tidak digunakan sepenuhnya, tetapi rapat atau koordinasi di PIKA lebih mirip diskusi terbuka atau curah pendapat, kemudian diambil kesimpulan atas alternatif-alternatif yang dianggap terbaik yang dikemukakan oleh peserta rapat. Selain menggunakan teknik brain storming, PIKA juga pernah menggunakan metode lain, yaitu analisis SWOT strength-weakness- opportunity-threat. Namun metode ini jarang digunakan, hanya digunakan untuk keputusan-keputusan yang bersifat strategis, misalnya menentukan 98 rencana jangka panjang. Teknik ini juga digunakan karena tuntutan institusional, misalnya sebagai sebuah prasyarat kerja sama dengan pihak lain. Sebagai contoh, analisis SWOT digunakan oleh manajemen PIKA untuk menentukan strategi dalam perencanaan kegiatan pada lingkup kerja sama dengan program Indonesian German Institute IGI. Analisis SWOT digunakan karena pihak IGI mempersyaratkannya di dalam penyusunan bussiness plan implementasi kerja sama tersebut.

E. Koordinasi dan Komunikasi dalam Pengambilan Keputusaan