10
dikeluarkan oleh Depdiknas. PIKA menggunakan kurikulum yang disusun sendiri berdasarkan pengalaman dan kebutuhan pasar kerja.
Berbagai keunikan dan keistimewaan seperti tersebut di atas merupakan indikator bahwa lembaga tersebut layak di sebut sebagai lembaga pendidikan
kejuruan yang berkualitas atau unggulan. Keunggulan dan keistimewaan tersebut tentu dihasilkan oleh suatu tindakan manajemen yang berkualitas
pula, di mana salah satu aspek manajemen yang terpenting adalah proses pengambilan keputusan. Bertitik tolak dari hal tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan studi mengenai bagaimana proses pengambilan keputusan dilakukan PIKA Semarang.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian sebagaimana dikemukakan di atas, fokus dari penelitian ini adalah bagaimana pengambilan keputusan
dalam pengelolaan pendidikan dan pelatihan dilakukan di Pendidikan Industri Kayu PIKA Semarang.
Adapun dari fokus penelitian tersebut dapat dijabarkan lagi menjadi beberapa subfokus, yaitu:
1. Model pengambilan keputusan dalam pengelolaan pendidikan dan
pelatihan di PIKA Semarang. 2.
Teknik pengambilan keputusan dalam pengelolaan pendidikan dan pelatihan di PIKA Semarang.
11
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian, secara umum tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah menemukan sekaligus mendeskripsikan
proses pengambilan keputusan di Pendidikan Industri Kayu PIKA Semarang di dalam menangani atau mengelola pendidikan dan pelatihan. Tujuan umum
tersebut dijabarkan menjadi tujuan khusus, yaitu: 1.
Mendeskripsikan model pengambilan keputusan dalam pengelolaan pendidikan dan pelatihan di di PIKA Semarang.
2. Mendeskripsikan teknik pengambilan keputusan dalam pengelolaan
pendidikan dan pelatihan di PIKA Semarang.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut: 1.
Memberi gambaran mengenai proses pengambilan keputusan di lembaga pendidikan unggulan sehingga dapat dijadikan acuan dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan lembaga pendidikan. 2.
Memberi masukan kepada para pengelola dan pemerhati lembaga pendidikan mengenai bagimana cara pengambilan keputusan yang
berkualitas. 3.
Secara konseptual dapat memperkaya teori manajemen pendidikan, terutama dalam bidang kepemimpinan pendidikan.
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti berikutnya atau
peneliti lain yang ingin mengkaji lebih mendalam dengan topik dan
12
fokus serta setting yang lain untuk memperoleh perbandingan sehingga memperkaya temuan-temuan penelitian ini.
E. Definisi Istilah
Istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini secara teknis memiliki arti yang spesifik atau khas. Oleh sebab itu agar tidak menimbulkan
kekeliruan dalam memahami, perlu terlebih dahulu ditegaskan definisi istilah- istilah tersebut.
1. Pengambilan keputusan ialah proses pemecahan masalah dan
penciptaan kejadian-kejadian dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai
suatu tujuan yang dinginkan. 2.
Model pengambilan keputusan adalah bentuk skema, sebuah mekanisme, atau prosedur yang digunakan dalam analisis sistem
kausal hubungan tindakan dan konsekuensi tindakan. 3.
Teknik pengambilan keputusan adalah cara pemecahan masalah atau perencanaan didasarkan pada penggunaan cara atau metode tertentu,
antara lain teknik pohon keputusan, analisis jaringan, analisis perbandingan sepasang, pemrograman garis lurus, Statistical Process
Control, dan lain sebagainya. 4.
Lembaga pendidikan kejuruan unggulan adalah lembaga pendidikan atau bentuk satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
13
vokasional yang dicirikan dengan prestasi akademik dan non akademik di atas rata-rata lembaga atau sekolah sejenis di daerahnya.
5. Pendidikan dan pelatihan adalah sebuah kegiatan mendidik,
membimbing, dan melatih peserta didik yang diselenggarakan dalam
sebuah lembaga pendidikan kejuruan.
F. Pembatasan
Mengingat begitu luasnya kajian mengenai pengambilan keputusan, dengan berbagai keterbatasan yang ada maka peneliti membatasi diri untuk
meneliti model dan metode atau teknik pengambilan keputusan dalam pengelolaan pendidikan dan pelatihan di PIKA Semarang. Dengan demikian
penelitian ini tidak ditujukan untuk mengungkap pengambilan keputusan dalam segala aspek kaitannya dengan bidang-bidang penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan di lembaga, tetapi lebih kepada kecenderungan- kecenderungan apa yang dilakukan dalam proses pengambilan keputusan di
dalam menghadapi masalah-masalah yang dihadapi oleh institusi.
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengambilan Keputusan
Setiap orang pasti membuat keputusan, baik keputusan itu bersifat mayor ataupun minor. Pengambilan keputusan minor adalah pengambilan
keputusan ringan yang tidak mempunyai dampak yang relatif besar, misalnya memakai baju warna apa pada suatu acara tertentu. Keputusan mayor adalah
keputusan yang mempunyai implikasi cukup besar, misalnya keputusan untuk merantau ke luar negeri. Dapat dikatakan bahwa manusia adalah makhluk
pembuat keputusan. Pengambilan keputusan adalah prasyarat suatu tindakan, di mana tidak ada satu tindakanpun yang dapat dilakukan tanpa ada
pengambilan keputusan sebelumnya. Kebanyakan keputusan yang dihadapi dalam pekerjaan sehari-hari menyangkut pilihan-pilihan yang sederhana dan
informasi yang relatif sedikit. Ada banyak definisi mengenai pengambilan keputusan, tetapi
kesemuanya hampir senada. Robbins 1997 berpendapat bahwa ”decision making is which chooses between two or more alternatives”. Hampir sama
dengan pendapat tersebut, Tjiptono 2003 menyatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses memilih suatu rangkaian tindakan dari dua atau
lebih alternatif. Kedua pendapat tersebut mengandung arti bahwa hakikat pengambilan keputusan ialah memilih dua alternatif atau lebih untuk
melakukan suatu tindakan tertentu baik secara individu maupun kelompok.