64
dokumen itu sendiri, namun dapat pula digunakan untuk memperkuat atau sebaliknya memperlemah data yang berasal dari wawancara dan
observasi. Namun demikian, kedalaman pada studi dokumentasi sangat tergantung pada berbagai hal, antara lain etika dan aturan lembaga.
F. Etika Penelitian
Peneliti ada di lapangan berada pada posisi ”tidak mempengaruhi situasi dan kondisi”, tidak menggurui, tidak mengatur, harus menggali data
dalam ”natural setting”, memegang prinsip emic, dan keberadaannya tidak mengganggu Nasution 1996. Sementara itu peneliti harus berada di lapangan
dalam waktu yang relatif lama, serta harus mempunyai hubungan yang baik dengan sumber data dan pemegang otoritas lembaga. Pada sisi lain lembaga
juga mempunyai aturan, kaidah, dan norma, yang mau tidak mau juga harus dipahami dan diikuti oleh peneliti. Untuk dapat menjaga dan
mempertahankan kondisi seperti tersebut di atas, peneliti harus memperhatikan berbagai etika di dalam melakukan penelitian, khususnya
ketika berada di lapangan saat melakukan pengumpulan data. Sebagai mana telah dikemukakan di depan, berbagai prinsip etika
penelitian yang harus diperhatikan, yaitu: 1 memperhatikan, menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak dan kepentingan informan; 2
mengkomunikasikan maksud penelitian kepada informan; 3 tidak melanggar kebebasan dan tetap menjaga privasi informan; 4 tidak mengeksploitasi
informan; 5 mengkomunikasikan hasil laporan hasil penelitian kepada
65
informan atau pihak-pihak yang terkait secara langsung dalam penelitian, jika diperlukan; 6 memperhatikan dan menghargai pandangan informan; 7
nama lokasi situs penelitian dan nama informan tidak disamarkan karena melihat sisi positifnya, dengan seijin informan waktu diwawancarai
dipertimbangkan secara hati-hati segi positif dan negatif informan oleh peneliti; dan 8 penelitian dilakukan secara cermat sehingga tidak
mengganggu aktivitas subyek sehari-hari Ekosusilo 2003:56. Aturan, kaidah atau norma yang ada di lembaga dan berbagai etika
dalam pengumpulan data yang diikuti dan ditaati oleh peneliti secara keseluruhan dapat memperlancar kegiatan peneliti di lapangan. Namun pada
sisi lain, hal ini menimbulkan konsekuensi logis lainnya, yaitu keterbatasan atas kedalaman dan keluasan data yang diperoleh khususnya melalui studi
dokumentasi, dan ini terjadi saat peneliti melakukan pengumpulan data di lapangan, yaitu di PIKA Semarang.
Sebagai sebuah lembaga yang sangat tertib dalam menjalankan sistem administrasi, sebenarnya sangat banyak dokumen lembaga yang bisa
digunakan sebagai sumber data. Namun demikian hanya sedikit dokumen yang dapat dibawa keluar dari PIKA Semarang sebagai bahan studi, karena
lembaga ini mempunyai aturan yang ketat di dalam penggunaan dokumen internal oleh pihak luar. Akibatnya, tidak cukup banyak dokumen yang dapat
diperoleh sebagai data atau sumber data. Peneliti hanya memperoleh beberapa jenis dokumen, antara lain Bagan Struktur Organisasi, daftar nama karyawan,
dan beberapa salinan berbagai aturan atau prosedur yang ada di PIKA
66
Semarang seperti Prosedur Meninggalkan Pekerjaan Pada Kerja, Prosedur Terlambat Masuk Kerja, Prosedur Menerima Tamu Pada Jam Kerja, dan
sebagainya. Namun dokumen yang sedikit ini dirasa sudah cukup untuk membantu mendeskripsikan situasi dan kondisi yang ada di PIKA Semarang
yang berkaitan dengan fokus dan tujuan penelitian.
G. Metode Analisis Data