B. Kajian Empiris
Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang terdapat dalam jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap model
pembelajaran Problem Solving dalam meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS yaitu keterampilan guru dalam mengelola kelas, aktivitas siswa, dan hasil
belajar siswa. Adapun hasil penelitian tersebut antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Erwin Putera Permana tahun 2011 pada
siswa Kelas IV SDN Kontes 01 Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar dengan judul
“Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Problem Solving dalam Pembelajaran IPS Kelas IV SDN KONTES 01 Kecamatan
Gandusari Kabupaten Blitar ”. Berdasarkan hasil observasi awal diketahui
bahwa nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Kotes 01 Kabupaten Blitar masih kurang memuaskan, hal ini dapat diketahui dari nilai hasil
belajar IPS yaitu hanya 14 siswa dari 33 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 65. Hal ini disebabkan oleh guru
menggunakan metode ceramah tanpa ada variasi metode inovatif, siswa kurang aktif, pembelajaran berpusat pada guru, tidak menggunakan
rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, tidak menggunakan media pembelajaran, siswa kurang diberi kesempatan untuk berkreatifitas, siswa
tidak diajak untuk menemukan konsep tetapi ditunjukkan konsep yang harus selalu diingat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
penerapan metode Problem Solving dalam pembelajaran IPS dan
mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan jenis
penelitian adalah penelitian tindakan kelas PTK. Dalam pelaksanaannya melalui empat tahapan tiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi, lembar wawancara, tes dan dokumentasi. Hasil penelitian
metode Problem Solving menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Proses peningkatan aktivitas siswa pada pertemuan 1
siklus I adalah 57, pada pertemuan 2 siklus I meningkat menjadi 63, pada pertemuan 3 siklus I meningkat menjadi 63, pada pertemuan 1 siklus II
meningkat menjadi 64, pada pertemuan 2 siklus II meningkat menjadi 66 dan pada pertemuan 3 siklus II meningkat menjadi 69. Peningkatan hasil
belajar IPS dari pra tindakan berdasarkan persentase yaitu 14 anak atau 42 siswa tuntas, pada siklus I terjadi peningkatan mencapai 21 anak atau
64 siswa tuntas belajar, pada siklus II terjadi peningkatan dengan mencapai 32 atau 97 siswa tuntas belajar dan 1 siswa tidak tuntas belajar
karena tergolong siswa lambat belajar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Problem Solving
dapat meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan hasil belajar IPS. Dengan demikian, hendaknya dapat menerapkan metode pembelajaran
yang lebih inovatif seperti Problem Solving, sehingga prestasi belajar siswa menjadi lebih baik lagi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Tin Rustini dengan judul Penerapan Model
Problem Solving untuk Meningkatkan Pengembangkan Potensi Berpikir dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ini, dilakukan di SD Negeri
Marga Endah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tindakan ini adalah meningkatkan kemampuan
guru dalam menerapkan model Problem Solving untuk meningkatkan pengembangan potensi berpikir siswa pada pembelajaran IPS di sekolah
dasar. Manfaat hasil penelitian adalah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan perubahan untuk perbaikan pembelajaran
Pendidikan IPS di kelasnya, sehingga dapat menumbuhkan motivasi, dan partisipasi siswa terhadap pembelajaran IPS. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas, bersifat partisipatorik dan kolaboratif antara guru dan mitra penelitian bertujuan untuk memperbaiki
proses pembelajaran. Proses penelitian berlangsung empat siklus, dengan kegiatan pokok perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan refleksi.
Selama proses penelitian berlangsung, terjadi perubahan meningkatnya unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran menjadi lebih efektif.
Pembelajaran yang dikembangkan guru dengan menggunakan variasi strategi, metode, media serta evaluasi pembelajaran benar-benar
bermakna. Kebermaknaan siswa dapat dilihat dari meningkatnya aktivitas, dan kreativitas siswa selama mengikuti pelajaran. Kesimpulan hasil
penelitian tindakan ini adalah: 1 penerapan model Problem Solving dengan strategi yang dikembangkan guru secara bervariasi melalui
pembelajaran IPS dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh; 2 penerapan model Problem Solving
melalui pembelajaran
IPS yang
dikembangkan guru,
mampu meningkatkan proses belajar siswa kelas V melalui aktivitas, motivasi dan
kreativitas hingga berimplikasi pada hasil belajar yang lebih baik. Yang menjadi rekomendasi dari hasil penelitian ini, antara lain: 1 bagi peneliti
khususnya, penerapan model Problem Solving dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan dikembangkan
dalam topik yang berbeda; 2 bagi sejawat pengembang Pendidikan IPS, proses dan studi ini menjadi bahan diskusi untuk memperluas wacana
model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tujuan dan karakteristik siswa sekolah dasar; 3 bagi peminatpemerhati profesi pendidikan dan
tenaga kependidikan di sekolah dasar, proses dan hasil studi ini dapat menjadi model pengembang untuk meningkatkan mutu unjuk kerja
profesional guru sekolah dasar; 4 bagi para guru sekolah dasar, proses dan hasil studi tentang penerapan model Problem Solving di dalam
pembelajaran pendidikan IPS dapat mengembangkan kemampuan meneliti dan melakukan tindakan perbaikan dalam meningkatkan proses dan hasil
belajar siswa; 5 bagi kepala sekolah, hendaknya dapat mendorong para guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam rangka perbaikan
pembelajaran di sekolah dasar. http:digilib.upi.edupascaavailableetd-
1212105-112717
C. Kerangka Berfikir