Pengertian Kualitas Pembelajaran Kerangka Teori

kelemahan, antara lain: 1 hanya menekankan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat terlihat oleh sekelompok siswa; 2 jika gambar terlalu kompleks, kurang efektif untuk tujuan pembelajaran tertentu. http:aadesanjaya.blogspot.com201105pengertian-media- pemanfaatan-media.html Jadi, berdasarkan uraian di atas, media gambar adalah media dalam bentuk gambar yang membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga lebih mudah diterima oleh siswa. Media gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu siswa dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni , dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta membantu siswa menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks.

8. Pengertian Kualitas Pembelajaran

Berkaitan dengan pembelajaran yang berkualitas, Muljono 2006:29 menyebutkan bahwa konsep kualitas pembelajaran mengandung lima rujukan: yaitu “1 kesesuaian; 2 daya tarik; 3 efektivitas; 4 efisiensi; dan 5 produktivitas pembelajaran”. Penjelasan kelima rujukan yang membentuk konsep kualitas pembelajaran dari Muljono 2006:29-30 adalah sebagai berikut: Kesesuaian meliputi indikator sebagai berikut: sepadan dengan karakteristik peserta didik, serasi dengan aspirasi masyarakat maupun perorangan, cocok dengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan kondisi lingkungan, selaras dengan tuntutan zaman, dan sesuai dengan teori, prinsip, dan atau nilai baru dalam pendidikan. Pembelajaran yang berkualitas juga harus mempunyai daya tarik yang kuat, indikatornya meliputi: kesempatan belajar yang tersebar dan arena itu mudah dicapai dan diikuti, isi pendidikan yang mudah dicerna karena telah diolah sedemikian rupa, kesempatan yang tersedia yang dapat diperoleh siapa saja pada setiap saat diperlukan, pesan yang diberikan pada saat dan peristiwa yang tepat, keterandalan yang tinggi, terutama karena kinerja lembaga dan lulusannya yang menonjol, keanekaragaman sumber baik yang sengaja dikembangkan maupun yang sudah tersedia dan dapat dipilih serta dimanfaatkan untuk kepentingan belajar, dan suasana yang akrab, hangat dan merangsang pembentukan kepribadian peserta didik. Efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi, atau “doing the right things”. Pengertian ini mengandung ciri: bersistem sistematik, yaitu dilakukan secara teratur, konsisten atau berurutan melalui tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan, sensitif terhadap kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan pembelajar, kejelasan akan tujuan dan karena itu dapat dihimpun usaha untuk mencapainya, bertolak dari kemampuan atau kekuatan mereka yang bersangkutan peserta didik, pendidik, masyarakat dan pemerintah. Efisiensi pembelajaran dapat diartikan sebagai kesepadanan antara waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan dengan hasil yang diperoleh atau dapat dikatakan sebagai mengerjakan sesuatu dengan benar. Ciri yang terkandung meliputi: merancang kegiatan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran mengacu pada kepentingan, kebutuhan kondisi peserta didik pengorganisasian kegiatan belajar dan pembelajaran yang rapi, misalnya lingkungan atau latar belakang diperhatikan, pemanfaatan berbagai sumber daya dengan pembagian tugas seimbang, serta pengembangan dan pemanfaatan aneka sumber belajar sesuai keperluan, pemanfaatan sumber belajar bersama, usaha inovatif yang merupakan penghematan, seperti misalnya pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran terbuka yang tidak mengharuskan pembangunan gedung dan mengangkat tenaga pendidik yang digaji secara tetap. Inti dari efisiensi adalah mengembangkan berbagai faktor internal maupun eksternal sistemik untuk menyusun alternatif tindakan dan kemudian memilih tindakan yang paling menguntungkan. Produktivitas pada dasarnya adalah keadaan atau proses yang memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dan lebih banyak. Produktivitas pembelajaran dapat mengandung arti: perubahan proses pembelajaran dari menghafal dan mengingat ke menganalisis dan mencipta, penambahan masukan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar, peningkatan intensitas interaksi peserta didik dengan sumber belajar, atau gabungan ketiganya dalam kegiatan belajar-pembelajaran sehingga menghasilkan kualitas yang lebih baik, keikutsertaan dalam pendidikan yang lebih luas, lulusan lebih banyak, lulusan yang lebih dihargai oleh masyarakat, dan berkurangnya angka putus sekolah. Sambas, Ali. http:sambasalim.compendidikankualitas-proses-pembelajaran.html . Pembelajaran yang berkualitas meliputi beberapa komponen, yaitu, kurikulum, guru, siswa, metode, materi dan bahan ajar, media pembelajaran atau alat pembelajaran, dan evaluasi. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut: a. Kurikulum Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. b. Guru Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. c. Siswa Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikut suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. d. Metode Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang tersusun dapat tercapai secara optimal. e. Materi dan bahan ajar Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. f. Media pembelajaran atau alat pembelajaran Media Pembelajaran merupakan sumber belajar eksternal yang menjadi bagian dari Metodologi Pembelajaran yang diatur oleh pengajar. g. Evaluasi Evaluasi ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap belajar siswa maupun keefektifan kurikulum dan pembelajaran. http:husamah.staff.umm.ac.idfiles201003belajar-dan pembelajaran-kel-2.pdf 30 Januari 2011 Jadi kualitas pembelajaran merupakan suatu gambaran mengenai baik-buruknya hasil yang dicapai oleh peserta didik yang meliputi kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas pembelajaran dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan, yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu kurikulum, guru, siswa, metode, materi dan bahan ajar, media pembelajaran atau alat pembelajaran, dan evaluasi.

9. Hakikat Pembelajaran IPS

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN WONOSARI 02 KOTA SEMARANG

0 9 243

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN TAMBAKAJI 05 KOTA SEMARANG

1 26 232

PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA PUZZLE PIRAMIDA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KEGIATAN PEMANFAATAN SDA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

0 5 340

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA GAMBAR PADASISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 03 SEMARANG

0 4 259

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN GUNUNGPATI 03 SEMARANG

0 3 308

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SDN KARANGAYU 03 KOTA SEMARANG

0 10 229

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN GUNUNGPATI 01 KOTA SEMARANG

0 16 244

Peningkatan Kualitas pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Role Playing Pada Siswa Kelas V SDN Gunungpati 02 Kota Semarang.

0 1 1

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model pembelajaran Direct Instruction Pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 02 Semarang.

0 0 1

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN GUNUNGPATI 02 KOTA SEMARANG.

0 0 1