44
mencakup praktisi kesehatan masyarakat, penyedia layanan kesehatan, anggota masyarakat yang terkena dampak, organisasi profesi, dan sukarela, pembuat
kebijakan, pers, dan masyarakat umum CDC, 2001. Menurut Dirjen P2PL 2003: 17 dan Amiruddin 2012: 61-62, disseminasi atau penyebarluasan
informasi dapat dilakukan dengan cara: a
Membuat suatu laporan hasil kajian yang disampaikan kepada unit kesehatan pada tingkat yang lebih tinggi.
b Membuat jurnal atau majalah rutin untuk disseminasi informasi.
c Membuat laporan kajian yang disampaikan dalam seminar dan pertemuan.
d
Memanfaatkan internet sebagai media disseminasi, sehingga dapat diakses dengan mudah oleh semua orang.
2.1.3.5.3. Keluaran Output
Keluaran adalah hal yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem Notoatmodjo, 2011: 101. Keluaran pada surveilan difteri meliputi:
1. Laporan penanggulangan KLB Dinkes Prov. Jatim, 2011; Masrochah, 2006.
2. Incidence Rate penyakit difteri Dirjen P2PL, 2003; Masrochah, 2006.
3. Case Fatality Rate penyakit difteri Dirjen P2PL, 2003; Masrochah, 2006.
4. Informasi kasus difteri menurut umur, jenis kelamin, dan status imunisasi
Dinkes Prov. Jateng; 2006; Dinkes Prov. Jatim, 2011; Dirjen P2PL, 2003; Masrochah, 2006.
5. Informasi distribusi penyakit menurut tempat desakelurahankecamatan,
puskesmas Dinkes Prov. Jateng; 2006; Dinkes Prov. Jatim, 2011; Dirjen P2PL, 2003.
45
6. Informasi cakupan imunisasi DPT di daerah KLB Dinkes Prov. Jateng; 2006;
Dinkes Prov. Jateng, 2010. 7.
Informasi distribusi penyakit menurut desakelurahan UCI dan non UCI Dinkes Prov. Jateng, 2010.
2.1.3.5.4. Dampak Impact
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem setelah beberapa waktu lamanya Notoatmodjo, 2011: 101. Pada sistem
surveilans difteri, serangkaian sub-sistem input, proses, dan output akan menimbulkan suatu dampak berupa penurunan angka Insidence Rate IR difteri
dan Case Fatality Rate CFR difteri Dinkes Prov. Jateng, 2006; Dirjen P2PL, 2003; Masrochah, 2006
.
IR difteri adalah proporsi antara jumlah penderita baru penyakit difteri yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu umumnya satu tahun
dibandingkan jumlah penduduk yang berisiko terkena penyakit difteri dalam persen atau permil Dinkes Prov. Jateng, 2010: 33. CFR difteri adalah angka
kematian karena penyakit difteri dalam jangka waktu tertentu dibandingkan jumlah seluruh penderita penyakit difteri pada waktu yang sama dalam persen
atau permil Dinkes Prov. Jateng, 2010: 36. IR dan CFR difteri dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Dinkes Prov. Jateng, 2010: 33-36:
IR= Jumlah penderita baru difteri x 100.000 Jumlah penduduk yang mungkin terkena difteri
CFR= Jumlah penderita difteri yang meninggal x 100 Jumlah penderita difteri
46
2.1.3.5.5. Umpan balik feed back