Pengembangan proses produksi APG dari pati sagu

5

1.3.3 Analisis kelayakan finansial produksi APG berbasis pati sagu dan

dodekanol. Dalam bagian terakhir ini dilakukan analisis prakelayakan finasial untuk menduga kelayakan proses produksi APG dari pati sagu dan alkohol lemak C 12 dodekanol. Untuk ini disusun analisis biaya untuk keperluan produksi surfaktan APG. Analisis finansial untuk proses produksi surfaktan APG terdiri dari dua bagian, yaitu modal tetap dan modal kerja. Modal tetap dapat dikategorikan dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. Modal kerja terdiri dari biaya produksi operasional dan biaya umum. Sedangkan biaya produksi dapat dikelompokkan dalam biaya produksi langsung, biaya tetap, dan biaya overhead pabrik. Penilaian kelayakan dilakukan dengan menggunakan kriteria kelayakan investasi, yaitu: NPV Net Present Value, IRR Internal Rate of Return, dan Net BC Net Benefit-Cost, BEP Break Even Point, PBP Pay Back Period dan analisis sensitivitas. BAB I I TI NJAUAN PUSTAKA

2.1 Surfaktan

Surfaktan, yang merupakan singkatan dari surface-active ag ent, didefinisikan sebagai suatu bahan yang mengadsorpsi pada permukaan atau antarmuka interface larutan untuk menurunkan tegangan permukaan atau antarmuka sistem. Besarnya penurunan tegangan permukaan atau antarmuka tergantung pada struktur surfaktan, konsentrasi, dan kondisi fisiko-kimia larutan misalnya pH, konsentrasi garam, suhu, tekanan, dll.. Secara tipikal surfaktan merupakan spesies amphiphatic, artinya bahwa surfaktan tersusun dari komponen hidrofobik, yang disebut dengan “ekor,” dan komponen hidrofilik, yang disebut dengan gugus “kepala” Gambar 1 sehingga memungkinkan surfaktan untuk berinteraksi baik dengan molekul nonpolar maupun dengan molekul polar Mehling et al. 2007. ekor hidrofobik kepala hidrofilik Gambar 1 Diagram skematik dari sebuah molekul surfaktan Mehling et al. 2007. Surfaktan sebagai senyawa aktif penurun tegangan permukaan surface active agent yang digunakan sebagai bahan penggumpal, pembasah, pembusaan, emulsifier dan komponen bahan adesif telah diaplikasikan secara luas pada berbagai bidang industri. Kehadiran gugus hidrofobik dan hidrofilik yang berada dalam satu molekul menyebabkan surfaktan cenderung berada pada antarmuka antara fase yang berbeda derajat polaritas dan ikatan hidrogen seperti minyak dan air. Pembentukan film pada antarmuka ini menurunkan energi antarmuka dan menghasilkan sifat-sifat khas molekul surfaktan Rieger 1985. Secara umum surfaktan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, yaitu kelompok anionik, nonionik, kationik dan amfoterik. Klasifikasi tersebut berdasarkan sifat ionik gugus hidrofilik yang bersifat menarik air. Gugus