Hydrophile-Lipophile Balance HLB Sifat-Sifat Surfaktan .1 Tegangan Permukaan

12 baik Myers 2006. Pengaruh nilai HLB terhadap kinerja dari surfaktan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Pengaruh nilai HLB terhadap kinerja Rentang HLB Dispersivitas dalam air Aplikasi yang sesuai 1 4 Tidak mampu mendispersi dalam air 3 6 Kemampuan mendispersi kurang baik 6 8 Dispersi seperti susu setelah pengadukan yang sempurna 8 10 Dispersi seperti susu stabil ujung atasnya hampir transparan Pengemulsi WO Wetting agent Wetting agent, pengemulsi OW 10 13 Transparan hingga dispersi jernih Pengemulsi OW 13+ Larutan jernih Pengemulsi OW, solubilizing agent Sumber: Davis 1994 2.3 Alkil Poliglikosida 2.3.1 Pengembangan Alkil Poliglikosida Alkil poliglikosida APG merupakan suatu generasi baru surfaktan yang sangat efektif yang didapatkan dari karbohidrat Hill et al. 1997. Surfaktan ini tingkat toksiknya rendah, aman secara ekologi dan terbuat dari bahan-bahan yang dapat diperbarui Böge Tietze 1998; El-Sukkary et al. 2008; Rodriguez et al. 2005; von Rybinski Hill 1998; Ware et al. 2007. Alkil glikosida pertama kali disintesis dan diidentifikasi di laboratorium oleh Emil Fischer lebih dari 100 tahun yang lalu. Penggunaan paten pertama yang menjelaskan pemakaian alkil glikosida dalam deterjen telah diajukan di Jerman sekitar 40 tahun kemudian. Setelah itu banyak peneliti tertarik meneliti tentang alkil glikosida dan telah mengembangkan proses-proses teknis untuk memproduksi alkil poliglikosida berdasarkan sintesis Fischer Hill et al. 1997. 13 Selama pengembangan ini, selain dilakukan penelitian awal Fischer yaitu mereaksikan glukosa dengan alkohol yang bersifat hidrofilik seperti metanol, etanol, gliserol, dan lain-lain, juga diteliti reaksi dengan alkohol yang bersifat hidrofobik dengan rantai alkil dari oktil C 8 hingga heksadecil C 16 yang merupakan sifat dari alkohol lemak. Hasil sintesis yang diperoleh bukan alkil monoglikosida murni, namun campuran kompleks dari alkil mono-, di-, tri, dan oligoglikosida. Karena itu, produknya disebut alkil poliglikosida von Rybinski Hill 1998. Produk alkil poliglikosida dapat dicirikan dengan panjang rantai alkil dan derajat polimerisasi Gambar 2. R = gugus alkil fatty DP = derajat polimerisasi jumlah rata- rata unit glukosarantai alkil R Gambar 2 Rumus struktur dari alkil poliglikosida von Rybinski Hill 1998.

2.3.2 Bahan Baku Alkil Poliglikosida Sumber karbohidrat

Gugus hidrofilik dari molekul APG berasal dari karbohidrat. Baik karbohidrat polimerik dan monomerik cocok sebagai bahan untuk produksi APG. Karbohidrat polimerik meliputi, misalnya, pati dari jagung, gandum atau sagu atau sirup glukosa dengan tingkat degradasi rendah, sedangkan karbohidrat monomerik dapat dari berbagai bentuk dimana glukosa tersedia, misalnya glukosa bebas-air, monohidrat glukosa dekstrosa atau highly degraded glucose syrup. Pemilihan bahan baku tidak hanya mempengaruhi biaya bahan baku, tetapi juga biaya produksi Balzer Lüders 2000; Hill et al. 1997. Pati adalah polisakarida yang tersusun dari unit D-glukosa dan merupakan suatu bahan baku yang potensial dalam sintesis APG, karena pati lebih mudah didperoleh dan harganya relatif murah dibandingkan dengan D-glukosa. Namun, alkoholisis pati menjadi alkil glikosida membutuhkan kondisi yang jauh lebih