41
peniruan. Penokohan jelas menunjukkan adanya perilaku pada orang lain yang dipakai sebagai tokoh contoh, model untuk perilakunya. Menurut Komalasari
dkk 2011: 176, modeling merupakan proses belajar melalui observasi dengan menambahkan atau mengurangi tingkah laku yang teramati, menggeneralisir
berbagai pengamatan sekaligus, melibatkan proses kognitif. Thompson dan Henderson 2007: 250 mendefinisikan modeling terdiri
dari membukakan anak kepada satu atau lebih individu, bisa dalam kehidupan nyata atau film atau tampilan tape, yang memperlihatkan perilaku untuk diambil
oleh anak. Konselor dapat mendemostrasikan perilaku tetap kepada anak, atau kelompok anak.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modeling adalah proses belajar melalui pengamatan observasi, tentang perilaku seseorang atau
beberapa orang yang menjadi teladan, di mana model-model yang dipilih hendaknya merupakan suatu subyek yang berprestise, kompeten, dapat diketahui,
atraktif menarik, dan berpengaruh sebagai perangsang terhadap pikiran, perilaku pengamat.
2.6.2. Hal – Hal Penting dalam Penerapan Modeling.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan penokohan menurut Komalasari dkk 2011: 177, meliputi:
1 Ciri model seperti; usia, status sosial, jenis kelamin, keramahan, dan kemampuan, penting dalam meningkatkan imitasi.
2 Anak lebih senang meniru model seusianya daripada model dewasa.
3 Anak cenderung meniru model yang standar prestasinya dalam jangkauannya.
42
4 Anak cenderung mengimitasi orang tuanya yang hangat dan terbuka. Gadis lebih mengimitasi ibunya.
2.6.3. Prinsip Teknik Modeling
Prinsip teknik modeling menurut Komalasari dkk 2011: 178, antara lain: 1. Belajar bisa diperoleh melalui pengalaman langsung dan bisa
tidak langsung dengan mengamati tingkah laku orang lain berikut konsekuensinya.
2. Kecakapan sosial tertentu bisa diperoleh dengan mengamati dan mencontoh tingkah laku model yang ada.
3. Reaksi-reaksi emosional yang terganggu bisa dihapus dengan mengamati orang lain yang mendekati obyek atau situasi yang
ditakuti tanpa mengalami akibat menakutkan dengan tindakan yang dilakukan.
4. Pengendalian diri dipelajari melalui pengamatan atas model yang dikenai hukuman.
5. Status kehormatan model sangat berarti. 6. Individu mengamati seorang model dan dikuatkan untuk
mencontoh tingkah laku model. 7. Modeling dapat dilakukan dengan model simbol melalui film
dan alat visual lain. 8. Pada konseling kelompok terjadi model ganda karena peserta
bebas meniru perilaku pemimpin kelompok atau peserta lain. 9. Prosedur modeling dapat menggunakan berbagai teknik dasar
modifikasi perilaku.
2.6.4. Tahap-Tahap Teknik Modeling
Sebagian tingkah laku dapat dipelajari dari hasil pengamatan terhadap tingkah laku orang lain. Dengan mengamati tingkah laku orang lain, seseorang
dapat memperoleh gambaran tingkah laku baru. Gambaran ini menjadi penuntun bagi orang tersebut untuk melakukan tingkah laku yang baru sesuai dengan
pengamatan yang dilakukannya. Walaupun dalam mempelajari pengamatan dengan tingkah laku merupakan proses yang kuat, hendaknya tidak berpikir di
dapat secara otomatis atau melanjutkan dari orang lain. Adapun tahap-tahap
43
teknik modeling menurut Bandura dalam J.Feist Gregory, J ,2008;410
yaitu: 1 Tahap perhatian
Dalam tahap ini individu memperhatikan model yang menarik, berhasil, atraktif, dan populer. Melalui memperhatikan model ini individu dapat
meniru bagaimana cara berpikir dan bertindak seperti orang lain, setra penampilan model di hadapan orang lain. Guru di dalam kelas dapat
menarik perhatian siswa untuk memperhatikan petunjuk belajar yang jelas dan menarik dan memotivasi siswa untuk memperhatikan
pelajaran yang hendak disajikan.
2 Tahap retensi Dalam tahap ini apabila guru telah memperoleh perhatian dari siswa,
guru memodelkan perilaku yang akan ditiru oleh siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memprakikkannya atau mengulangi
model yang telah ditampilkan.
3 Tahap reproduksi Dalam tahap ini siswa mencoba menyesuaikan diri dengan perilaku
model. 4 Tahap motivational
Dalam tahap ini, siswa akan menirukan model karena merasakan bahwa melakukan pekerjaan yang baik akan meningkatkan kesempatan untuk
memperoleh penguatan.
Dalam penelitian ini konseling behaviour yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan self efficacy rendah terhadap pemilihan karir yaitu
penggunaan modeling simbolik. Dalam hal ini, di depan siswa akan disajikan beberapa tayangan dari film dan video yang menggambarkan seseorang yang
mempunyai self efficacy yang baik. Siswa yang dijadikan sampel diharapkan dapat mengamati perilaku dan kebiasaan siswa yang dijadikan model itu.
Sehingga siswa tersebut dapat mencontoh berbagai perilaku yang dilakukan oleh model.
44
2.6.5. Pengaruh Modeling