58
kemudian dilakukan post test kepada kelompok eksperimen untuk mengetahui kondisi akhir.
Langkah 5: Menganalisis hasil dari pre test dan post test sehingga dapat terlihat adanya perbedaan tingkat self efficacy sebelum dan sesudah
dilakukan konseling behaviour.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono 2007 : 55 ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam hal ini peneliti menentukan populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII dengan
jumlah siswa 38 orang dikarenakan pada masa ini siswa sudah mulai mengenal tentang pemilihan karir mereka di masa depan terutama setelah mereka lulus dari
SLTP akan ada beberapa pertimbangan yang muncul biasanya yaitu apakah mereka akan melanjutkan ke SMA atau SMK. Peneliti sebenarnya ingin
mengambil populasi dari kelas IX tetapi dari pihak sekolah tidak menginjinkan karena akan mempersiapkan ujian UAN sehingga peneliti memilih kelas VIII E.
Hal ini juga berdasarkan dari hasil IKMS kelas VIII E di bidang karir
59
Tabel 3.4 Hasil IKMS Kelas VIII E Bidang Karir
Item IKMS Jumlah
Pesimis masuk di sekolah karena masa depan tidak jelas. 15,8
Belum memiliki rencana yang pasti untuk melanjutkan pendidikan. 20
Berlatih memiliki kemampuan untuk menyalurkan bakat yang mengarah karir tertentu.
10,5
Bingung belum memiliki cita- cita 25
Merasa tidak memiliki kemampuan kecerdasan yang cukup untuk melanjutkan pendidikan.
23
Pengaruh pendidikan dengan keberhasilan dalam karier. 15
Cemas kalau menjadi penganggur setelah menyelesaikan pendidikan.
21
Orang tua tidak setuju pada rencana pendidikan lanjutan pilihan saya.
26,3
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Menurut Sugiyono 2007 : 56 ”sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut”. Pemilihan sampel penelitian dalam penelitian ini yaitu sejumlah individu yang memegang peranan penting terhadap apa yang
diteliti. Pemilihan sampel penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
dimana dalam penelitian ini peneliti mengambil kelas VIII E
60
sebanyak 38 siswa yang mempunyai karakteristik yang homogen yaitu dari segi usia, mereka tergolong dalam usia sekitar 13-14 tahun, dari segi pendidikan
mereka sama-sama duduk di kelas delapan dan dalam masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.
Setelah melihat dari hasil item IKMS kelas VIII E kemudian peneliti mengambil sampel 6 orang siswa yang memiliki kecenderungan memilih item
yang berhubungan dengan karir, yaitu AZ, FA, IQ, SD, MM, US berdasarkan wawancara secara singkat dengan konselor dan klien dilihat dari aspek self
efficacy yaitu aspek kognitif, aspek motivasi, aspek afeksi dan aspek selekasi
dalam diri individu. Hasil wawancaranya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Hasil Wawancara Klien
Klien Hasil Wawancara
UK Klien merupakan anak ke 7 dari 7 bersaudara tetapi dia tinggal bersama
dengan 9 orang di rumahnya. Keadaan itu membuatnya tidak suka untuk belajar dan mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh guru. Dia bercita
– cita untuk menjadi seorang guru tetapi dia merasa tidak dapat menggapai cita – citanya karena orang tuanya menginginkanny untuk
tidak melanjutkan sekolah dan bekerja. Klien sering merasa tertekan dan sering menjadi cepat marah ketika dia tidak dapat menyelesaikan tugas
sekolah. MM
Cita – cita klien adalah menjadi seorang polwan dan klien termasuk sebagai anak yang cerdas di kelasnya tetapi klien seringkali merasa
pesimis dengan cita – citanya karena dia jarang belajar dan lebih sering menghabiskan waktunya untuk menonton tv. Klien merasa dia tidak
cukup pintar dan terkadang cepat menyerah ketika menyelesaikan tugas
61
sekolah. IQ
Klien termasuk anak yang pendiam dan jarang memiliki teman dekat. Keadaan ekonomi orang tua yang di bawah rata – rata membuatnya
menjadi seorang anak yang pemalu. Klien bercita – cita menjadi seorang dokter tetapi kilen merasa tidak akan dapat mencapainya dikarenakan
ekonomi keluarganya. Hal itu menyebabkan klien menjadi malas untuk belajar ketika orang tuanya menyuruhnya untuk belajar dan
menghabiskan waktu untuk menonton tv. Perasaan tertekan terkadang membuat klien menjadi lebih menutup diri dan tidak mau melihat
keberhasilan teman – teman yang ada di sekitarnya. SD
Klien termasuk anak yang kurang pandai diantara teman – temanya. Klien cenderung suka bertindak seenaknya sendiri dan tidak terlalu
mengindahkan orang lain termasuk guru – guru di sekolah. Klien menganggap bahwa cita – cita sebagai pemain sepakbola atau tentara
bukanlah sesuatu yang realistis dan hanya sebuah imajinasi saja karena orang tuanya tidak pernah mendukungnya. Klien selalu menyepelekan
tugas – tugas sekolah dan jarang untuk mengerjakannya. Klien cenderung melihat ke lingkungan sekitarnya yang memang banyak anak
yang putus sekolah. AM
Klien bercita – cita sebagai pemain sepakbola atau dokter. Klien juga termasuk anak yang kurang pandai di kelasnya dan jarang mengerjakan
tugas – tugas di sekolahnya. Klien merasa pesimis untuk dapat menjadi seorang dokter karena klien merasa lemah di pelajaran IPA dan
matematika yang memang nantinya kelak akan dibutuhkan dalam menuju cita – citanya. Klien selalu gampang menyerah ketika dia
menghadapi tugas tersebut dan menghindar. Hal ini membuat klien semakin stress dan membuatnya jarang untuk belajar.
FA Klien bercita –cita menjadi seorang guru tetapi kedua orang tuanya
62
menyuruhnya untuk putus sekolah dan bekerja. Klien sering merasa bingung harus bersikap dengan kedua orang tuanya. Sebenarnya klien
memiliki keinginan yang kuat tetapi hal ini tidak didukung dari tindakannya dengan jarang mengerjakan pekerjaan rumah dan sering
gampang merasa tertekan ketika dihadapkan kepada suatu tugas. Klien juga cepat merasa minder ketika melihat seseorang di dekatnya berhasil
dan selalu menganggap bahwa yang di dapatnya itu adalah suatu keberuntungan saja.
3.4 Variabel Penelitian