SOSIS IKAN TINJAUAN PUSTAKA

7 dalam bentuk fillet Khairuman dan Sudenda, 2002. Dengan menerapkan teknologi pengolahan pangan yang kita miliki, peluang tersebut dapat kita manfaatkan, tidak hanya dalam bentuk fillet, tetapi juga dalam bentuk produk olahan ikan patin lainnya.

B. SOSIS IKAN

Sosis atau sausage awalnya berasal dari kata Latin ”salsus” yang berarti menggiling dengan garam. Istilah tersebut sesuai dengan tujuan awal pembuatan sosis yaitu untuk mengawetkan daging segar. Sosis adalah daging cincang atau daging giling yang diberikan sedikit pengawet berupa garam lalu ditambahkan bahan-bahan lainnya seperti bumbu-bumbu, bahan pengikat, dan air yang kemudian dibentuk dengan ukuran yang sama dengan menggunakan casing sehingga membentuk silinder Bull, 1951. Menurut Kramlich et al.1973 sosis adalah produk daging olahan yang diberi garam dan kadang-kadang ditambahkan bumbu. Menurut Bukle et al. 1987 sosis adalah bahan pangan yang berasal dari potongan kecil-kecil daging yang digiling dan diberi bumbu, yang dapat langsung disiapkan dan segera dimasak untuk dimakan. Menurut BSN 1995, yang dimaksud dengan sosis daging adalah produk makanan yang diperoleh dari campuran daging halus mengandung daging tidak kurang dari 75 dengan tepung atau pati dengan atau tanpa penambahan bumbu dan bahan tambahan makanan lain yang diizinkan dan dimasukkan ke dalam selubung sosis. Syarat mutu sosis daging menurut SNI 01-3820-1995 dapat dilihat pada Tabel 3. Sosis dapat dibuat dari berbagai macam daging, antara lain daging sapi, babi, dan ayam Pawitan, 1974, ikan tongkol Ismargini, 1975, ikan cucut Effie, 1980 yang digiling, ditambah lemak, air, dan bumbu sehingga membentuk emulsi sosis. Hampir semua jenis ikan dapat dibuat sosis. Ikan- ikan ini dipilih karena kemampuannya untuk dijadikan sosis dan jumlahnya yang banyak. Daging ikan yang biasa digunakan berbentuk lempengan atau lembaran yang biasa disebut fillet, daging lumat, dan surimi Erdiansyah, 2006. Sosis yang dibuat pada penelitian ini adalah sosis ikan yang terbuat dari bahan baku surimi ikan patin. 8 Tabel 3 . Syarat mutu sosis daging menurut SNI 01-3820-1995 No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan : 1.1 Bau - Normal 1.2 Rasa - Normal 1.3 Warna - Normal 1.4 Tekstur - Bulat panjang 2 Air bb Maks 67.0 3 Abu bb Maks 3.0 4 Protein bb Min 13.0 5 Lemak bb Maks 25.0 6 Karbohidrat bb Maks 8 7 Bahan tambahan makanan Sesuai dengan SNI 01-0222- 1995 7.1 Pewarna 7.2 Pengawet 8 Cemaran logam : 8.1 Timbal Pb mgkg Maks 2.0 8.2 Tembaga Cu mgkg Maks 20.0 8.3 Seng Zn mgkg Maks 40.0 8.4 Timah Sn mgkg Maks 40.0 8.5 Raksa Hg mgkg Maks 0.03 9 Cemaran arsen As mgkg Maks 0.1 10 Cemaran mikroba : 10.1 Angka total lempeng kolonig Maks 10 5 10.2 Bakteri pembentuk koli APMg Maks 10 10.3 Eschericia coli APMg 3 10.4 Enterococci Kolonig 10 2 10.5 Clostridium perfringens - Negatif 10.6 Salmonella - Negatif 10.7 Staphilococcus aureus Kolonig Maks 10 2 Sumber : BSN, 1995 9 Menurut Departemen Pertanian dan Kehutanan Jepang, yang disebut sosis ikan adalah daging ikan giling atau campuran daging ikan giling dengan daging babi, sapi, domba, kuda, kelinci, atau ayam, dengan penambahan lemak, bumbu, pati, dimasukkan ke dalam casing kemudian dikukus atau direbus, dapat diasap atau tidak diasap Tanikawa, 1971. Soeparno 1994 membagi sosis menjadi beberapa jenis, yaitu 1 sosis segar yang dibuat daging segar, tidak dikuring tidak dilakukan penggaraman, dicacah, dilumatkan atau digiling, diberi garam dan bumbu- bumbu, dimasukkan dan dipadatkan di dalam selongsong serta harus dimasak sebelum dimakan, 2 sosis masak yang dibuat dari daging segar, bisa dikuring atau tidak, dimasukkan dan dipadatkan dalam selongsong, tidak diasap, dan setelah dibuat harus segera dimakan, 3 sosis spesialis daging masak yang dibuat dari daging khusus, dikuring atau tidak dikuring, dimasak dan jarang diasap, sering dibuat dalam bentuk batangan atau daging loaf, dan biasa dijual dalam bentuk irisan-irisan yang dipak atau dibungkus, dapat dikonsumsi dalam keadaan dingin, 4 sosis kering dan agak kering yang dibuat dari daging yang dikuring dan dikeringkan udara, dapat diasap sebelum pengeringan, serta dapat dikonsumsi dalam keadaan dingin atau setelah masak. Menurut Taylor 2002 yang dikutip Erdiansyah 2006 sosis ikan dibuat menyerupai pembuatan sosis yang terbuat dari daging. Pada dasarnya pencampuran daging ikan yang didapat dari lembaran fillet ikan, ditambahkan dengan bumbu dan bahan-bahan aditif ke dalam casingnya. Sosis merupakan salah satu produk emulsi minyak dalam air ow dengan protein sebagai emulsifier. Pada suatu emulsi, biasanya terdapat tiga bagian utama, yaitu bagian yang terdispersi yang terdiri dari butir-butir lemak, bagian kedua disebut media pendispersi yang dikenal sebagai continous phase , biasanya terdiri dari air, dan bagian ketiga adalah emulsifier yang berfungsi menjaga agar butir minyak tadi tetap tersuspensi di dalam air. Molekul-molekul emulsifier mempunyai afinitas terhadap kedua cairan tersebut. Daya afinitasnya harus parsial dan tidak sama terhadap kedua cairan tersebut Winarno, 1979. 10 Pada sistem emulsi daging ikan, protein yang paling berperan sebagai emulsifier adalah protein larut garam dan protein larut air. Protein yang larut garam pada daging ikan adalah protein miofibril yang terdiri atas protein struktural aktin, miosin, dan aktomiosin dan protein regulasi troponin, tropomiosin, dan aktinin. Protein miofibril merupakan bagian terbesar protein ikan yaitu sekitar 66-77 dari total protein ikan dan bila dibandingkan daging mamalia dan unggas, daging ikan mengandung protein miofibril yang terbanyak. Miofibril ini sangat berperan dalam penggumpalan dan pembentukan gel pada daging ikan Suzuki, 1981. Sedangkan menurut Suzuki 1981, protein yang larut air adalah sarkoplasma yang mengandung miogen. Kandungan protein sarkoplasma pada ikan tergantung pada jenis ikan dan biasanya terdapat dalam jumlah sekitar 10 dari total protein ikan. Protein ini harus dihilangkan karena dapat menghambat pembentukan gel. Setiap globula lemak dalam emulsi daging diselimuti protein daging yang terlarut. Protein akan membentuk suatu matriks yang menyelubungi butiran lemak sehingga globula lemak tidak mudah terpisah dari sistem Wilson et al., 1981.

C. BAHAN-BAHAN PEMBUATAN SOSIS IKAN PATIN