Penetapan Bumbu Penentuan Batas Maksimum dan Minimum Penambahan Surimi dan Air

53 kedua sampai menit ketiga sehingga bila memperhitungkan kecukupan pasteurisasi, maka perebusan sosis pada suhu 80-83 o C selama 20 menit sudah cukup untuk mempasteurisasi sosis. Menurut Heinrickson 1978, pemasakan sosis paling baik dilakukan pada kisaran suhu optimal 70-80 o C dengan waktu yang sesingkat mungkin sehingga sosis matang. Pemasakan sosis sampai suhu 80 o C akan meningkatkan kekenyalan sosis dan pemasakan sosis sampai lebih dari 100 o C akan menurunkan elastisitas atau sosis menjadi rapuh dan lemak akan keluar Amano, 1965. Setelah sosis dimasak, sosis didinginkan dengan diangin-anginkan.

B. PENELITIAN PENDAHULUAN

Penelitian pendahuluan ini meliputi penetapan formula bumbu untuk menambah cita rasa sosis, penentuan kisaran maksimum dan minimum dari penambahan surimi dan air, penentuan perbandingan jenis karagenan yang cocok, penentuan kisaran maksimum dan minimum dari penambahan karagenan serta susu skim.

1. Penetapan Bumbu

Berdasarkan hasil uji hedonik terhadap rasa yang dilakukan terhadap 9 panelis, diperoleh rata-rata skor kesukaan untuk A1 adalah 3 netral, A2 adalah 3.6 netral hingga agak suka, A3 adalah 4.2 agak suka hingga suka dan A4 adalah 4.6 agak suka hingga suka. Hasil uji hedonik dengan parameter rasa pada variasi persentase bumbu dilihat pada Gambar 7. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa A4 lebih disukai daripada A1, A2, dan A3 karena nilai rata-rata skor kesukaan untuk A4 paling tinggi Oleh karena itu ditetapkan formula bumbu A4 dengan komposisi garam 2, bawang putih 0.6, MSG 0.5, merica 0.4, bawang merah 0.1, pala 0.2 dan jahe 0.2 sebagai formula bumbu yang akan digunakan pada penelitian utama. 54 Gambar 7. Uji hedonik terhadap parameter rasa pada variasi persentase bumbu

2. Penentuan Batas Maksimum dan Minimum Penambahan Surimi dan Air

Berdasarkan uji penerimaan terhadap tekstur yang dilakukan kepada 5 panelis, ditentukan batas minimum penggunaan surimi adalah 35 B2. Tekstur dari sosis dengan penggunaan surimi sebanyak 30 B1 tidak dapat diterima panelis karena teksturnya yang terlalu lembek dan mudah hancur bila digigit. Panelis mulai dapat menerima tekstur B2 yang teksturnya agak kenyal dan tidak mudah hancur bila digigit. Batas maksimum penggunaan surimi adalah 55 B4 karena penerimaan tekstur B4 lebih besar daripada penerimaan tekstur B5 dan B6. Terlihat bahwa ada indikasi panelis sebanyak 20 mulai tidak menyukai penggunaan surimi sebesar 60 B5 dan 65 B6 karena teksturnya dianggap terlalu kenyal untuk produk sosis sehingga batas maksimum penambahan surimi yang diambil hanya sampai B4. Mengingat semakin banyak surimi yang digunakan dapat menambah biaya produksi, maka maksimum penambahan surimi dibatasi hanya sampai 55. Hal ini juga didukung oleh penelitian Hapsari 2002 yang menyatakan bahwa sosis ikan patin dengan penambahan daging ikan lebih dari 55 akan menurunkan tingkat kesukaan panelis. Penentuan batas minimum air ditentukan berdasarkan batas maksimum surimi dan 3 3.6 4.2 4.6 1 2 3 4 5 A1 A2 A3 A4 Formula Sko r 55 penentuan batas maksimum air ditentukan berdasarkan batas minimum surimi sehingga diperoleh batas minimum dan maksimum air adalah berturut-turut sebesar 17 dan 37. Hasil uji penerimaan dengan parameter tekstur pada variasi persentase surimi dan air dapat dilihat pada Gambar 8. 40 80 100 80 80 20 40 60 80 100 120 B1 B2 B3 B4 B5 B6 Formula Ju ml ah p e n e r ima Gambar 8. Uji penerimaan terhadap parameter tekstur pada variasi persentase surimi dan air

3. Penentuan Perbandingan Kappa- dan Iota-Karagenan