Prioritas, Arahan Kebijakan, dan Strategi Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan

pelaksanaan kebijakan dan strategi terdapat sembilan rekomendasi yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut: 1. Meningkatkan peran pemerintah melalui fasilitas penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan kawasan permukiman perbatasan pada semua stakeholders. 2. Mendorong penguatan dan pembuatan peraturan perundang-undangan dan kelembagaan bidang permukiman berbasis lingkungan serta potensi SDA di wilayah perbatasan. 3. Mendorong terwujudnya peningkatan dana alokasi khusus DAK dan dana pembiayaan investasi untuk pengembangan permukiman dan infrastruktur di wilayah perbatasan. 4. Mengembangkan klaster-klaster kawasan permukiman perbatasan berbasis potensi SDA wilayah dan masyarakat. 5. Mengembangkan peningkatan kualitas lingkungan dalam pembangunan permukiman melalui penataan ruang kawasan berbasis masyarakat dan kearifan lokal di wilayah perbatasan. 6. Meningkatkan stimulasi pembangunan kawasan permukiman dan infrastruktur di wilayah perbatasan. 7. Mendorong peran dan partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan serta perbaikan rumah untuk pemenuhan kebutuhan rumah layak huni. 8. Mengembangkan kredit mikro perumahan untuk pembangunan dan perbaikan rumah dalam pemenuhan kebutuhan rumah layak huni. 9. Meningkatkan penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas PSU permukiman di wilayah perbatasan. Dalam mengimplementasikan kebijakan, diperlukan program-program yang strategis seperti model dan pedoman pengembangan serta penataan kawasan permukiman yang berbasis potensi SDA wilayah, kriteria lokasi, perencanaan, pengembangan pola investasi, dan program pengembangan berbagai sektor pembangunan sebagai alat pembinaan pemerintah pusat dan provinsi kepada pemerintah Kabupaten Nunukan. VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Kondisi permukiman perbatasan negara di Kabupaten Nunukan cenderung tidak tertata, terpencar, nomaden, kumuh, tidak dikelola dengan baik, dan tidak berkelanjutan. 2. Setiap klaster subkawasan memiliki sektor unggulan yang potensial untuk mendukung pengembangan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan. Adapun potensi klaster I Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan yaitu sektor pertambangan, di klaster II Kecamatan Lumbis, Sebatik Barat, dan Sebuku sektor perkebunan, dan di klaster III Kecamatan Nunukan dan Sebatik sektor perikanan. 3. Faktor penting strukturisasi kondisi permasalahan permukiman di wilayah perbatasan negara dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan wilayah perbatasan negara di Kabupaten Nunukan. Selain itu, dapat juga dijadikan acuan pembangunan bagi stakeholder terkait. 4. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan permukiman berkelanjutan wilayah perbatasan negara di Kabupaten Nunukan dilakukan dengan pengembangan berbasis potensi SDA sektor unggulan wilayah. Pengembangannya diikuti dengan peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam usaha-usaha yang berbasis potensi masyarakat dan kearifan lokal. Selain itu, dilakukan peningkatan pengembangan pembiayaan dengan dana alokasi khusus DAK yang bersumber dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga mendorong iklim investasi yang dapat menarik sumber dana swasta. Pengembangan kelembagaan dilakukan melalui penguatan lembaga yang ada dan pembentukan lembaga kerja sama untuk pengembangan wilayah perbatasan.

6.2 Saran

Keberlanjutan pengembangan kawasan permukiman di wilayah perbatasan negara hendaknya tetap dipertahankan melalui hal-hal sebagai berikut: 1. Pengembangan dan penataan kawasan permukiman perlu dibuat model pedoman yang mencakup kriteria lokasi dan rencana program sektoral sebagai alat pembinaan penataan serta pengembangan kepada pemerintah daerah dan pelaku pembangunan lainnya. 2. Perlu menyiapkan kajian-kajian awal dan prastudi kelayakan sebagai acuan investasi dalam pembangunan permukiman, infrastruktur, prasarana, dan sarana lingkungan yang sifatnya jangka menengah serta panjang untuk mendorong percepatan pembangunan di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan sebagai kawasan strategis nasional KSN. 3. Melakukan pembinaan teknis penyelenggaraan pembangunan permukiman perbatasan, seperti sosialisasi dan penyuluhan berbasis informasi program strategis pada momen hari besar nasional. 4. Penelitian lanjutan tentang 1 model perencanaan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara berbasis potensi sumber data alam SDA wilayah pertambanganperkebunanperikanansektor lainnya, 2 model perencanan kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara berbasis potensi agroindustriagropolitan, 3 model perencanaan kota baru berkelanjutan di wilayah perbatasan negara border city, dan 4 kajian pengembangan pembiayaankelembagaan pembangunan permukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan negara.