dan usulan dana program pembangunan melalui APBD dari masing-masing dinas terkait. Pada 2006 kemenpera memberikan bantuan stimulan pembangunan
kawasan permukiman nelayan senilai kurang lebih Rp 4 miliar. Pemda menglokasikan dana untuk pembuatan kanal dan sarana air bersih senilai Rp 9
miliar serta biaya pembebasan tanah untuk pembangunan kawasan permukiman nelayan seluas 100 ha. Kesediaan pemda bersama-sama dengan pemerintah pusat
mengalokasikan dana APBD dalam mengembangkan kawasan permukiman nelayan perbatasan membuktikan bahwa indeks fiskal yang sangat baik
berkorelasi dengan kemampuan daerah dalam menyiapkan dana untuk pembiayaan pembangunan permukiman.
4.3 Analisis Komparatif Sektor Unggulan Kawasan
Kawasan permukiman di wilayah perbatasan negara mempunyai dampak langsung baik secara ekologi, ekonomi, dan sosial. Sektor-sektor potensial yang
mempunyai peranan penting terhadap pengembangan kawasan permukiman tersebut antara lain adalah perkebunan, pertambangan, pertanian, perikanan,
kehutanan, pariwisata, dan industri. Kriteria yang menjadi pertimbangan di setiap sektor tersebut ada delapan, yaitu kesesuaian lahan, produktivitas, lokasi startegis,
jumlah tenaga kerja, nilai produk, jangkauan pasar, akses transportasi, akses komunikasi. Kriteria tersebut berkorelasi positif dalam meningkatkan potensi
pasar di wilayah perbatasan Hanson 1998. Dalam menganalisis sektor-sektor potensial dan prospektif dengan
menggunakan metode perbandingan eksponensial MPE, di kecamatan wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan dibuat 3 tiga klastering subkawasan, yaitu:
1. Klaster I meliputi Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan 2. Klaster II meliputi Kecamatan Lumbis, Sebuku, dan Sebatik Barat
3. Klaster III meliputi Kecamatan Nunukan, Nunukan Selatan, dan Sebatik Dalam penetapan klaster sesuai dengan kondisi potensi sumber daya alam
kawasan pada kecamatan-kecamatan yang berada di wilayah perbatasan, Kabupaten Nunukan secara geografis dapat terlihat pada Gambar 31.
Gambar 31. Pembagian klaster di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan 4.3.1 Sektor Unggulan Subkawasan Klaster I
Kecamatan yang termasuk dalam klaster I adalah Kecamatan Krayan dan Kecamatan Krayan Selatan. Adapun pembobotan kriteria terhadap sektor
unggulan dengan metode MPE dapat disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Penilaian bobot kriteria terhadap sektor unggulan klaster I
No Kriteria Bobot Klaster I
Perkebun an
Pertamb angan
Pertani a
n Pe
r ik
a na
n
Kehutana n
Pariwi sata
Industri
1 Kesesuaian Lahan
8 7 9 5 4 5 5 6 2 Produktivitas
8 6 8 4 4 5 5 7 3 Lokasi
Strategis 7 6 7 6 6 6 6 6
4 Jumlah Tenaga
Kerja 6 6 7 7 6 5 5 5
5 Nilai Produk
9 7 8 5 4 6 6 7 6 Jangkauan
Pasar 6 7 9 5 5 5 6 7
7 Akses Transportasi
7 6 7 5 4 6 5 6 8 Akses
Komunikasi 7 6 7 5 4 6 5 6
Sumber: Hasil Analisis
KLUSTER I KLUSTER II
KLUSTER III