terdefinisi dengan baik pada tahapan proses. MPE akan menghasilkan nilai alternatif yang perbedaanya lebih kontras.
a. Prosedur MPE
Dalam menggunakan metode perbandingan eksponensial, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu 1 menyusun alternatif-alternatif keputusan
yang akan dipilih, 2 menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang penting untuk dievaluasi, 3 menentukan tingkat kepentingan dari setiap
kriteria keputusan atau pertimbangan kriteria, 4 melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada setiap kriteria, 5 menghitung skor atau nilai total setiap
alternatif, dan 6 menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total masing-masing alternatif. Formulasi perhitungan skor untuk setiap
alternatif dalam metode perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut.
dengan:
TN
i
= Total nilai alternatif ke-i RK
ij
= derajat kepentingan relatif kriteria ke–j pada pilihan keputusan i TKK
j
= derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKK
j
0 ; BULAT n
= jumlah pilihan keputusan m
= jumlah kriteria keputusan
Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat. Penentuan skor alternatif
pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai pada setiap alternatif berdasarkan nilai kriterianya. Semakin besar nilai alternatif, semakin besar pula
skor alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternatif keputusan akan relatif berbeda secara nyata karena adanya fungsi eksponensial.
b. Keuntungan Metode MPE
Metode perbandingan eksponensial mempunyai keuntungan dalam mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisis. Nilai skor yang menggambarkan urutan
m Total nilai TN
i
= Σ RK
ij TKKj
j=1
prioritas menjadi besar fungsi eksponensial ini mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata.
3.3.3 Analisis Interpretative Structural Modelling ISM
Pada penelitian ini akan dibuat teknik permodelan interpretasi struktural interpretative structural modelling dalam rangka merumuskan alternatif
kebijakan pada masa yang akan datang. Tahapan ISM akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu penyusunan hierarki dan klasifikasi subelemen Eriyatno dan Sofyar
2007. Oleh karena itu, tahapan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Penyusunan Hierarki
− Program yang sedang ditelaah penjenjangan strukturnya dibagi menjadi elemen-elemen. Setiap elemen akan diuraikan menjadi sejumlah
subelemen. − Menetapkan hubungan kontekstual antara subelemen yang mengandung
suatu pengarahan direction dalam terminologi subordinat yang menuju perbandingan berpasangan oleh pakar. Jika jumlah pakar lebih dari satu,
dilakukan perataan. Penilaian hubungan kontekstual pada matriks perbandingan berpasangan menggunakan simbol:
- V jika e
ij
= 1 dan e
ji
= 0; V = subelemen ke-i harus lebih dulu ditangani dibandingkan subelemen ke-j
- A jika e
ij
= 0 dan e
ji
= 1; A = subelemen ke-j harus lebih dulu ditangani dibandingkan subelemen ke-i
- X jika e
ij
= 1 dan e
ji
= 1; X = kedua subelemen harus ditangani bersama -
O jika e
ij
= 0 dan e
ji
= 0; O = kedua subelemen bukan prioritas yang ditangani
Pengertian nilai e
ij
= 1 adalah adanya hubungan kontekstual antara subelemen ke-i dan ke-j, sedangkan nilai e
ji
= 0 adalah tidak adanya hubungan kontekstual antara subelemen ke-i dan ke-j.
− Hasil olahan tersebut tersusun dalam structural self interaction matrix SSIM. SSIM dibuat dalam bentuk tabel reachability matrix RM dengan
mengganti V, A, X dan O menjadi bilangan 1 dan 0.