4.2 Pembahasan
Berdasarkan pada tujuan dan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka akan dibahas secara rinci tentang gambaran
tketrampilan etika pergaulan siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Demak sebelum diberi layanan bimbingan
kelompok, gambaran ketrampilan etika pergaulan siswa kelas VIII F SMP Negeri
3 Demak setelah diberi layanan bimbingan kelompok, dan perbedaan ketrampilan etika pergaulan siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Demak sebelum dan setelah
diberi layanan bimbingan kelompok. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebelum diberikan layanan
bimbingan kelompok dari 30 siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Demak terdapat 4
siswa yang berada dalam kategori sangat rendah, 4 siswa dalam kategori rendah, 12 siswa dalam kategori sedang, 10 siswa berada dalam kategori tinggi dan tidak
ada satu pun siswa yang memiliki kriteria tanggungjawab belajar sangat tinggi. Peneliti mengambil 10 siswa untuk dijadikan sampel yaitu 4 siswa dengan
katagori sangat rendah, 4 katagori rendah dan 2 katagori tinggi. Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dari 10 siswa diperoleh 9 siswa yang berada dalam
katagori sangat tinggi dan 1 siswa yang berada dalam katagori tinggi. Presentase rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 40.94 dari 46.29 yang
tergolong katagori rendah menjadi 87.23 katagori sangat tinggi. Hasil analisis data menujukan bahwa adanya perkembangan ketrampilan
etika pergaulan siswa setelah diberi layanan bimbingan kelompok. Sikap berubah karena adanya faktor stimulasi dari dalam dan luar. Dalam hal ini, peneliti akan
meningkatkan ketrampilan etika pergaulan siswa dengan memberikan stimulus
yaitu dengan memberikan layanan bimbingan kelompok, dinamika kelompok mempunyai peranan penting dalam kegiatan bimbingan kelompok terutama dalam
meningkatkan ketrampilan etika pergaulan siswa dimana anggota kelompok membahas topik yang dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab untuk
memperdalam materi dan siswa mengetahui tujuan diadakanya bimbingan kelompok.
Bimbingan kelompok dapat digunakan untuk membantu perkembangan individu berkaitan dengan pendidikan karir, pribadi, sosial, oleh karena itu
bimbingan kelompok dapat dijadikan sebagai salah satu upaya meningkatkan ketrampilan etika pergaulan siswa. Bimbingan kelompok dalam penelitian ini
merupakan upaya pemberi bantuan kepada individu dalam suasana kelompok untuk bersama-sama membahas topik yang berkaitan dengan peningkatan
terhadap ketrampilan etika pergaulan siswa yaitu tentang bagaimana terampil dalam berkomunikasi, baik secara verbal maupun non verbal, bagaimana
seseorang harus bersikap sopan santun dan berempati kepada orang lain,
mengembangkan kesadaran untuk bertanggung jawab
, disiplin, bekerjasama dan kesadalan dalam beragama.
Hasil evaluasi
awal
menunjukkan bahwa indikator ketrampilan
berkomunikasi verbal 45.31 dengan kriteria rendah berikutnya adalah indikator
ketrampilan berkomunikasi non verbal yakni 45 berikutnya adalah indikator sopan santun dengan jumlah persentase 50.33, nilai ini masuk dalam kategori
rendah, berikutnya adalah indikator mengembangkan kesadaran diri yaitu dengan jumlah presentase 50.33.
Menurut Prayitno 2004: 66 layanan bimbingan kelompok digunakan untuk mengubah dan mengembangkan kemampuan-kemampuan sosial secara
umum, ketrampilan berkomunikasi secara efektif, tenggang rasa, toleran, tanggung jawab, memberi dan menerima dan mengadakan perubahan-perubahan
positif pada diri individu. Siswa sebagai anggota kelompok yang kurang memiliki sikap yang positif dalam pergaulan, tidak tanggungjawab, tidak terampil
berkomunikasi, kurang kesadaran diri. Setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok, mereka memiliki pemahaman tentang ketrampilan etika dalam bergaul,
memliki rasa tanggung jawab, bersikap lebih sopan, kesadaran diri yang dimilikinya mengalami peningkatan. Dengan adanya bimbingan kelompok,
anggota kelompok secara perlahan-lahan mulai menyesuaikan diri dalam proses kegiatan bimbingan kelompok.
Kegiatan bimbingan kelompok juga dapat membuat anggota lebih berani mengungkapakan pendapatnya secara bertanggungjawab dan menghargai
perbedaan pendapat antar anggota. Lebih jauh, hal tersebut mendorong anggota kelompok untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi dengan orang lain,
artinya anggota kelompok bisa menjaga sikap dan perasaan orang lain. Apa yang disampaikan dalam bimbingan kelompok diharapkan lebih mengenai bentuk
komunikasi yang multi arah. Layanan bimbingan kelompok yang diberikan berisikan materi yang
berkaitan dengan ketrampilan etika pergaulan siswa diharapkan menciptakan dinamika kelompok yang intensif. Pembahasan topik-topik mendorong yang
mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, sikap yang
menujang diwujudkanya tingkah laku yang efektif yang mendorong terciptanya sikap positif siswa dalam kehidupan sehari-hari. Bimbingan kelompok juga
bertujuan untuk membantu individu menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Melalui bimbingan
kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok, maka antar anggota kelompok dapat saling terbuka untuk diri dan perasaanya kepada anggota lain
yang terkait dengan hal-hal yang dapat menciptakan sikap positif terhadap pergaulan siswa sehari-hari.
Berbagai hal yang dihadapi dan yang seharusnya dilakukan oleh siswa dalam kehidupan setiap hari yang dibahas dalam bimbingan kelompok dengan
suasana akrab dan terbuka, sehingga siswa merasa bebas untuk mengungkapakan diri dari permasalahnya dengan bebas dan terbuka. Sehingga pemahaman tentang
etika pergaulan siswa sangat banyak manfaatnya yaitu adanya perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik dan pentingnya etika dalam pergaulan itu mulai
dirasakan. Pada komponen kognitif, siswa memiliki perasaan senang, menerima dan setuju terhadap perlunya ketrampilan etika dalam pergaulan siswa tersebut
akhirnya membentuk kecenderungan untuk bersikap lebih baik, sopan dan beretika dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengamatan pada saat dilaksanakan layanan bimbingan kelompok, awalnya siswa agak malu-malu untuk mengungkapakan pendapatnya
dan hanya beberapa saja yang berani mengeluarkan pendapatnya, serta pertemuan berikut-berikutnta siswa mulai berantusias untuk mengungkapkan pendapatnya.
Sikap ketrampilan etika bergaul siswa mengalami peningkatan dilihat dari hasil
post test yaitu menunjukkan bahwa indikator ketrampilan berkomunkasi verbal
45.71 naik menjadi 85.94 dengan kriteria rendah menjadi criteria sangat tinggi berikutnya adalah indikator ketrampilan berkomunkasi non verbal yakni 45 naik
menjadi 83.75 berikutnya adalah indikator sopan santun dengan jumlah persentase 50.33 naik menjadi 85.67, nilai ini masuk dalam kategori rendah
berubah menjadi criteria sangat tinggi, berikutnya adalah indicator empati yaitu dengan jumlah presentase 47 naik menjadi 86, dan indikator lainnya memiliki
kriteria rendah yakni pada indikator mengembangkan kesadaran diri dengan jumlah persentase 50.33 naik menjadi 92.17.
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji Wilcoxon, diperoleh nilai Z hitung sebesar -2.80, karena nilai ini dianggap nilai mutlak maka tanda negatif tidak
diperhitungkan, jadi nilai Z hitung didapatkan sebesar 2.80. Untuk selanjutnya nilai ini dibandingkan dengan Z tabel dengan taraf kesalahan 0.025, maka didapat
nilai Z tabel sebesar 1.96 berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa nilai 2.80 lebih dari 1.96 maka Z hitung lebih besar dari Z tabel. Oleh sebab itu
hipotesis diterima. Maka dengan demikian layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan ketrampilan etika pergaulan siswa.
4.3 Kendala Dalam Penelitian