. 2.3.7
Peran Anggota Kelompok
Peran yang hendaknya dimainkan oleh anggota kelompok agar dinamika kelompok itu benar-benar seperti yang diharapkan yaitu Prayitno, 2004: 32.
a Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota
kelompok. b
Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kegiatan kelompok.
c Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.
d Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan
baik. e
Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
f Mampu berkomunikasi secara terbuka.
g Berusaha membantu anggota lain.
h Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalankan
peranannya. i
Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.
2.3.8 Peran Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan sinergi dari semua faktor yang ada dalam suatu kelompok, artinya merupakan pengerahan secara serentak semua faktor
yang dapat digerakkan dalam kelompok tersebut. Dengan demikian, dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok.
Bimbingan dan kelompok bermaksud memanfaatkan dinamika kelompok sebagai media dalam upaya membimbing individu-individu yang memerlukan.
Media dinamika kelompok ini adalah unik dan hanya dapat ditemukan dalam suatu kelompok yang benar-benar hidup. Kelompok yang hidup adalah yang
berdinamika, bergerak dan aktif berfungsi untuk memenuhi suatu kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.
Dalam kegiatan bimbingan kelompok, dinamika bimbingan kelompok sengaja ditumbuhkembangkan karena dinamika kelompok adalah hubungan
interpersonal yang ditandai dengan semangat, kerjasama antar anggota kelompok, saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan mencapai tujuan kelompok.
Hubungan interpersonal ini yang nantinya akan mewujudkan rasa kebersamaan diantara anggota kelompok, menyatukan kelompok untuk dapat lebih menerima
satu sama lain, lebih saling mendukung dan cenderung untuk membentuk hubungan yang berarti dan bermakna di dalam kelompok.
Dalam bimbingan kelompok, anggota dapat memanfaatkan dinamika kelompok, para anggota kelompok mengembangkan diri dan memperoleh
keuntungan lainnya. Arah pengembangan diri yang terutama adalah dikembangkan kemampuan-kemampuan social secara umum yang selayaknya
dikuasai oleh individu yang berkepribadian mantap. Ketrampilan berkomunikasi secara efektif, sikap tenggang rasa, member
dan menerima, toleransi, mementingkan musyawarah untuk mencapai mufakat dan sikap demokratis, serta memiliki rasa tanggung jawab sosial seiring dengan
kemandirian yang kuat, merupakan arah pengembangan pribadi yang dapat dijangkau melalui kegiatan bimbingan kelompok dengan memanfaatkan dinamika
kelompok. Melalui dinamika kelompok, setiap anggota diharapkan mampu tegak sebagai seorang yang sedang mengembangkan kediriannya dalam berhubungan
dengan orang lain. Ini tidak berarti bahwa kedirian seseorang lebih ditonjolkan dari pada kehidupan kelompok secara umum. Dinamika kelompok akan terwujud
dengan baik apabila kelompok tersebut benar-benar hidup, mengarah kepada
tujuan yang ingin dicapai, dan membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok dan juga sangat ditentukan oleh peranan kelompok.
Peranan bimbingan
kelompok akan
lebih nyata
apabila kita
membandingkan proses kegiatan layanan konseling perorangan dan layanan konseling kelompok. Dalam layanan konseling perorangan dapat dipastikan
bahwa dinamika kelompok tidak dijumpai atau tidak berkembang. Oleh karena itu, apabila klien yang dibantu melalui konseling perorangan itu memerlukan
bantuan untuk sesuatu tujuan yang bersangkut paut dengan dinamika kelompok misalnya untuk mengembangkan kemampuan hubungan social, maka layanan
bimbingan kelompok yang lebih tepat. Untuk tujuan yang dimaksudkannya itu, klien tersebut perlu diterjunkan ke dalam dinamika kelompok yang aktif. Dalam
keterlibatannya secara langsung, klien akan memperoleh pengalaman dan sekaligus memperkembangkan diri berkenaan dengan masalah dan pencapaian
tujuan yang dikehendaki.
2.3.9 Tahap-tahap Bimbingan Kelompok