membeli beras murahraskin lebih banyak terdapat di pedesaan 65,27 persen daripada perkotaan 35,21 persen, hal ini terjadi di semua provinsi. Pada umumnya
harga beras murahraskin yang dibeli rumah tangga antara Rp. 1.000 sampai Rp. 2.500 per kg. Sedangkan harga rata-rata beras miskin yang dibeli rumah tangga adalah Rp.
2.000 per kg. Secara umum harga tersebut relatif tidak berbeda baik di perkotaan maupun di pedesaan BPS, 2010.
2.10. Siklus Kehidupan Keluarga
Setiap tingkatan keluarga memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda, baik pangan dan nonpangan. Karena kebutuhan berbeda pada setiap tahapan rumah tangga, maka
penggunaanalokasi pendapatan akan berbeda pula. Tiap tahapan keluarga mempunyai kondisi keuangan yang berbeda serta mempunyai orientasi dan tujuan
pengelolaan keuangan yang berbeda pula, sehingga pada gilirannya setiap tahapan keluarga mempunyai alokasi pendapatan yang berbeda Sicat dan Arndt, H., 1991.
2.11. Rasio Beban Tanggungan Dependency Ratio = DR
Dampak keberhasilan pembangunan bidang kependudukan di antaranya terlihat pada perubahan komposisi penduduk menurut umur yang tercermin dengan semakin
rendahnya proporsi penduduk usia tidak produktif, khususnya kelompok umur 0-14 tahun yang semakin rendahnya rasio beban ketergantungan. Semakin kecilnya angka
beban ketergantungan, akan memberikan kesempatan bagi penduduk usia produktif kelompok umur 15-64 tahun untuk meningkatkan kualitas dirinya. Rasio beban
ketergantungan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Mantra, 2000 : DR =
Penduduk umur 0-14 th
+Penduduk umur 65 th ke atas Penduduk umur 15-64 th
×k 2.1
k = Angka konstanta, dan dalam rumus ini besarnya 100.
Universitas Sumatera Utara
2.12. Metode Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menyusun data dalam cara yang bermakna sehingga dapat dipahami. Prosedur analisis data dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis korelasi Pearson, analisis regresi linier berganda dengan metode backward, uji asumsi
klasik uji normalitas, heteroskedastisitas dan multikolinieritas.
2.12.1. Analisis Korelasi
a. Korelasi Pearson
Korelasi adalah istilah statistika yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Hubungan antara dua variabel di dalam teknik korelasi bukanlah
dalam arti sebab akibat timbal balik, melainkan hanya hubungan searah saja. Korelasi ini sering juga disebut Korelasi Product Moment Usman,1995.
Koefisien korelasi adalah ukuran atau indeks dari hubungan antara dua variabel. Koefisien korelasi besarnya antara -1 sampai +1. Tanda positif dan negatif
menunjukkan arti atau arah dari hubungan koefisien korelasi tersebut. Menghitung nilai koefisien korelasi Pearson dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut :
=
∑ −
∑ ∑
{
∑ −
∑
}{
∑ −
∑
}
2.2
dengan :
= koefisien korelasi pearson = jumlah sampel
= variabel bebas ke i, i = 1,2,3,...,k =
variabel terikat
Universitas Sumatera Utara
Arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut :
Tabel 2.1. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Korelasi Tingkat
Hubungan
0,80-1,000 Sangat erat
0,60-0,799 Erat
0,40-0,599 Cukup erat
0,20-0,399 Tidak erat
0,00-0,199 Sangat tidak erat
Sumber : Helmi, 2010.
b. Korelasi Parsial