Tinjauan Pustaka Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Pangan Rumah Tangga Miskin (Studi Kasus di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Medan Tuntungan)

4. Faktor-faktor yang diteliti adalah pendapatan kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, lama berumah tanggausia perkawinan dan jumlah subsidi beras miskin raskin yang diterima.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan korelasi antara pendapatan kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, lama berumah tanggausia perkawinan dan jumlah subsidi beras miskin raskin yang diterima dengan pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga miskin di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi pangan rumah tangga miskin di daerah penelitian.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi instansipemerintah daerah setempat di dalam mengambil kebijakan sehubungan dengan peningkatan kesejahteraan hidup warganya. b. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.

1.6. Tinjauan Pustaka

Tingkat kesejahteraan rumah tangga secara nyata dapat diukur dari tingkat pendapatan yang dibandingkan dengan kebutuhan minimum untuk hidup layak. Perubahan pada tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari pola pengeluaran rumah tangga, yang Universitas Sumatera Utara dibedakan menjadi dua yaitu pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran bukan makanan. Di negara berkembang umumnya pengeluaran untuk makanan masih merupakan bagian terbesar dari total pengeluaran konsumsi rumah tangga. Sebaliknya, di negara yang relatif sudah maju, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa seperti untuk perawatan kesehatan, pendidikan, rekreasi, olahraga, dan sejenisnya merupakan bagian terbesar dari total pengeluaran rumah tangga BPS, 2010. Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin tinggi tingkat pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Tetapi jelas bahwa tingkat pendapatan rumah tangga bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi konsumsi. Tingkat konsumsi untuk suatu barang dari suatu rumah tangga juga dipengaruhi oleh jumlah anggota-anggota keluarga, letak geografis dan lainnya Rahardja, 2004. Secara ekonomi, kemiskinan merupakan suatu kondisi kehidupan serta keluarga yang dialami seseorang sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal hidupnya. Terjadinya kemiskinan ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan satu sama lain yaitu : tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, kondisi geografis dan lainnya. Selanjutnya standar kehidupan atau kebutuhan minimal itu juga berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya, tergantung kebiasaanadat, fasilitas transportasi dan distribusi serta letak geografisnya BPS, 2010. Penduduk yang berada pada golongan pengeluaran rendah, persentase pengeluaran untuk bahan makanan pokok padi-padian dan umbi-umbian sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa penduduk miskin sebagian besar pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan pokok. Semakin tinggi pendapatan maka semakin berkurang persentase pengeluaran untuk makanan pokok, namun semakin tinggi persentase pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi, serta makanan berprotein tinggi seperti daging, telur dan susu BPS, 2010. Universitas Sumatera Utara Menurut Yasril 2008, analisis regresi linier berganda didefinisikan sebagai analisis regresi yang variabel tak bebas Y ditentukan oleh sekurang-kurangnya dua variabel bebas X dan setiap variabel X maupun variabel Y hanya berpangkat satu linier . Regresi linier berganda merupakan perluasan dari regresi linier sederhana. Regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antar beberapa variabel bebas yang biasa X 1 , X 2 , X 3 ...,X k terhadap variabel terikat Y. Jenis data pada analisis regresi linier ganda untuk variabel dependen harus numerik sedangkan untuk variabel independen boleh semuanya numerik atau campuran numerik dengan kategorik. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Model umum regresi linier berganda seperti yang di bawah ini : = + + + + ⋯ + + 1.1 dengan : = variabel terikat = titik potong dengan sumbu tegak intercept , , , …, = koefisien regresi slope , , , …, = variabel bebas = nilai kesalahan error Persamaan umum 1.1, dapat diestimasi dengan persamaan 1.2 di bawah ini : = + + + + ⋯ + + 1.2 Untuk menghitung koefisien regresi persamaan 1.2 digunakan persamaan 1.3 Irianto, 2004, yaitu : ∑ = + ∑ + ∑ + ∑ + ⋯ + ∑ ∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ⋯ + ∑ ∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ⋯ + ∑ 1.3 ∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ⋯ + ∑ ∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ⋯ + ∑ Universitas Sumatera Utara Drapper dan Smith 1992 menyatakan bahwa salah satu metode pemilihan persamaan regresi terbaik adalah metode eliminasi langkah mundur backward. Eliminasi langkah mundur mulai dengan regresi terbesar dengan menggunakan semua variabel bebas X dan secara bertahap mengurangi banyaknya variabel di dalam persamaan sampai suatu keputusan dicapai untuk menggunakan persamaan yang diperoleh dengan jumlah variabel tertentu. Metode eliminasi langkah mundur mencoba memeriksa hanya regresi terbaik yang mengandung sejumlah tertentu variabel bebas X.

1.7. Metodologi Penelitian