commit to user dapat dicapai secara maksimal. Skor diberikan menurut rentangan 1
sampai 4. Secara rinci teknik pemberianpenilaian pernyataan skor
dibedakan menjadi 2 yaitu: 1 Penilaian Pernyataan Positif : Sangat Setuju mendapat nilai 4, Setuju
nilai mendapat 3, Tidak Setuju mendapat nilai 2, Sangat Tidak Setuju mendapat nilai 1.
2 Penilaian Pernyataan Negatif: Sangat Setuju mendapat nilai 1, Setuju mendapat nilai 2, Tidak Setuju mendapat nilai 3, Sangat Tidak Setuju
mendapat nilai 4.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes dan angket. Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar matematika
dan instrumen angket digunakan untuk memperoleh data kategori kreativitas siswa.
4. Uji Coba Instrumen
a. Tes
1 Analisis Butir Instrumen Tes
a Derajad Kesukaran
Menurut Joesmani 1988:119, derajat kesukaran menunjuk seberapa jauh soal itu dijawab dengan benar. Karena itu derajad
kesukaran ditunjukkan dengan berapa persen dari seluruh peserta tes yang menjawab soal tersebut benar. Derajat kesukaran dapat
commit to user dihitung dengan rumus sebagai berikut:
P =
;
x 100 Keterangan:
P = Derajat kesukaran B = Jumlah siswa yang memberi responsi betul.
T = Total jumlah peserta tes Derajat kesukaran antara 25 - 75 dipandang sebagai
derajat kesukaran yang memadai.
b Daya Pembeda Konsistensi Internal
Menurut Joesmani 1988:119, daya beda soal digunakan untuk mengetahui apakah soal tersebut sebagai instrumen dapat
membedakan hasil belajar antara kelompok siswa yang pandai dan kelompok siswa yang bodoh. Daya beda dapat menggunakan
rumus sebagai berikut: r
Ė
= n
∑ XY − ∑ X ∑ Y n
∑ X
.
− ∑ X
.
n ∑ Y
.
− ∑ Y
.
Keterangan: r
Ė
= indeks konsistensi internal untuk butir ke-i n
= banyaknya subjek yang dikenai tes insttrumen X
= Skor untuk butir ke-i dari subjek uji coba Y
= total skor dari subjek uji coba Jika terdapat n butir maka akan dilakukan perhitungan
commit to user sebanyak n kali. Jika indeks untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka
butir tersebut harus dibuang. Budiyono, 2003:65
2 Analisis Instrumen Tes
a Validitas Isi
Nunnaly dan Allen dan Yen dalam Budiyono 2003:55 mengatakan bahwa instrumen dikatakan valid jika mengukur apa
yang hendak diukur. Lebih lanjut, Allen dan Yen dalam Budiyono 2003:60 membedakan validitas isi menjadi dua tipe, yaitu
validitas tampang face validity dan validitas logik logic validity atau validitas sampling sampling validity. Validitas tampang
dipenuhi apabila terdapat similaritas kesesuaian antara hasil tes dengan kemampuan yang relevan yang diukur dengan tes tersebut.
Validitas logik dipenuhi apabila behaviour yang diukur oleh tes dan disain logik dari butir -butir tes telah mencakup aspek-aspek
penting dalam domainnya. Menurut Crocker dan Algina dalam Budiyono 2003:60
langkah-langkah dalam melakukan validasi isi antara lain: 1 Mendefinisikan domain kinerja yang akan diukur pada tes
prestasi dapat berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau pokok-pokok bahasan yang diwujudkan dalam kisi-kisi,
2 Membentuk panel-panel ahli qualified dalam domain-domain
commit to user tersebut,
3 Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-butir soal dengan domain perfomans yang terkait, dan
4 Mengumpulkan data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah 3.
Untuk tes hasil belajar, supaya tes mempunyai validitas isi, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1 Bahan ujian tes harus merupakan sampel yang representatif untuk mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran
tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar.
2 Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat bahan yang telah diajarkan.
3 Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal-soal ujian dengan benar.
Budiyono, 2003:58 Untuk mempertinggi validitas isi, disarankan agar pembuat
soal melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1 Mengindentifikasikan bahan-bahan yang telah diberikan
beserta tujuan instruksionalnya. 2 Membuat kisi-kisi dari soal tes yang akan ditulis. Cara yang
ditempuh adalah membuat tabel dua jalan yang memuat isi
commit to user pokok bahasan yang akan diukur dan aspek tingkah laku yang
akan dinilai menurut Taksonomi Bloom, misalnya. 3 Menyusun soal tes beserta kuncinya. Dalam hal ini menyusun
kunci sesaat setelah menulis soal tes sangat dianjurkan. 4 Menelaah soal tes sebelum dicek. Penelaahan ini akan lebih
baik apabila dilakukan oleh satu tim yang terdiri dari ahli-ahli yang relevan.
Budiyono, 2003:58-59
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Menurut Budiyono 2003:65, suatu instrumen disebut
reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang
yang sama pada waktu yang berlainan tetapi mempunyai kondisi yang sama pada waktu yang berlainan.
Uji reliabilitas dalam instrumen ini menggunakan rumus Kuder-Richardson KR-20 sebagai berikut:
r =
n n
− 1 s
.
− ∑ p
J
q
J
s
.
Dengan: r
= indeks reliabilitas instrumen n
= banyaknya butir instrumen p
J
= proporsi banyaknya yang menjawab benar pada butir ke-i
commit to user q
J
= 1 - p
J
s
.
= variansi total Instrumen tes ini dikatakan reliabel jika r
0,7. Budiyono, 2003:69
b. Angket