Keterkaitan Kreativitas Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Interaksi Model Pembelajaran dan Kreativitas Belajar Siswa dengan

commit to user tersebut tidak signifikan.

2. Keterkaitan Kreativitas Belajar dengan Hasil Belajar Siswa

Kreativitas merupakan kemampuan individu untuk mempergunakan imaginasi dan berbagai kemungkinan yang diperoleh dari interaksi dengan ide atau gagasan, orang lain, dan lingkungan untuk membuat koneksi dan hasil yang baru serta bermakna. Artinya mengembangkan pemikiran alternatif atau kemungkinan dengan berbagai cara sehingga mampu melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang dalam interaksi individu dengan lingkungan sehingga diperoleh cara-cara baru untuk mencapai tujuan yang lebih bermakna. Kreativitas belajar siswa dipergunakan siswa dalam bernalar dan memecahkan masalah yang dihadapi sehingga jika mengalami suatu permasalahan matematika siswa tidak berkutat pada satu jalan keluar. Sehingga dimungkinkan siswa yang memiliki kreativitas yang lebih tinggi memperoleh hasil yang lebih tinggi pula.

3. Interaksi Model Pembelajaran dan Kreativitas Belajar Siswa dengan

Hasil Belajar Model penemuan terbimbing merupakan model pembelajaran yang terpusat pada siswa yang dimana siswa dihadapkan kepada situasi dimana siswa bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan, terkaan, intuisi, dan mencoba-coba trial and error, yang menghendaki guru sebagai penunjuk jalan dalam membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep, dan commit to user ketrampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru. Sehingga dalam pembelajarannya siswa dituntut menggunakan kreativitasnya pada saat trial and error pemecahan masalah, sehingga untuk kreativitas tinggi hasil belajar siswa akan lebih baik daripada kreativitas sedang maupun rendah. Tetapi dalam pembelajaran ini siswa kreativitas sedang dan rendah harus memerlukan waktu yang lebih lama untuk dapat mengikuti dan terlibat dalam proses penemuan sehingga kreativitas sedang dan rendah memiliki hasil belajar yang sama jikapun kreativitas sedang maupun rendah memiliki perbedaan hal tersebut tidak signifikan. Pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran dengan kelompok- kelompok kecil 4-6 siswa yang memungkinkan siswa berdiskusi, berinteraksi, memecahkan masalah dan melaksanakan kewajibannya dalam kelompok sesuai tugasnya masing-masing untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga dimungkinkan tingkat kreativitas sedang maupun rendah dapat berinteraksi dan saling mengisi dengan siswa kreativitas tinggi sehingga hasil belajar juga dapat meningkat seiring hasil belajar masing-masing kelompoknya. Sehingga dalam pembelajaran kelompok kooperatif hasil belajar siswa yang memiliki kreativitas tinggi, sedang, maupun rendah berkemampuan sama. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang selama ini dikenal sehari-hari yang aplikasinya guru sebagai pusat pembelajaran yang didominasi dengan ceramah dan tanya jawab sehingga siswa hanya commit to user bersifat hafalan jangka pendek yang mengakibatkan siswa yang mempunyai kreativitas tinggi mengikuti alur pembelajaran dan memasung kreativisnya untuk lebih berkembang meskipun pada siswa kreativitas lebih tinggi lebih cepat menangkap konsep materi akan tetapi hal tersebut tidak berlangsung dalam jangka waktu lama karena hanya bersifat mengingat dan menyimak. Sehingga dapat disimpulkan pada pembelajaran konvensional hasil belajar siswa kreativitas tinggi, sedang, dan rendah sama. Jikapun terdapat perbedaan dari segi kuantitas hasil belajar akan tetapi hal tersebut tidak signifikan. Kecuali pemaparan di atas, hasil belajar model pembelajaran pada masing-masing kategori kreativitas juga berbeda-beda. Untuk kreativitas tinggi model penemuan dapat lancar digunakan dan dapat lebih mematangkan konsep yang dipelajari daripada siswa kreativitas tinggi yang dikenai pembelajaran kooperatif. Hal ini dikarenakan siswa dengan kreativitas tinggi dapat mengembangkan kemampuannya dalam proses trial and error pada saat menemukan masalah, sedangkan siswa kreativitas tinggi yang dikenai pembelajaran konvensional kemampuannya tidak berkembang terpasung karena pembelajaran didominasi oleh guru dan lebih bersifat menghafal jangka pendek. Sehingga dimungkinkan hasil belajar siswa kreativitas tinggi jika dikenai model penemuan terbimbing akan lebih baik daripada pembelajaran kooperatif dan pembelajaran kooperatif lebih baik daripada konvensional. commit to user Siswa yang memiliki kreativitas sedang dan rendah yang dikenai model penemuan terbimbing dimungkinkan akan memiliki hasil belajar sama dengan hasil belajar yang dikenai pembelajaran kooperatif meskipun secara kuantitas hasil pembelajaran kooperatif lebih baik akan tetapi hal tersebut tidaklah signifikan. Hal ini disebabkan karena pada model penemuan siswa kreativitas sedang dan rendah lebih memakan waktu yang lebih untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Untuk pembelajaran kooperatif siswa kreativitas sedang maupun rendah akan saling bertukar pendapat, berdiskusi, dan saling mengisi sehingga pada kreativitas sedang maupun rendah memiliki hasil belajar yang sama. Sedangkan siswa pada pembelajaran konvensional akan sulit menangkap konsep materi pembelajaran karena hanya bersifat pasif, hanya mendengar, mengingat yang hal tersebut tidak akan tertanam pada ingatan mereka dalam jangka waktu yang panjang. Kerangka pemikiran yang dijabarkan di atas dapat dituangkan dalam Gambar berikut: Model Pembelajaran Kreativitas Siswa Hasil Belajar Siswa Gambar 2.2 Paradigma penelitian commit to user

C. Hipotesis

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA LIQUID CRYSTAL DISPLAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN GEOGRAFI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI SUB RAYON 04 KABUPATEN NGAWI

0 6 163

EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN COOPERATIVE LEARNING DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Eksperimentasi di Kelas IX SMP se-Sub Rayon 04 Kabupaten Wonogiri)

0 2 10

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI Implementasi Pembelajaran Matematika Melalui Model Discovery Learning Berbasis Multimedia Ditinjau Dari Kreativitas Matematika Siswa Kelas VIII SMP Ne

0 2 12

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI Implementasi Pembelajaran Matematika Melalui Model Discovery Learning Berbasis Multimedia Ditinjau Dari Kreativitas Matematika Siswa Kelas VIII SMP Ne

0 3 20

EKSPERIMENTASI MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA SMA SE-KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

1 3 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) YANG DIMODIFIKASI PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MICROSOFT POWER POINT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SMP NEGERI SWASTA SE KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012

0 0 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI SUB RAYON 04 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

0 1 22

Perbandingan Efektivitas Model Penemuan Terbimbing dan Model Problem Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP N 2 Piyungan.

1 1 120

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA MAN YOGYAKARTA.

0 0 85

EKSPERIMENTASI MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA SMA SE-KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Yulianti | 5126 11199 1 SM

0 0 13