Model Pembelajaran Konvensional Kajian Teori

commit to user Kelebihan dari pembelajaran kooperatif, antara lain: a. Melatih siswa mengungkap atau menyampaikan gagasanidenya. b. Melatih siswa menghargai pendapat orang lain. c. Menumbuhkan rasa tanggung jawab-sosial. Menurut banyak keluhan-keluhan guru tentang pembelajaran kooperatif yang sudah dilakukan, diantaranya: a. Pemborosan waktu; b. Siswa tidak dapat bekerjasama dengan teman secara efektif dalam kelompok; c. Siswa yang rajin dan pandai merasa pembagian tugas dan penilaiannya tidak adil; d. Siswa yang kurang pandai dan kurang rajin akan merasa minder bekerjasama dengan teman-temannya yang lebih mampu; e. Terjadi situasi kelas yang gaduh. Rachmadi Widdiharto, 2004:19-20

4. Model Pembelajaran Konvensional

Konvensional dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001:592 berarti tradisional. Lebih lanjut, tradisional diartikan sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan secara turun-temurun 2001:1208. Dipahak lain Maryono 1998:56 berpendapat bahwa pengajaran klasiktradisional adalah pengajaran yang commit to user kita kenal sehari-hari, dimana guru mengajar sejumlah murid dalam suatu ruangan yang mempunyai tingkat kemampuan tertentu. Model konvensional merupakan model yang biasa dilakukan sebagian besar pendidik dengan lebih banyak didominasi metode pembelajaran dengan menggunakan ceramah ataupun ekspositori. Menurut Amin Suyitno 2004:2 metode ceramah adalah cara penyampaian pelajaran dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara berbicara diawal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya-jawab. Pembelajaran konvensional identik dengan paham behaviorisme tingkah laku yaitu pengetahuan disampaikan kepada peserta didik dengan menganggap peserta didik merupakan sebuah botol kosong yang harus isi terus menerus. Jika peserta didik berhasil setelah proses pembelajaran diberi hadiah akan tetapi jika menyalahi prosedur dapat diberi dengan hukuman. Tokoh yang terkenal penganut behaviorisme antara lain Skinner yang terkenal dengan operant conditioning: reinforcement and punishment. Seiring dengan berkembangnya komputer, aliran kognitif yang sempat kalah pamor dengan paham behaviorisme kembali bangkit Marpaung, 2005: 3-4. Menurut beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konvensional adalah proses dari awal pelajaran yang dimulai dengan membahas tugas rumah maupun materi sebelumnya kemudian menyampaikan materi melalui ceramah serta tanya jawab dan diakhiri dengan pemberian tugas ataupun rangkuman materi yang telah commit to user dipelajari. Kelebihan dan kekurangan dari model ini dapat dikembangkan sebagai berikut, kelebihannya antara lain: a. Relatif banyak materi yang dapat disampaikan b. Dapat menampung kelas besar. c. Bahan pelajaran diberikan secara urut oleh guru. d. Guru dapat menentukan hal-hal yang dianggap penting. e. Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual maupun klasikal. Sedangkan kekurangan dari model konvensional antara lain: a. Tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti aktivitas mental siswa. b. Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi bahan pelajaran dan siswa hanya mendengar sehingga hanya bersifat menghafal. c. Jika terlalu dominan pada ceramah terus menerus siswa akan cepat bosan. Kesimpulan dari pembahasan dan definisi model pembelajaran konvensional di atas dapat ditarik kesimpulan tentang langkah-langkah dalam model pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam Tabel 2.3 berikut ini: commit to user Tabel 2.3 Langkah-Langkah dalam Model Pembelajaran Konvensional FASE PERAN GURU a. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Guru memperkenalkan serta menjelaskan tujuan dan latar belakang materi yang diajarkan. b. Mendemostrasikan pengetahuan dan ketrampilan. Guru mendemonstrasikan ketrampilan dan menyampaikan informasi tahap demi tahap. c. Memberikan contoh soal dan pelatihan. Guru memberikan contoh soal dan membahasnya. d. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dan memberi umpan balik. e. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan. Guru mempersiapkan pelatihan lanjutan yang berupa rangkuman, tugas, atau Pekerjaan Rumah PR.

5. Kreativitas

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA LIQUID CRYSTAL DISPLAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN GEOGRAFI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI SUB RAYON 04 KABUPATEN NGAWI

0 6 163

EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN COOPERATIVE LEARNING DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Eksperimentasi di Kelas IX SMP se-Sub Rayon 04 Kabupaten Wonogiri)

0 2 10

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI Implementasi Pembelajaran Matematika Melalui Model Discovery Learning Berbasis Multimedia Ditinjau Dari Kreativitas Matematika Siswa Kelas VIII SMP Ne

0 2 12

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI Implementasi Pembelajaran Matematika Melalui Model Discovery Learning Berbasis Multimedia Ditinjau Dari Kreativitas Matematika Siswa Kelas VIII SMP Ne

0 3 20

EKSPERIMENTASI MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA SMA SE-KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

1 3 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) YANG DIMODIFIKASI PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MICROSOFT POWER POINT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SMP NEGERI SWASTA SE KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012

0 0 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI SUB RAYON 04 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

0 1 22

Perbandingan Efektivitas Model Penemuan Terbimbing dan Model Problem Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP N 2 Piyungan.

1 1 120

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA MAN YOGYAKARTA.

0 0 85

EKSPERIMENTASI MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA SMA SE-KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Yulianti | 5126 11199 1 SM

0 0 13