Beban 150 Beban 100 Kurva Hubungan Beban dan Penurunan .1 Beban 200

berarti ada selisih 0,08 mm dari hasil Pemodelan Elemen Hingga yang lebih besar dibandingkan dengan hasil Loading Test di lapangan. b Penurunan permanen atau rebound plastis adalah sebesar 1,69 mm sedangkan pada hasil output pemodelan Elemen Hingga adalah 1,93 mm, ini berarti ada selisih 0,24 mm dari hasil pemodelan Elemen Hingga yang lebih besar dari hasil Loading Test di lapangan. c Rebound Elastis pada saat pemberian beban 200 adalah 6,43 mm sedangkan pada hasil output pemodelan Elemen Hingga adalah 6,27 mm, ini berarti bahwa ada selisih 0,16 mm dari hasil pemodelan Elemen Hingga yang lebih kecil dari hasil Loading Test di lapangan.

5.7.2 Beban 150

Kurva dibawah ini menunjukkan hubungan antara beban dan penurunan yang terjadi pada saat pemberian beban 150 dari working load seperti terlihat pada Gambar 5.4. Gambar 5.4. Kurva Hubungan antara Beban dan Penurunan 150 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 100 200 300 400 500 600 P en u ru n an m m Beban Ton MEH Load Lapangan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Perhitungan Penurunan Maksimum, Plastis dan Elastis beban 150 Beban 150 Penurunan Beban Penurunan Plastis Penurunan Elastis 525 ton mm mm mm Lapangan 4,77 0,72 4,05 MEH 5,62 1,35 4,27 Dari Gambar 5.4 dan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa hubungan antara beban dan penurunan pada saat diberikan beban sebesar 150 dari working load maka dapat dianalisa sebagai berikut: a Penurunan yang terjadi pada saat pemberian beban 150 adalah 4,77 mm sedangkan pada hasil output pemodelan Elemen Hingga adalah 5,62 mm. Ini berarti ada selisih 0,4 mm dari hasil Pemodelan Elemen Hingga yang lebih besar dibandingkan dengan hasil Loading Test di lapangan. b Penurunan permanen atau rebound plastis adalah sebesar 0,72 mm sedangkan pada hasil output pemodelan Elemen Hingga adalah 1,35 mm, ini berarti ada selisih 0,63 mm dari hasil pemodelan Elemen Hingga yang lebih besar dari hasil Loading Test di lapangan. c Rebound Elastis pada saat pemberian beban 150 adalah 4,05 mm sedangkan pada hasil output pemodelan Elemen Hingga adalah 4,27 mm, ini berarti bahwa ada selisih 0,22 mm dari hasil pemodelan Elemen Hingga yang lebih kecil dari hasil Loading Test di lapangan.

5.7.3 Beban 100

Kurva dibawah ini menunjukkan hubungan antara beban dan penurunan yang terjadi pada saat pemberian beban 100 dari working load seperti terlihat pada Gambar 5.5. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.5. Kurva Hubungan antara Beban dan Penurunan 100 Tabel 5.6. Perhitungan Penurunan Maksimum, Plastis dan Elastis beban 100 Beban 100 Penurunan Beban Penurunan Plastis Penurunan Elastis 350 ton mm mm mm Lapangan 2,74 0,39 2,35 MEH 3,31 0,71 2,60 Dari Gambar 5.5 dan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa hubungan antara beban dan penurunan pada saat diberikan beban sebesar 100 dari working load maka dapat dianalisa sebagai berikut: a Penurunan yang terjadi pada saat pemberian beban 100 adalah 2,74 mm sedangkan pada hasil output pemodelan Elemen Hingga adalah 3,31 mm. Ini berarti ada selisih 0,57 mm dari hasil Pemodelan Elemen Hingga yang lebih besar dibandingkan dengan hasil Loading Test di lapangan. Hal ini agak sedikit berbeda disebabkan karena kontribusi hanya dilakukan dipermukaan tanah akibat dari keterbatasan data yang diperoleh di lapangan serta karena ketidakmampuan model tanah pada program untuk memprediksi kondisi tanah di lapangan. 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 50 100 150 200 250 300 350 400 P en u ru n an m m Beban Ton MEH Load Lapangan Universitas Sumatera Utara b Penurunan permanen atau rebound plastis adalah sebesar 0,39 mm sedangkan pada hasil output pemodelan Elemen Hingga adalah 0,71 mm, ini berarti ada selisih 0,32 mm dari hasil pemodelan Elemen Hingga yang lebih besar dari hasil Loading Test di lapangan. c Rebound Elastis pada saat pemberian beban 100 adalah 2,35 mm sedangkan pada hasil output pemodelan Elemen Hingga adalah 2,60 mm, ini berarti bahwa ada selisih 0,25 mm dari hasil pemodelan Elemen Hingga yang lebih besar dari hasil Loading Test di lapangan.

5.8 Perbandingan Antara Hasil Loading Test di Lapangan dengan Metode Elemen Hingga MEH

Dokumen yang terkait

Analisis Daya Dukung Pondasi Bored Pile Diameter 0,8 Meter Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Sapadia Medan

17 153 144

Analisis Daya Dukung Dan Penurunan Borepile Tunggal Dengan Menggunakan Model Tanah Mohr Coulomb Pada Proyek City Hall Town Square Medan

7 87 199

Analisis Daya Dukung Dan Penurunan Tiang Bor Tunggal Diameter 0,80 M Dengan Menggunakan Model Tanah Soft Soil Dan Mohr-Coulomb Pada Proyek Hotel Sapadia Medan

0 1 30

Analisis Daya Dukung Dan Penurunan Tiang Bor Tunggal Diameter 0,80 M Dengan Menggunakan Model Tanah Soft Soil Dan Mohr-Coulomb Pada Proyek Hotel Sapadia Medan

0 0 2

Analisis Daya Dukung Dan Penurunan Tiang Bor Tunggal Diameter 0,80 M Dengan Menggunakan Model Tanah Soft Soil Dan Mohr-Coulomb Pada Proyek Hotel Sapadia Medan

0 0 6

Analisis Daya Dukung Dan Penurunan Tiang Bor Tunggal Diameter 0,80 M Dengan Menggunakan Model Tanah Soft Soil Dan Mohr-Coulomb Pada Proyek Hotel Sapadia Medan

0 6 86

Analisis Daya Dukung Dan Penurunan Tiang Bor Tunggal Diameter 0,80 M Dengan Menggunakan Model Tanah Soft Soil Dan Mohr-Coulomb Pada Proyek Hotel Sapadia Medan

0 0 2

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE DIAMETER 0.8 METER MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA PADA PROYEK

0 4 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Daya Dukung Bored Pile Diameter Satu Meter Dengan Menggunakan Uji Beban Statik dan Menggunakan Model Tanah Mohr Coulomb Pada Proyek Paragon Square Tangerang, Banten

0 5 55

ANALISIS DAYA DUKUNG BORED PILE DIAMETER SATU METER DENGAN MENGGUNAKAN UJI BEBAN STATIK DAN MENGGUNAKAN MODEL TANAH MOHR COULOMB PADA PROYEK PARAGON SQUARE TANGERANG, BANTEN TESIS

0 0 21