Gambar 2.7 Grafik hubungan beban dengan penurunan menurut Metode Chin.
Kegagalan metode Chin dapat digunakan untuk kedua tes beban yaitu tes beban dengan cepat dan tes beban yang dilakukan dengan lambat. Biasanya memberikan
perilaku yang tidak realistic untuk kegagalan beban, jika tidak digunakan suatu kenaikkan waktu yang konstan pada uji tiang. Jika sepanjang kemajuan tes beban
statis, keruntuhan pada tiang akan bertambah maka garis Chin akan menunjukkan suatu titik temu, oleh karena itu dalam merencanakan tiap pembacaan metode Chin
perlu dipertimbangkan.
Dimana Chin
memperhatikan batasan
beban yang
diregresikan linier yang mendekati nilai 1 satu dalam mengambil hasil suatu tes beban statis, dengan dasar nilai-nilai yang ditentukan dari du acara yang telah
disebutkan. Secara umum dua titik akan menentukan suatu garis dan titik ketiga pada garis yang sama mengkonfirmasikan suatu garis.
2.8 Penurunan Elastis Tiang Tunggal
Menurut Poulus dan Davis 1980 penurunan jangka panjang untuk pondasi tiang tunggal tidak perlu ditinjau karena penurunan tiang akibat konsolidasi dari tanah
Universitas Sumatera Utara
relatif kecil. Hal ini disebabkan karena pondasi tiang direncanakan terhadap kuat dukung ujung dan kuat dukung friksinya atau penjumlahan dari keduanya
Hardiyatmo, 2010. Perkiraan penurunan tiang tunggal dapat dihitung berdasarkan:
a. Untuk tiang apung atau tiang friksi
ܵ =
ொூ ா
ೞ
ௗ
.............................................................. 2.15
ܫ = ܫ
ܴ
ܴ
ܴ
ఓ
..................................................... 2.16
Untuk tiang dukung ujung
ܵ =
ொூ ா
ೞ
ௗ
2.17 ܫ = ܫ
ܴ
ܴ
ܴ
ఓ
…… ............................................. 2.18
Dimana, S = Penurunan untuk tiang tunggal mm
Q = Beban yang bekerja ton
I
o
= Faktor pengaruh penurunan untuk tiang yang tidak mudah mampat Gambar 2.8
R
k
= Faktor koreksi kemudah mampatan tiang Gambar 2.9 R
h
= Faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang terletak pada tanah keras Gambar 2.10
R
μ
= Faktor koreksi angka Poisson μ Gambar 2.11
R
b
= Faktor koreksi
untuk kekakuan
lapisan pendukung
Gambar 2.12
Universitas Sumatera Utara
h = Kedalaman total lapisan tanah dari ujung tiang ke muka
tanah mm, dan D = Diameter tiang mm
Gambar 2.8. Faktor penurunan I
o
Gambar 2.9. Koreksi kompresi R
k
Poulus dan Davis, 1940
Gambar 2.10. Koreksi kedalaman, R
h
Gambar 2.11. Koreksi angkapoison, R
µ
Poulus dan Davis, 1940 Poulus dan Davis, 1940
Gambar 2.12. Koreksi kekakuan lapisan pendukung, R
b
Poulus dan Davis Hardiyatmo, 2010
Pada Gambar 2.8, 2.9, 2.10, 2.11, dan 2.12, K adalah suatu ukuran kompresibilitas relatif dari tiang dan tanah yang dinyatakan oleh persamaan:
R
k
I
Universitas Sumatera Utara
ܭ =
ா
ோ
ಲ
ா
ೞ
......................................................... 2.19
ܴ
=
ଵ ସ
ൗ గ ௗ
మ
....................................................... 2.20
Dimana, K = Faktor kekakuan tiang.
E
p
= Modulus elastisitas dari bahan tiang Mpa, dan E
s
= Modulus elastisitas tanah disekitar tiang Mpa.
2.9. Kapasitas Kelompok dan Efisiensi Tiang Bored Pile